045

2.2K 167 6
                                    

Selamat membaca cerita G I B R A N. Jangan lupa untuk memberikan vote;)

Follow Instagram; jihanhrnsyh_

HAPPY READING❤️

***

Suara aransemen musik mengalun begitu indah. Menyambut kedatangan siswa siswi SMA Gunadarma yang mengenakan pakaian hitam dan putih.

Zaira turun dari motor Gibran. Melepas helm nya dan diberikan pada sang pemilik helm.

"Jangan lupa buat balik bareng gue," ujar Gibran membuat Zaira mengangguk dan tersenyum kearahnya. "Udah makan?" tanya Gibran.

"Belum, entar aja siangan. Bakal sakit perut kalau dipaksa sekarang."

"Nanti siang kapan? Lo bakal sibuk pasti sama stand kelas lo nanti. Sekarang aja biar gue temenin. Gue juga belum makan."

"Gue aja yang temenin lo makan," ucap Zaira.

"Barengan," kata Gibran langsung turun dari motornya dan menggenggam tangan gadis itu dan dibawanya menuju kantin.

Pakaian yang sederhana namun dengan paduan yang pas membuat gaya mereka terlihat sangat keren. Pandangan iri terlihat dari mata gadis-gadis Gunadarma yang ingin menjadi kekasihnya Gibran.

Keduanya lebih memilih duduk ditengah-tengah kantin. Bersama dengan beberapa orang sedang makan juga. Tapi Gibran malah berdiri lagi. Menuju tempat penjual batagor berada. Tau jika kekasihnya itu memang pencinta batagor.

"Nih." Gibran menyodorkan satu piring batagor kehadapan Zaira yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

"Thanks," balas Zaira menatap Gibran.

Gibran hanya mengangguk lantas duduk dihadapan Zaira. Keduanya sama-sama sibuk dengan makanannya.

"Cukup hari ini. Besok-besok sarapannya nasi bukan batagor atau yang lain," ucap Gibran yang telah menghabiskan makanannya lebih dulu.

"Mau bikin gue sakit perut pagi-pagi?"

"Biasain. Kalau gak dibiasin ya selamanya bakal terus kayak gitu."

"Tapi Gib, perut gue gak nerima kalau pagi-pagi harus makan nasi," rengek Zaira memelas.

"Emang kalau siang suka makan nasi? Lebih banyak makan batagor atau nggak yang lain yang bukan nasi."

"Dah lah." Zaira memutar bola matanya malas. Menyenderkan tubuhnya pada kursi dan berhenti makan batagor yang hanya tinggal beberapa suap lagi.

"Abisin. Kalau gak abis kita gak bakal pergi."

"Kenyang Gib. Bisa kembung perut gue entar kalau diabisin semuanya."

"Itu cuman setengah porsi gue pesennya."

"Pantes dikit," jawab Zaira acuh.

"Setengah aja gak abis. Abisin dulu. Mubazir tau, 'kan?"

"Dikit lagi," rengek Zaira, "lo aja ya yang abisinnya? Punya gue ini, kan. Gak boleh jijik loh, Gib."

"Lo yang perlu makan yang banyak. Bisa aja entar lo kecapean."

"Emang lo gak perlu makan? Emang lo gak bakal capek?"

"Gue udah kenyang," jawab Gibran singkat. Raut wajahnya yang perhatian kini sudah jadi datar.

"Iya samaaa Gibrannn. Gue juga udah kenyang." Zaira memegang perutnya yang sakit. Sebenarnya bukan kenyang, ia sudah merasa sakit saat ia paksa buat diisi tadi.

"Terserah lo. Tapi entar kalau sakit bilang sama gue. Jangan bohong."

"Siap boussss," jawab Zaira pada Gibran.

GIBRAN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang