Part 23

30 7 0
                                    

.
.
.

"Sel, itu amplop hijau kan." kataku sambil menunjuk sebuah amplop berwarna hijau yang sengaja ditempelkan di pohon.

"Iya, ayo kita ambil."
Setelah diambil, Selly membuka amplop hijau tadi.

"Apa tulisannya?" tanyaku penasaran.

"Terlihat luas tapi sebenarnya tidak."

"Apa? Apa itu?" tanyaku bingung.
"Nggak tahu. Namanya juga teka-teki, ya harus dijawab."

"Berarti kita harus cari amplop lainnya dong."

"Iyalah, Sara. Udah deh, mending kita balik ke teman-teman dulu."

"Oke"

Kami pun pergi kembali ke tempat teman-teman istirahat tadi. Saat sedang berjalan, aku melihat Mark tengah berjalan sendirian. Aku pun mulai penasaran dan akhirnya mengikutinya. Merasa seperti diikuti, Mark menghentikan langkahnya kemudian balik badan.

"Kamu ngapain ngikutin aku?" tanya Mark padaku.

"Kamu juga ngapain sendirian? Nggak sama teman-teman kamu."

"Aku tersesat. Kamu ngapain ngikutin aku? Nanti kamu ikut tersesat, akunya yang repot."

"Aku cuma penasaran, jadi ngikutin kamu."

"Ya udah, sini. Kita jalan bareng."

"Mau kemana? Bukannya arah perkemahan ke sana ya?" Aku menunjuk ke arah jalan di belakangku.

"Udah, ikut aja." Mark berjalan ke arah hutan. Aku pun mengikutinya.

"Mark tunggu. Jangan cepat-cepat jalannya, aku lelah." Aku sudah kelelahan karena berjalan cukup jauh dan sepertinya kita semakin masuk ke dalam hutan.

"Ya udah, kita istirahat dulu."
Akhirnya kami istirahat, duduk di atas batu yang lumayan besar. Aku meluruskan kakiku dan tanganku bertumpu di atas batu, menyangga badanku. Hening beberapa menit.

"Mark, kamu nggak ada niatan buat temenan lagi sama Donghyuck?"

"Apa?"

Tiba-tiba saja Mark menengok menatapku. Mukanya begitu dekat denganku. Aku menjadi salah tingkah. Reflek, aku langsung menjauhkan diri dari dekat Mark. Akhh... Aku terjatuh dari batu yang kududuki. Merosot ke jurang yang cukup dalam. Kalau saja tanganku tidak sigap meraih akar pohon di dekatku, aku pasti sudah jatuh ke jurang.

"Sara, pegang tanganku!!" teriak Mark padaku.

Aku mencoba meraih tangan Mark yang terulur, tapi karena jarak yang cukup jauh, tanganku tidak dapat meraih tangan Mark.

"Nggak bisa Mark. Terlalu jauh."
Mark lebih mengulurkan tangannya mendekatiku.

"Cepat pegang tanganku!"
Akhirnya aku dapat memegang tangan Mark. Tapi... Bugh Kami jatuh bersama ke dalam jurang.

"Sara, kamu nggak apa-apa? Ada luka nggak?" tanya Mark khawatir.

"Nggak. Aku nggak apa-apa kok."

"Ayo aku bantu berdiri."

"Aduh!!" aku mengaduh kesakitan.

"Kaki kamu keseleo? Akh.. Gimana nih? Bisa jalan nggak?"
Aku mencoba berjalan, tapi tidak bisa. Kakiku sakit sekali.

"Kayaknya nggak bisa jalan deh. Sakit banget."

"Ah... beneran nggak bisa jalan?"

"Iya"

"Akh..." Mark mengacak rambutnya.

"Maaf, ini salahku." kata Mark sambil mengusap tengkuk lehernya.

Hypocrisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang