"Apakah semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua?"
Malam yang indah ditemani beribu bintang menjadi saksi bisu, rencana kedua orang ini.
"Gue akan lakuin apapun supaya lo bisa nerima gue sebagai pacar lo" ungkap seorang pria berkemeja putih itu.
Seorang gadis tersenyum puas, "oke, gue pengen lo deketin Raya lagi, lo baperin dia lagi, sampai Raya percaya kalo lo tulus sama dia. Terus lo hempas dia, buang dia layaknya sampah yang gak lo butuhin lagi!"
"Tapi... okelah. Deal!" Cowok itu menyanggupi permintaan gadis yang dicintai.
***
Raya baru saja menginjakkan kakinya di SMA Bintang. Koridor sudah cukup ramai oleh para siswa siswi
"Ray! Raya!" Merasa ada orang yang memanggil namanya. Raya pun menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sumber suara itu.
"Ray!" Raya terkejut saat seseorang menepuk pundaknya.
"Astaga! Lucky!" Kata Raya. Si pelaku malah cengar cengir.
"Ada apa?" Tanya Raya. Tumben si Lucky memanggilnya.
"Mau pulang bareng gak?" Kata Lucky dengan cool. Aduh! Bikin Raya meleleh deh.
Raya ingin sekali menjawab 'iya' tapi dia gengsi. "Masih pagi udah mikirin pulang aja!" Elak Raya.
Lucky tersenyum lalu mengacak rambut Raya dengan gemas.
"Lo tu lucu ya! Nyesel gue ninggalin lo!" Pekik Lucy. Raya dibuat melongo dengan ucapannya."Mau ya?" Tanya Lucky sekali lagi. Dan Raya mengangguk.
***
Jam istirahat telah tiba, banyak atau bahkan semua siswa dan siswi berbondong-bondong pergi ke kantin.
Untung saja Raya dan Ranti sudah mendapatkan bangku. Syukurlah, mereka bisa makan dengan nyaman.
"Ran, gue pengen cerita nih" kata Raya. Ranti yang sedang memakan kentang gorengnya hanya membalas dengan anggukan.
"Lucky ngajakin gue pulang bareng" Ranti langsung berhenti memasukkan kentang goreng kedalam mulutnya.
"Lucky?" Ranti mengulang nama itu untuk memastikan. Dan Raya mengangguk, "menurut lo gimana?"
"Gak usah! Gak inget lo di tinggal tanpa pamit? Terus lo berubah jadi orang aneh gitu?" Ranti memperingatkan. Tidak kah Raya memikirkan itu? Tidak ingatkah kejadian dulu?
"Tapi.. gue terlanjur bilang iya" jujur Raya. Ranti menepuk jidatnya pelan. Untuk apa Raya bertanya padanya jika dia sudah memberikan jawabn iya pada lucky?
Ditengah keheningan Raya dan Ranti. Tiba tiba saja Aezar, Angkasa dkk duduk semeja dengan mereka.
"Ngapain lo!" Jutek Raya. Disampingnya Angkasa sudah duduk manis sambil menikmati nasi goreng yang dia bawa.
"Lo buta? Gue lagi makan" jawab Angkasa. Raya melirik tajam namun akhirnya membiarkannya. Lagipula, semua meja dikanti sudah penuh. Tidak ada lagi yang tersisa selain meja miliknya.
"Ranti, kok diem aja sih" goda Angga. Dasar kampret! Untung saja Ranti tidak menanggapi.
"Eh ngga! Lo gimana sih, kan si Ranti baru makan. Udah deh lo jangan ngerese!" Ujar Abril. "Ran, nanti pulang bareng ya?!" Lanjutnya. Langsung saja kotak tisu melayang ke kepala Abril.
"Nikung gue ya lo!" Kata Angga. "Jangan mau Ran!" Tegasnya.
"Eh lo pada ngapain sih? Cari cewek lain sana, jangan sama sahabat gue. Gak ridho gue!" Ungkap Raya. Semua jadi tertawa.
"Mampus lo gk dapet restu dari temennya!"
"Dih bodoamat! Yang penting dapet restu dari orang tuanya!"
"Kurangin deh Halu lo"
"Ah sirik aja deh lo!"
***
Pukul 15.00 , bel tanda pelajaran telah usai pun sudah berbunyi. Raya merapikan buku-buku yang berserakan diatas meja, kemudian memasukkannya kedalam tas.
Baru satu langkah Raya keluar dari pintu. Dia sudah mendapati pertengkaran dua orang dihadapannya ini.
"Ngapain lo kesini?!" Tanya Lucky dengan suara tinggi. Bukannya takut malah Angkasa lebih tegas. "Elo yang ngapain kesini?!"
Keduanya saling dorong mendorong. Ada juga yang sampai terjatuh.
"Eh lo pada ngapain sih?!" Bentak Raya.
"Ray pulang bareng gue!" Tegas Angkasa.
Dan Lucky langsung menolak keras.
"Nggak! Raya pulang sama gue!""Sama gue!"
"Gue!"
"Lo cabut sana!"
"Nggak! Gue bareng Raya!"
"Diem!!!!" Teriak Raya. Kepalanya bisa pecah mendengar adu mulut kedua cowok ini.
"Sa, gue pulang bareng Lucky. Tadi gue udah bilang sma dia" jelas Raya dengan hati-hati. Terliat raut ketidak sukaan Angkasa saat itu.
Lucky tersenyum miring atas kemenangannya. "Yuk Ray!" Ajak Lucky dengan merangkul pundak Raya.
"Nggak usah pegang-pegang!" Bentak Raya. Lucky terlihat malu, kemudian melepaskan tangannya dari pundak gadis itu.
Angkasa tersenyum tipis. Lalu pergi tanpa kata.
Vote and comen💕
KAMU SEDANG MEMBACA
AngkasaRaya
Teen FictionRaya Kinanthi cantik, manis, imut, sifatnya yang selalu ramah membuatnya disukai banyak orang. Murah senyum, mudah bergaul, pintar dan sedikit keras kepala. Semenjak kabar putusnya dengan Sang Most Wanted Di SMA Bintang, Lucky, atlit pelari itu, si...