.
.
.Setelah Sara menyatakan perasaannya pada Mark, mereka resmi pacaran sejak hari itu. Hari selanjutnya, hari Minggu, mereka janjian untuk nge-date. Mereka menonton film di bioskop, makan di restoran, jalan-jalan di mall, dan bermain di timezone. Mereka sangat senang dan menikmati waktu mereka berdua.
“Hahh, nggak kerasa besok udah sekolah aja. Aku masih ingin libur.” eluh Sara pada Mark. Sekarang mereka sedang nongkrong di sebuah kafe.
“Iya, seharusnya liburannya lebih lama lagi. Dengan begitu kita bisa liburan bareng ke suatu tempat yang jauh.”
“Iya sayang banget.”
“Sama, aku juga sayang sama kamu.” celoteh Mark membuat jantung Sara berdegup kencang.
“Apa sih, sekarang kamu pintar ngegombal ya..”
“Dari dulu juga gitu kali. Kamu aja nggak tahu.”
“Masa’ sih”
“Hemm... Lain kali kita harus liburan bareng, oke.”
“Janji loh.”
“Iya janji. Sekarang kita pulang aja yuk. Aku anter pulang, sekalian mau nyapa papa mama kamu. Udah lama nggak ketemu, terakhir waktu kita mau dijodohin itu ya..”
“Kamu beneran mau ketemu sama mama papa?”
“Iya, emang kenapa?”
“Nggak apa-apa”
“Kamu pikir aku mau minta izin buat nikahin kamu apa?”
“Apa?”
“Nggak, bercanda. Aku cuma mau nyapa aja kok. Orang tua kamu ada di rumah kan?”
“Ada kok.”
“Oke, kalo gitu kita pulang.”
.
.
.“Selamat sore om, tante. Sudah lama nggak bertemu.”
“Iya, sudah lama ya. Oh ya, duduk dulu, nak Mark.”
“Iya, tante. Terima kasih.” Mark duduk di sofa.
“Ini diminum dulu.” Mama Sara menyuguhkan teh hangat pada Mark, kemudian duduk di sofa depan Sara dan Mark.
“Iya tante. Terima kasih.”
“Jadi kalian sudah pacaran ya?”
“Apa?” Mark terkejut dengan pertanyaan dari Mama Sara.
“Mama..”
“Aku sudah punya firasat kalau kalian pacaran. Benar kan?”
“Iya tante, saya pacaran sama Sara. Saya kemari mau minta izin sama om tante untuk berpacaran sama Sara.”
“Kenapa harus minta izin segala. Kami sudah jelas merestui, dulu juga kalian udah mau dijodohkan kan?”
“Terima kasih tante sudah merestui. Oh ya, om Deksa dimana?”
“Paling juga di ruang kerjanya. Nanti akan aku sampaikan pada papanya Sara, tenang saja.”
“Iya, tante.”
.
.
.“Sara!! Aku kangen sama kamu!!” Yeri memeluk Sara yang baru saja masuk ke kelas dengan antusias.
“Iyaa!! Aku juga kangen kalian!!” Sara membalas pelukan Yeri dengan antusias pula. Setelah beberapa saat, mereka melepas pelukan mereka.
“Selly, aku kangen!!” Sara memeluk Selly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrisy
FanfictionSara "Lee Donghyuck. Dia, cinta pertamaku. Dia mood booster-ku. Dia selalu membuatku happy, disaat aku sedih. Dia segalanya bagiku. Tapi... Dia licik. Dia menyakitiku tanpa alasan yang jelas." Donghyuck "Sara, mengapa aku menyakitimu? Ini diluar ke...