Vote dan komen jangan lupa ya, readers...
“Apa kamu bilang?” teriak Yeri kaget.
“Kamu ditembak Mark? Sejak kapan dia suka padamu?” Tanya Selly penasaran.
“Iya, aku tidak tahu, dia tidak memberitahuku. Tapi ada yang aneh. Dia menyuruhku untuk menjauhi Lee Donghyuck.”
“Apa? Kenapa dia menyuruhmu menjauhi Donghyuck? Aneh tuh orang.” Kata Yeri antusias.
“Mungkin dia cemburu sama Donghyuck. Jadi, dia suruh kamu untuk jauhin Donghyuck.”
“Yah nggak gitu juga kan. Masa suruh aku ngejauh dari Donghyuck?”
“Iya juga sih..”
Kami melanjutkan bercerita tentang Mark. Tiba-tiba Pak Supriyadi, guru matematika masuk ke kelas. Kami pun mengakhiri perbincangan dan mengeluarkan buku matematika.
Pagi ini, kelasku akan diberi sarapan berupa rumus-rumus asing dan sedikit motivasi kehidupan. Yah, memang guru matematikaku multitalenta, selain bisa mengajar matematika, beliau juga sering memberikan motivasi di sela-sela jam pelajaran agar anak didiknya tidak bosan dengan angka.
Waktu istirahat, aku berniat untuk pergi ke kelas 11-4. Kalian pasti berpikir kalau aku ke sana untuk mengapel Donghyuck, tapi kalian salah. Aku ke sana untuk bertemu dengan Mark. Aku masih penasaran dengan ucapannya kemarin sore.
Ketika sampai di depan kelas 11-4, aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Tidak ada sosok yang aku cari. Oke, mungkin dia pergi ke kantin. Jadi, aku berniat untuk pergi ke kantin, sekalian untuk membeli snack untuk mengganjal perutku yang keroncongan.
Saat aku berbalik arah, aku dikagetkan oleh sesosok yang selalu membuatku terkena serangan jantung dadakan. Siapa lagi kalau bukan Lee Donghyuck.
“Selamat siang, Sara. Ngapain ke sini? Ada keperluan apa di kelasku?” tanyanya dengan senyum manisnya yang membuatku semakin berdebar.
“Ah iya, selamat siang. Nggak ada apa-apa kok. Tapi aku mau Tanya, Mark itu dari kelas 11-4 kan?” tanyaku basa-basi.
“Iya, memang kenapa? Kamu sedang mencarinya?” Tanya Donghyuck padaku.
“Iya, sekarang dia dimana ya?”
“Oh, Mark nggak berangkat sekolah hari ini. Katanya sih sakit. Memang ada apa mencarinya?”
“Nggak apa-apa kok. Ya udah aku ke kantin dulu. Bye..”
“Bye..”
Aku berjalan cepat menuju ke kelas. Aku tambah penasaran, sepertinya kemarin dia baik-baik saja. Kenapa sekarang dia tidak berangkat? Pakai alasan kalau dia sakit lagi? Apa dia berusaha menghindariku?
Pikiranku masih terpusat pada rasa penasaranku pada sesosok bernama Mark itu. Sampai pikiranku terbuyarkan oleh getaran ponselku yang menandakan ada notifikasi pesan yang masuk.
“Kamu nggak ke kantin? Katanya mau ke kantin?” Tanya seseorang yang nomornya tidak aku simpan.
Siapa? Aku pikir orang yang mengirim pesan tadi adalah Donghyuck karena tadi aku bilang padanya kalau aku mau pergi ke kantin. Namun, kenyatannya aku malah balik ke kelas. Tapi, kenapa dia bisa tahu kalau aku nggak ke kantin? Apa dia juga pergi ke kantin?
Me : Lee Donghyuck?
Donghyuck : Oh kamu tahu ini aku ya.. Kenapa kamu nggak ke kantin?
Me : Lagi ngerjain tugas di kelas.
Sejak Mark mengatakan kalau aku harus menghindari Donghyuck, entah kenapa aku merasa sedikit was-was pada Donghyuck. Tapi aku tetap tidak bisa untuk menghindari Donghyuck, seperti apa yang dikatakan Mark. Tidak bisa. Sampai kapanpun tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrisy
FanfictionSara "Lee Donghyuck. Dia, cinta pertamaku. Dia mood booster-ku. Dia selalu membuatku happy, disaat aku sedih. Dia segalanya bagiku. Tapi... Dia licik. Dia menyakitiku tanpa alasan yang jelas." Donghyuck "Sara, mengapa aku menyakitimu? Ini diluar ke...