Part 24

30 7 2
                                    

“I-iya, semua yang dikatakan Mark benar. Aku pacaran dengan Mark dan kita memang dijodohkan.” kataku sambil menundukkan kepala, tidak berani menatap wajah Donghyuck.

.
.
.

“Kenapa kamu bohong sama Donghyuck kalo kita pacaran?” tanyaku pada Mark setelah Donghyuck pergi.

“Emang kenapa? Kamu kan juga pernah bohong sama Donghyuck kalo kita pacaran.”

“Kapan?”

“Waktu di lorong sekolah itu. Kamu bilang kalo aku pacarmu sambil menarik tanganku. Ingat kan?”

“Itu, karena..”

“Karena apa?”

“Aku nggak tahu. Itu kesalahanku. Aku juga menyesal setelah ngomong gitu.”

“Nggak apa-apa. Aku seneng kok.”

“Cih. Udah deh, mending kamu bersihin ini semua, aku mau istirahat dulu.”

“Ya ya, gunakan waktumu sebaik-baiknya biar kakimu cepat sembuh dan tidak perlu merepotkanku lagi.”

.
.
.

Setelah kejadian nyasar di hutan kemarin, aku jadi lebih dekat dengan Mark Lee. Entah kenapa saat ngobrol dengannya selalu nyambung aja. Mulai dari perbincangan garing hingga rencana untuk membantu Mark berbaikan dengan Donghyuck lagi. Sejak ada rencana itu, kami jadi lebih sering bertemu untuk membahas cara berbaikan dengan Donghyuck lagi. Dan sekarang ini, kami berencana bertemu sepulang sekolah di kafe dekat rumahku.

Kring… kring… kring…
“Ra, nanti jadi ikut kita jalan kan?” Tanya Selly padaku.

“Maaf Ri, aku udah ada janji lain. Lain kali aku ikut ya.. maaf banget, tapi aku lagi buru-buru banget nih.” Kataku buru-buru.
Tiba-tiba Yeri menarik tanganku.

“Kamu ini kenapa sih? Sekarang jadi jarang main sama kita. Di grup juga nggak pernah muncul.” Kata Yeri meninggikan suara.

“Maaf, Ri. Nanti ya, aku buru-buru banget nih. Udah ditunggu.”

“Siapa yang nunggu kamu sampai teman aja dicuekin.”

“Maaf Yeri. Nanti aja ya bahasnya.”

“Sara, kamu mau kemana? Kamu mau menghindari kami? Baiklah. Kamu boleh pergi, tapi kita tidak akan berteman lagi.”

“Yeri kamu ini kenapa sih? Kan aku udah bilang, hari ini aku nggak bisa main sama kalian. Kenapa kamu marah padaku?”

“Yeri, Sara, udahlah. Jangan bertengkar.” Kata Selly melerai kami.

“Kamu juga, Selly. Sekarang kamu belain Sara?”

“Nggak bukan gitu maksudku. Aku Cuma nggak mau persahabatan kita hancur Cuma karena masalah kayak begini.”

“Selly, aku Cuma mau tau alasan Sara nggak pernah main sama kita. Itu aja. Apa nggak boleh?”

“Yeri, oke. kita udahan ya bertengkarnya. Seperti kata Selly, aku juga nggak mau kita musuhan Cuma karena ini. Aku janji bakal lebih sering main sama kalian, jadi jangan marah lagi ya..”

“Kalau gitu ikut kami main hari ini.”

“Maaf, hari ini aku nggak bisa. Aku udah ada janji.”

“Janji sama siapa sih? Sampai nggak bisa ditunda gini.”

“Mark.”

“Mark? Mark kelas 11-4?” Tanya Selly terkejut.

“Iya.”

Hypocrisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang