Part 19

40 8 3
                                    

...

Gawat. Gawat sekali. Kenapa aku bisa lengah. Anno si keparat gila. Apa yang mau dia lakukan pada Donghyuck? Detik ini aku berlari tergesa-gesa menuju tempat yang diberitahu oleh Hanif. Kata dia, Donghyuck sedang bersama Anno. Entah kenapa dia mau saja diajak oleh dia. Aku punya firasat buruk. Aku harap Donghyuck tidak kenapa-napa.

Hah.. Hah...

Aku mengatur napasku setelah sampai di tempat yang dikatakan oleh Hanif. Sekolah. Lebih tepatnya mereka ketemuan di lapangan sekolah. Malam hari yang dingin tak mencegah keringatku untuk menetes dan membasahi kaos yang kupakai. Aku melompat melewati gerbang sekolah yang sudah digembok.

Setelah berhasil melewati gerbang, aku langsung berlari menuju lapangan sekolah. Aku sudah sampai di tepi lapangan. Kulihat Donghyuck sudah tergeletak di tanah sambil mengerang kesakitan karena tangannya diinjak oleh Anno. Astaga. Apa yang telah dilakukan Anno pada Donghyuck? Aku berlari menuju kearah mereka. Langkahku terhenti saat Anno tertawa keras.

"Wah.. Siapa ini? Mark Lee? Apa yang kamu lakukan disini? Apa kamu mau melihat sahabatmu tak berdaya?"

"Apa yang kau lakukan?" kulihat Anno mundur 3 langkah.
Aku langsung berlari menuju Donghyuck. Membantunya untuk berdiri. Tapi apa yang dia lakukan? Dia menolak bantuanku.

"Nggak usah bantu. Aku bisa berdiri sendiri." Donghyuck berdiri sambil memegangi tangan kanannya yang sakit akibat injakan kaki Anno.

"Donghyuck, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu seperti ini?" tanyaku bingung melihat kelakuannya padaku.

"Nggak usah sok baik. Aku nyesel berteman denganmu." kata Donghyuck sambil menepis tanganku yang hendak membantunya.

"Maksud kamu apa? Nyesel berteman sama aku? Emang aku salah apa?"

"Nggak usah pura-pura nggak tahu kamu."

Aku bingung dengan sikap Donghyuck yang berubah. Dia pasti mendengar sesuatu tentangku. Dan pelaku utama yang mungkin melakukan itu adalah Anno. Aku langsung menatap Anno tajam.

"Anno, apa yang kau katakan pada Donghyuck?" tanyaku tegas.

"Apa? Aku tidak mengatakan apa-apa." kata Anno sambil tersenyum licik.

"Ish.." Aku mencengkeram kerah baju Anno. Hendak memukulnya, tapi terhenti karena dia mengatakan sesuatu.

"Aku hanya mengatakan sedikit kebohongan padanya. Dan dengan bodohnya dia percaya saja." bisiknya padaku. Mungkin Donghyuck tidak mendengarnya.

"Keparat sialan!!" Aku langsung memukul wajahnya dengan keras. Hingga ia terjatuh ke tanah.

"Hah... Akhirnya diri kamu yang sebenarnya keluar juga." Anno berdiri.

"Apa maksud perkataanmu? Jangan bicara yang enggak-enggak deh."

"Aku udah tahu, Donghyuck juga udah tahu, kalau kamu cuma manfaatin Donghyuck biar terkenal. Sebenarnya kamu itu cuma preman sekolah yang nggak punya kemampuan apa-apa selain berkelahi dan memukul. Lalu mendekati orang cerdas seperti Donghyuck biar kamu ikutan terkenal seperti dia. Apa yang aku katakan benar kan?"

"Apa yang..." perkataanku berhenti setelah menyadari sesuatu. Jadi itu yang menyebabkan Donghyuck membenciku.

"Benar kan? Diam artinya benar."

"Diam kau keparat. Berani-beraninya kamu mengatakan hal seperti pada Donghyuck. Kamu tahu apa tentangku?" aku mulai memukul Anno hingga babak belur.

"STOP!! Hentikan. Mark Lee, hentikan." Hanif menghentikanku untuk terus memukul Anno. Dia baru saja datang.

Aku memberontak hendak memukul Anno lagi. Sampai akhirnya aku dipukul oleh Hanif. Aku diam saja. Berusaha menahan emosiku agar tidak memukul Anno lagi.

Hypocrisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang