"Memilikimu adalah halusinasi, kamu objek yang nyata. Namun terasa fatamorgana"
Happy reading 💕
Raya menyenderkan kepalanya. Menoleh kesamping dengan suasana hati yang kacau.
Saat ini dia sedang berada didalam taxi untuk menuju rumahnya. Setelah itu pergi menemui Aezar.
Namun dia terus memikirkan sorot mata Angkasa saat terakhir kali melihatnya tadi.
"Maafin gue, Sa". Raya menyesal karena tidak bisa menolak permintaan Aezar. Rasa bersalah terus menyelimuti dirinya.
"Lo itu objek yang nyata, tapi terasa fatamorgana". Raya tersenyum miris mengucapkan kalimat tersebut.
Tak terasa dia sudah sampai di depan rumahnya. Dia segera memberikan ongkos dan keluar dari taxi.
"Udah pulang sayang?" Rara bertanya kepada putrinya yang baru saja hendak menaiki tangga.
"Iya ma" jawab Raya. "Aku ke kemar dulu"
Rara mengangguk lalu duduk di sofa untuk membaca majalah.
Raya segera mengganti seragamnya dengan baju santai yang pantas digunakan untuk pergi.
Mengambil tas slempangnya yang berwarna crem. Lalu memasukan barang yang dia perlukan. Tak lupa ponsel dan juga dompet.
"Ma, Raya mau ke rumah Aezar," pamit Raya.
Rara menatap heran, "kamu kan belum makan. Kenapa buru-buru?"
Raya tersenyum, "Raya udah makan tadi bareng temen-temen sekolah"
"Aezar gapapa kan?" Rara bertanya.
"Gapapa. Raya cuma mau nemenin Aezar check up . Besok ada pertandingan basket," Raya memberitahu.
Rara mengangguk mengerti. Lalu mengizinkan Raya untuk pergi. Setelah putrinya itu mencium punggung tangannya dan berpamitan. Rara mengucapkan, "hati-hati sayang"
***
Raya tiba dirumah Aezar pukul 5 sore. Dan pemuda yang hendak dia temui sudah siap di ruang tengah.
"Udah siap?" Aezar bertanya kepada gadis yang baru saja datang ke rumahnya.
Raya mengangguk sebagai jawaban. Lalu mengikuti langkah Aezar yang keluar dari rumahnya menuju mobil.
Aezar menjalankan mobilnya menuju rumah sakit. Disepanjang perjalanan tidak ada obrolan ataupun candaan. Benar-benar bukan seperti Aezar dan Raya yang dulu.
Aezar yang merasakan ada yang beda dari diri Raya pun bertanya.
"Lo kenapa?"
Raya menggeleng lalu memalingkan wajahnya kearah luar.
Aezar semakin merasa tidak enak. Dia benci suasana canggung seperti ini.
Sampai dirumah sakit Aezar langsung menemui dokter Kania. Dan Raya memilih menunggu diluar.
"Gimana keadaan saya?" Aezar bertanya setelah proses check up nya selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AngkasaRaya
Fiksi RemajaRaya Kinanthi cantik, manis, imut, sifatnya yang selalu ramah membuatnya disukai banyak orang. Murah senyum, mudah bergaul, pintar dan sedikit keras kepala. Semenjak kabar putusnya dengan Sang Most Wanted Di SMA Bintang, Lucky, atlit pelari itu, si...