016

2.9K 264 18
                                    

Apa kabar hari ini? Terus jaga kesehatannya yaa!🤍

Berbuat baik hari ini yuk, kasih vote sama komen buat cerita aku(◕ᴥ◕)

***

Pagi-pagi sekali Gibran sudah berada dirumah Zaira. Kini dirinya berada di teras rumah bersama Andar— ayah Zaira mengobrol berdua. Andar menyesap kopinya dan menikmatinya. Didepannya ada koran yang sedang ia baca, belum berniat mengajak Gibran bicara.

"Sudah berapa lama kamu pacaran?" tanya Andar, nadanya tegas dan matanya tidak menoleh pada Gibran barang sedikitpun.

"Saya suka dia om, cuman dia nya gak mau pacaran," jawab Gibran takut-takut.

Andar hanya manggut-manggut menahan tawa, ia sangat mengenal gimana watak putri bungsunya itu. "Kamu yang kemarin ketemu di mall?" tanya Andar dan Gibran mengangguk pelan.

"Udah kamu jelasin sama dia kenapa kamu bersama mereka kemarin?"

"Hari ini mau saya jelasin om, dari semalem pesan saya gak dia bales sama sekali."

"Saya bisa percaya saya kamu, jaga Zaira jangan sampai kamu sakiti dia. Dia yang paling berharga bagi saya." Ucapan Ardan begitu tegas, matanya fokus pada koran yang sama sekali tidak ia baca.

Gibran hanya mengangguk pelan, ia tidak yakin untuk terus memberi kebahagian pada Zaira—meski ia akan mengusahakannya. Ia juga manusia biasa yang memiliki celah untuk berbuat kesalahan.

Beberapa menit kemudian akhirnya Zaira keluar membuat Gibran menghembuskan nafasnya lega.

"Ayo," ajak Zaira.

Gibran menatap Zaira aneh, semalaman chatnya tidak ada balasan sedikitpun dari Zaira. Tapi pagi ini Zaira malah bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.

"Ayo Gib buruan, keburu siang entar," ucap Zaira berpura-pura kesal.

Gibran hanya mengangguk meski masih kebingungan. "Pamit om," ucapnya lalu bangkit untuk mencium punggung tangan Ardan.

"Mumpung lagi libur istirahat, jangan kebanyakan mikirin pekerjaan," pesan Zaira kepada ayahnya sebelum pamit pergi.

"Iya sayang, kamu hati-hati. Jangan pulang larut malam."

"Siap pak bos," ucap Zaira mengacungkan jempolnya.

"Tumben pake mobil?" tanya Zaira ketika keduanya sudah berada disamping mobil hitam milik Gibran.

"Lagi males pake motor," jawabnya singkat.

"Tumben," desis Zaira.

"Lo mau pake motor? Bisa. Tar pulang gue jemput lo pake motor," ucap Gibran. Terlihat ia mau memenuhi kemauannya Zaira.

"Terserah lo aja."

Gibran mendengus sebal. Keduanya masuk kedalam mobil dan duduk saling berdampingan.

"Malem kenapa gak bales chat? Malah di read doang," protes Gibran mengawali pembicaraan didalam mobil.

"Marah gara-gara gue main di mall?"

"Cuma komitmen, gak ada status. Gue gak bisa marah sama lo," ucap Zaira sesantai itu.

"Komitmen atau bukan, kalau lo mau marah silahkan, gue malah seneng," ucap Gibran tegas. "Kalau lo gak nyaman sama komitmen, lo mau pacaran sama gue?"

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang