⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA
•
Gibran Andreas Rifaldi. Anak pertama dari keturunan keluarga kaya raya. Sifatnya yang terlalu peduli pada wanita yang ia kenal menjadi bahaya dalam perjalanan cintanya.
Bertemu dengan seorang gadis bernama Zaira Neava...
Jangan lupa tersenyum hari ini! Vote sama komen jangan lupa ❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cemburu Itu Wajar Jika Benar dan Tidak Berlebihan. ***
"Thank'sGib," ucap Monik seraya tersenyum manis pada Gibran.
"Lo yakin Mon gak nginep lagi dirumah gue?" tanya Gibran mengambil helm yang diberikan Monik.
Mereka kini berada didepan gedung apartemen yang akan ditinggali Monik sementara waktu sebelum ia kembali lagi kerumahnya.
"Gue disini aja. Entar malem gue kerumah lo kalau gak ada kerjaan."
"Mau gue jemput?" tanya Gibran menawarkan.
"Gak usah, gampang tinggak naik taksi aja," tolaknya.
"No. Telpon gue nanti kalau jadi."
"Hm," balas Monik seadanya, karena ia menolak pun tidak bisa. Ia tahu sahabatnya itu sangat keras kepala.
"Gue pergi ya," pamit Gibran.
"Iya hati-hati."
"Bye." Gibran mengacak rambut Monik sebelum akhirnya pergi.
Dengan motor hitam besarnya Gibran melaju, membelah jalanan ibu kota dengan segala kemacetannya.
Sesampainya dirumah dia melihat Geraldi yang sedang duduk di teras rumahnya.
"Ngapain lo? Baru juga balik, masa udah kangen gue?" ujar Gibran turun dari motornya dan ikut duduk disamping sahabatnya.
"Jijik." Geraldi memutar bola matanya malas. "Dari mana aja lo? Pake acara bolos latihan segala lagi."
"Nganter Monik balik, tapi makan dulu, jalanan juga macet," jawab Gibran menjelaskan. "Lo ngapain kesini?" tanya Gibran selanjutnya.
"Gue tadi mau nganter Zaira balik, cuman dianya gak mau. Gue kesini mau ngasih tau siapa tau lo mau balik ke sekolah buat nganter dia. Ini udah sore, dia bakal susah buat dapet angkot."
"Udah balik dari tadi, ngapain dia masih disekolah?"
"Ya ekskul lah, emang kayak lo yang pacaran?"
"Gue gak pacaran sama Monik, lo kan juga tau kalau kita sahabatan."
"Friendzone lebih tepatnya," ralat Geraldi, "masa lo gak sadar-sadar kalau Monik punya perasaan lebih sama lo? "Sandra aja pergi karena Monik yang neror dia biar pergi dari hidup lo, masih aja gak mikir."
