>>5

244 21 3
                                    

Sang surya mulai tertib dari arah timur. Sinar silaunya menembus dinding kaca, sehingga mengenai wajah seorang gadis yang masih tertidur pulas.

"Raya!!!! Bangun udah siang!!!" Teriak Rara-mamanya. Sambil menggedor-gedor pintu kamar Raya.

Raya yang mendengar samar samar suara panggilan mamanya. Malah menyumpal telinganya dibawah bantal.

"Rayaaa!!" Teriak Rara lagi. Dan lagi hingga beberapa kali barunya mendapat sahutan dari dalan sana.
"Iya ma! Raya mandiii"

Tepat pukul enam lewat tiga puluh menit. Raya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Kali ini bukan lagi rok pendek diatas lutut, bukan juga baju atasan yang ketat. Raya sudah merubah penampilannya seperti semula.

Btw, soal kemarin Raya berpenampilan seperti itu apakah tidak ditegur oleh mamanya?
Ya jawabannya adalah Raya berangkat pagi-pagi dari rumah memakai seragam sperti biasanya. Lalu dia mampir kerumah teman lamanya untuk meminjam baju sekolah yang kekecilan itu!

"Buruan sarapan. Nanti telat kamu" kata Rara.

"Emm papa mana?" Tanya Raya saat tidak melihat keberadaan papanya di ruang makan.

"Udah berangkat. Jadi kamu berangkat naik angkot" singkat Rara. Hampir saja membuat Raya tersedak saat meminun susu.

"Angkot ma?!" Raya kembali memastikannya. Dan diangguki oleh Rara.

"Kenapa mama gak bilang dari kemarin sih! Udah jam segini cari angkot susah ma" Raya mengomel-omel tidak jelas sambil bersiap siap. Sekarang dia harus cepat-cepat berangkat. Kalo tidak gerbang akan ditutup.

"Raya berangkat maaa" pamit Raya dengan mencium punggung tangan mamanya itu.

**

Raya sampai digerbang sekolah dengan nafas tak beraturan. Perjuangannya lari dari kemacetan tadi terbuang sia-sia.

Pintu gerbang SMA Bintang sudah tertutup rapat.

"Pak Ben!" Panggil Raya kepada bapak satpam penjaga sekolah.

"Neng telat ya?" Tanya Pak Ben.

Raya mengangguk kuat, "iya nih pak Ben. Bukain dong! Kan Raya telat baru kali ini"

"Aduh neng! Bapak gak berani atu. Nanti bisa kena marah pak Bandi" jelas satpam itu.

"Please pak!" Mohon Raya. Namun Pak Ben tetap pada pendiriannya untuk tidak membukakan gerbang.
Sial.

Dari kejauhan Raya melihat Pak Bandi dan Bu Retno sudah mulai berkeliling. Bisa gawat kalau Raya sampai ketahuan oleh dua guru BK itu. Bisa bisa sampai jam istirahat berdiri di depan tiang bendera.

Raya memilih pergi kearah belakang sekolah. Dia menatap bangunan tinggi yang menjulang didepannya.

"Ya Tuhan, kenapa tinggi banget!" Dumel Raya. Jujur dia pun tak tau caranya memanjat.

Raya menatap gerbang itu frustasi.

"Telat juga?" Entah dari mana datangnya cowok itu. Tiba tiba saja sudah berada di samping Raya.

Raya hanya diam tak menjawab. Lagi pula Raya tak mengenalnya. Jika dilihat dari bad seragamnya sih. Satu sekolah sama Raya. Satu angkatan lagi, kelas 11.

Kok gue gak pernah liat nih cowok ya Batin Raya.

"Naik ke pundak gue!"

"Ha?!" Raya tidak paham apa maksud cowok itu. Karena sendari tadi dia malah melamun. Tapi jika dilihat cowok itu sedang berjongkok didepannya.

"Lempar tas lo! Gue bantuin masuk!" Ucap cowok itu. "Buruan gue gak akan ngasih kesempatan kedua!"

Entah angin dari mana Raya menurut saja. Dia menginjakkan kakinya dipundak cowok itu. Sehingga dia bisa naik ke atas gerbang.

"Aaaa!!!" Teriak Raya saat sudah sampai diatas sana.

"Kenapa?!" Panik cowok itu.

"Tinggi banget! Gue gak berani loncat kebawah! Kalo mati gimana coba?!" Bukannya terimakasih. Raya malah marah marah.

"Cih!loncat aja. Gak akan kenapa-napa lo!" Kata cowok itu. Namun Raya menggeleng.

"Percaya sama gue! Buruan! Daripada ketauan guru" kata cowok itu lagi. Namun Raya tetap Raya. Gadis itu takut untuk melakukannya.

Alhasil, cowok tadi memanjat gerbang dengan mudahnya. Dan loncat dengan gampangnya. Turun dengan mulusnya. Cowok itu berhasil masuk kedalam kawasan sekolah.

"Huft!" Desisnya.

"Kok lo?! Gampang banget sih!" Omel Raya.

"Emang gampang!" Jwabnya enteng. "Buruan lo turun! Mau sampai kapan disitu?!" Lanjutnya.

"Gue takut!"

"Loncat cepet! Gue tangkep" kata Cowok itu.

"Beneran kan?"

"Iya buruan!"

Dengan berani akhirnya Raya loncat. Dan benar cowok itu berusaha menompang tubuh Raya agar tidak abruk ketanah.

"Huft akhirnya" kata Raya merasa lega.

"Maka----" ucapan Raya terpotong karena cowok itu sudah tidak lagi bersamanya. "Tu cowok kemana? "

Hallo👐
Bertemu lagi dengan cerita AngkasaRaya

Gimana buat part ini?
Penasaran siapa cowok yang nolongin Raya?

Tunggu di next cerita 😊

Oke gaes, buat vote and coment jangan lupa❤

Thank you,
noviiiealoka

AngkasaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang