Part 21

20 5 0
                                    

“Dia pacarku. Kenapa memangnya? Udah ah, kita pergi saja dari sini.” kataku dengan percaya diri. Aku pun menarik tangan Mark untuk pergi dari sana.

“Hah.. Pacar? Kalian bohong padaku kan? Sejak kapan kamu suka sama dia?” Aku pun balik badan.

“Sejak saat ini.” Aku kembali berjalan sambil menarik tangan Mark.

“Aku tahu kalian bohong. Aku nggak akan percaya omong kosong kalian. HEY!!!” Donghyuck berteriak pada kami, tapi kami tidak memperdulikan-nya dan tetap berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

Kami sampai di parkiran sekolah. Aku masih menggandeng tangan Mark, sehingga teman-temanku yang sejak tadi menungguku mulai menatapku sambil tersenyum. Menyadari sikap teman-temanku, aku langsung melepas tangan Mark.

“Ternyata lagi pacaran toh, pantes lama banget.” kata Yeri sambil terus tersenyum.

“Diam deh. Sudah aku bilang kami nggak pacaran.”

“Beneran? Terus kenapa kalian gandengan tangan?”

“Itu... Karena tadi ada suatu hal, jadi, yahh seperti itu deh.”

“Ohh..” Yeri masih saja tersenyum menatapku dan Mark.

“Udah deh, kapan kita perginya?” tanyaku masih penuh amarah.

Oh iya, aku lupa kalau masih ada Mark di sini. “Mark, kamu pulang aja. Aku udah janji mau pergi sama teman-temanku.” kataku pada Mark.

“Ah iya. Aku pulang dulu ya. Selamat bersenang-senang.”

“Iya, bye..”

Mark mengambil sepeda motornya yang terparkir tak jauh dari tempat kami berdiri. Ia mulai melajukan motornya menuju gerbang sekolah.

“Kenapa nggak kamu ajak aja?” tanya Selly padaku.

“Nggak.”

“Ya udah, yuk kita pergi.”
Kami pun pergi bermain, menghilangkan stres akibat ujian. Juga melupakan kejadian tadi.

.
.
.

“Ra, kemah kamu bawa apa aja?” tanya Yeri.

“Cuma pakaian, perlengkapan mandi, perlengkapan tidur, sama cemilan.” kataku santai.

“Nggak bawa obat apa gitu?”

“Obat apa emangnya. Paling bawa minyak angin aja.”

“Oh oke. Ini bukumu, makasih ya Sara yang baik dan tidak sombong.” Yeri kembali memujiku.

“Ya, ya..”

Oh iya, setelah Penilaian Akhir Semester, sekolah kami mengadakan kegiatan rutin, yaitu kemah. Nggak seperti sekolah kebanyakan yang pergi study tour, sekolah kami selalu mengadakan kegiatan kemah di hutan. Kata kepala sekolah, cara menghilangkan stres setelah ujian adalah dengan mendekatkan diri dengan alam. Sebenarnya aku tidak percaya omongannya, tapi karena dia adalah ayah Donghyuck, orang yang pernah aku sukai dan masih aku sukai hingga saat ini, jadi aku percaya-percaya saja. Kalian pasti berpikir tempat yang cukup luas untuk kemah siswa-siswa satu sekolah. Emang ada lahan yang bisa menampung lebih dari 1.000 orang untuk kemah. Dulu, aku juga sempat berpikir begitu. Tapi setelah bersekolah disini, aku jadi tahu caranya.

Kelas 10 akan kemah di sekolah. Ya, di lapangan sepak bola sekolah kami. Tempat itu cukup luas untuk berkemah satu angkatan. Buktinya aku pernah berkemah di sana bersama teman-teman satu angkatanku, dan muat-muat saja. Kelas 11 akan kemah di bumi perkemahan Cikole. Inilah yang ditunggu-tunggu. Bumi perkemahan Cikole terkenal dengan keasrian alamnya. Sejak aku masuk SMA ini, aku ingin sekali cepat-cepat kelas 11 dan ikut kemah di sana. Karena aku ingin sekali menikmati sejuknya udara di sana. Pasti menyenangkan.

Hypocrisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang