047

2.5K 160 30
                                    

Udah mau ke akhir cerita, jangan lupa vote🥀

Happy Reading❤️❤️

***

"Bundaa," panggil Gibran mengusap lembut kedua bahu ibunya dari belakang.

Losi yang tengah menemani Jian mengerjakan tugasnya pun menoleh. "Mau kemana malem-malem kayak gini? Kalau cuman buat nongkrong, ini kerapihan," ujar Losi menatap pakaian rapih Gibran ditambah aroma maskulin yang sangat tercium.

"Ngapel kali Bun ke rumah pacarnya," jawab Jian ikut campur.

"Heh masih kecil jangan maen pacar-pacaran," ujar Gibran memberitahu, "Di sekolah kan lagi pensi. Puncaknya ya malam ini. Masa Gibran dateng pake baju compang-camping ke sana," jawab Gibran mengarah pada Losi.

"Gak gitu juga," balas Losi, "kesana bareng siapa? Zaira?" Gibran mengangguk menjawab. "Sampein salam Bunda sama dia yah," ucapnya lagi.

"Iya nanti Gibran sampein salam Bunda buat calon mantunya," jawab Gibran bercanda.

"Halah mana mau kak Zaira itu dapet cowok kayak Abang. Kasian kak Zaira-nya," ucap Jian asal menyahut.

"Gak tau aja dia cinta banget sama Abang," sombongnya.

"Udah sana pergi, kasian kalau Zaira nya nunggu lama," titah Losi.

Gibran berdiri mencium tangan Bundanya. "Hari ini jangan ngapa-ngapain dulu, banyak istirahat biar gak stres," pesannya pada Losi.

"Iya. Hati-hati di jalannya, jangan ngebut."

Beralih pada adiknya, Gibran mengusap puncak kepala adiknya pelan. "Abang titip Bunda sama kamu ya. Kalau ada apa-apa jangan lupa kasih kabar."

"Hmm," balas Jian bergumam.

"Yaudah Gibran pergi ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Zaira menghampiri kedua orang tuanya yang tengah duduk diruang keluarga. Duduk bersampingan menonton sinetron yang ditayangkan salah satu channel nasional.

"Ayah Ibu," panggil Zaira memeluk kedua orang tuanya dari belakang.

Inggrid menoleh lantas bertanya, "Mau pensi itu ya?"

"Iya, Bu." Zaira menganggukkan kepalanya merespon.

Sedangkan Ardan malah menaikkan alisnya yang memutih itu heran. "Pensi apa? Acara siapa itu?" tanyanya.

"Acara sekolah, Yah. Malam ini puncak acaranya, masa Za gak dateng," jawab Zaira lembut.

"Malam-malam gini?"

Zaira mengangguk kembali. "Boleh, 'kan?"

"Boleh asal jangan pulang terlalu malam," jawab Inggrid lembut.

"Panggil Helmi sana diatas, biar dia yang nganterin kamu," titah Ardan.

"Gak usah. Zaira pergi sama Gibran kok," jawab Zaira tersenyum singkat.

"Duduk dulu ayah mau bicara. Dia juga masih lama kan datangnya?"

Zaira mengangguk lantas duduk menuruti perintah ayahnya. "Ada apa?" tanyanya.

"Kamu pacaran sama Gibran?" tanya Ardan serius.

Zaira lagi-lagi menganggukkan kepalanya perlahan dan menjawab dengan gugup, "Iya Ayah."

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang