>>33

175 14 9
                                    

Bagian ketiga puluh tiga.
Happy reading 💕

Raya menginjakkan kakinya diparkiran sekolah SMA Bintang. Dia baru saja keluar dari mobil yang dikendarai oleh Aezar.

Setelah Aezar berada disampingnya dan mereka ingin pergi kekelas masing-masing.

Raya kembali dikejutkan dengan kedatangan Angkasa dan Amela.

Seketika Raya langsung teringat perihal pesan yang dikirimkan oleh Lucky tadi pagi.

Aezar menatap Raya yang kini tengah melamun. Ada sebuah desiran rasa yang aneh didalam hatinya.

"Raya..."

Panggilan Aezar membuat Raya menoleh dengan kaget.

Raya jadi gelagapan tak menentu. "Biar gue bantu!" Ucapnya asal. Dia mulai membantu Aezar berjalan dengan hati-hati.

Sebenarnya Aezar ingin protes, karena merasa sikap Raya kurang tepat. Dia masih bisa berjalan sendiri tanpa dipapah. Namun melihat gadis yang dia sayangi sekaligus dia cintai bisa sepengertian ini, membuat Aezar merasa teristimewakan.

Sementara Raya, pikirannya selalu bercabang dan mengarah ke Angkasa.

"Udah sampai dikelas lo," ujar Aezar.

Raya menatap kelas yang bertuliskan XI Mipa4 dengan kerutan dikeningnya. Padahal dia ingin mengatarkan Aezar kekelasnya, kenapa sekarang malah dia sudah berada didepan kelasnya?

"Semangat belajarnya, bentar lagi ujian kenaikan kelas," ucap Aezar sambil mengelus lembut rambut milik Raya.

"Gue masuk ya, Zar. Makasih", balas Raya dengan senyuman tipis.

***

Baru saja Angkasa menginjakkan kaki dikelasnya. Dia sudah disambut dengan ledekan oleh Angga.

"Ada yang lagi deket nih sama senior," cibir Abril.

"Berangkat bareng okelah," Abril menambahkan.

Angkasa masih bersikap bodoamat tambah membalas mereka. Selagi namanya tidak disebut dia akan diam.

"Ada yang pura-pura lupa tapi bukan mahen," kata Angga.

"Pura-pura lupa sama kejadian tadi pagi", sambung Abril.

Melihat Angga dan Abril terus menyindir Angkasa. Aezar hanya bisa menghela nafas. Dia sebenarnya ingin bertanya, namun dia takut terlalu mencampuri urusan Angkasa. Apalagi sekarang mereka berdua tengah terlibat cinta segitiga.

"Woi Sa! Gak peka banget sih lo!" Teriak Angga dengan gemas. Sendari tadi ocehannya tidak ditanggapi oleh Angkasa.

"Apa?!" Tanya Angkasa galak.

"Udah berpaling hati lo?" Sindir Angga.

"Udah nyerah karena ditolak?" Lagi lagi Abril menambahkan.

"To the point aja." Balas Angkasa

"Kenapa lo bisa sering banget sama Amela? Lo kasih harapan sama dia?" Tanya Angga. Angkasa membalas dengan lirikan malas. Dia sungguh malass berurusan dengan cewek hari ini.

"Bukan urusan lo!"

"Parah lo. Main rahasia-rahasia sama gue. Kan gue makin kepo!" Jawab Angga.

AngkasaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang