Part 16

23 9 0
                                    

“Lee Donghyuck.” kataku pelan.

“Lee Donghyuck? Siapa dia? Kenapa kamu dicelakai oleh dia?”

“Dia....” suaraku tidak bisa keluar.

“Katakan saja sayang, siapa dia?”

“Dia orang yang aku sukai. Aku nggak tahu kenapa dia seperti itu padaku.”

Kulihat ekspresi mama berubah. Dari ekspresi serius menjadi ekspresi yang lebih santai.

“Ya sudah, jangan dipikirkan. Biar mama yang urus anak itu.”

“Jangan ma.” cegahku pada mama.

“Kenapa? Karena dia orang yang kamu sukai. Jangan seperti itu, sayang. Dia sudah menyakiti kamu, sampai masuk rumah sakit segala.”

Aku hanya menunduk pasrah. Entah apa yang akan dilakukan mama pada Donghyuck.

.
.
.

Satu minggu kemudian, aku mulai berangkat sekolah. Aku masuk ke kelas. Semua temanku menyambutku dengan kekhawatiran mereka.

“Sara kamu baik-baik saja?”

“Ya, aku baik-baik saja.” Aku duduk di kursiku.

“Ra, kamu sudah sembuh? Kok sudah berangkat sekolah sih, harusnya istirahat dulu di rumah.” kata Selly padaku.

“Bosen di rumah terus. Lagian kalo nggak berangkat sekolah, nanti ketinggalan materi.”

“Ya, benar juga sih..”

“Bagaimana keadaan Donghyuck sekarang?” tanyaku pada Selly.
Sudah satu minggu aku nggak mendengar kabar tentang Donghyuck.

“Kamu ini, masih memikirkan dia saja. Udah lah, nggak usah dipikirin orang itu.”

“Tapi, aku penasaran sama keadaannya.”

“Dia baik saja, sekolah dengan nyaman. Ayahnya menutupi fakta bahwa anaknya sudah menimbulkan masalah di sekolah ini. Padahal papa kamu sudah mati-matian menuntut Donghyuck, tapi tetap aja dia berhasil lolos.” jelas Selly padaku.

“Oh gitu..”

“Kok reaksimu biasa banget sih? Harusnya kamu marah sama Donghyuck.”

“Kenapa harus marah? Toh sudah terjadi.”

“Terserah kamu, Ra.”

“Sara.... Kamu sudah sembuh.” Yeri berlari lalu memelukku dengan erat. Hingga kau sesak nafas.

“Ri, lepasin. Aku nggak bisa nafas.”

“Ah maaf..” Yeri melepas pelukannya.

“Ya.”

“Teman-teman aku mau tanya, Mark sudah masuk sekolah belum ya.." tanyaku pada Selly dan Yeri.

“Tadi nanyain Donghyuck, sekarang Mark. Sebenarnya kamu ini khawatirin siapa sih?”

“Aku kan cuma tanya.”

“Dia belum masuk sekolah.”

“Ohh…”

“Sara, sebenarnya apa yang terjadi sih? Kata mama kamu, kamu masuk rumah sakit gara-gara Donghyuck terus apa hubungannya sama Mark?” tanya Selly penasaran.

Aku diam saja. Sejak masuk rumah sakit aku belum berani menceritakan yang sebenarnya terjadi saat itu pada orang lain. Bahkan pada kedua orang tuaku sekalipun.

“Ya nggak apa-apa kalau kamu nggak mau cerita.” Kata Selly saat melihatku enggan untuk menjawab pertanyaannya.

.
.
.

Hypocrisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang