"Kalo sekedar ingin singgah, bersikaplah seperti tamu agar mereka gak salah harus menyuguhkan kopi atau hati "
Semburat warna orange mulai nampak diatas langit sana. Sudah 30 menit lamanya gadis itu duduk dihalte.
Kalau dia mau, dia bisa saja pulang naik bus yang berhenti dihalte tadi. Tapi kenyataannya dia harus menunggu, karena Rara-mamanya bilang akan menjemputnya.
Berulang kali dia mengechek jam berwarna putih yang melingkar ditangannya. Dia juga menggesek-gesekan sepatunya karena bosan.
"Mama mana sih!?" Geretunya. Dia sudah sangat bosan. Jika saja tadi mamanya tidak bilang mau menjemputnya mungkin dia sudah sampai dirumah sekarang.
Tiba tiba ponselnya bergetar. Ada notifikasi pesan dari mamanya
My mom❤ : Raya, maaf banget ya sayang mama gak jadi jemput. Kamu pulang bareng Lucky aja. Atau telfon Aezar buat jemput.
Raya mendegus kesal membaca pesan dari mamanya. Semua penantiannya sia-sia.
"Pulang bareng Lucky? Gak mungkinlah!" Gumannya. Lalu dia teringat jika hari ini Aezar mengikuti ekskul basket. Berarti dia belum pulang. Mumpung sekolah udah lumayan sepi, bisalah dia pulang bareng Aezar.
Raya mengirimkan pesan singkat kepada Aezar yang meminta untuk pulang bersama.
**
Aezar mengelap bagian dahinya yang penuh peluh keringat. Walaupun hanya sekedar latihan biasa. Namun Aezar tetap melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Angga, Abril bahkan Angkasa kini ikut bermain basket bersamanya.
Aezar duduk santai dipinggir lapangan dengan kaki diluruskan. Meneguk sebotol air putih hingga tanpa sisa. Dia meraih tas abu abu yang berada disampingnya lalu mengambil ponselnya.
Ada notifikasi pesan yang raya kirimkan. Membuat Aezar segera mengecheknya.
Raya nanti juga cantik 🌝 : zar udah selesai belum? Gue belum pulang nih sampe sekarang. Gue dihalte, tebengin gue ya??? Lo kan baik... ya? Yaya?
Aezar sekilas mengetikan jawaban lalu segera menyambar tasnya.
"Bro! Gue balik duluan ya!" Pamit Aezar pada teman temannya.Ketiga temannya mendekat. Lalu Angga berkata, "Kita juga udah selesai kok, bareng aja baliknya"
Aezar pun mengangguk. Lalu mereka berempat berjalan bersama menuju parkiran.
Sampai didekat gerbang. Mereka sama-sama berhenti untuk saling berpamitan karena rumah mereka tidak ada yang searah.
Aezar berniat untuk pamit paling akhir agar tidak ada yang mengetahui jika dia akan pulang bersama Raya .
Angga dan Abril sudah pergi. Kini tinggal Aezar dan Angkasa.
"Lo gak cabut?" Kata Angkasa dibalik helm full facenya.
"Duluan aja"
Angkasa mengangguk, namun perhatiannya teralih pada seorang gadis yang duduk sendirian di halte. Padahal hari sudah sangat sore. Bisa diperkirakan ini jam 5 sore.
Angkasa melepas helm full facenya untuk memastikan penglihatannya.
"Zar! Itu cewek yang tadi dikantin kan?" Tanya Angkasa pada Aezar.
Aezar mengikuti arah pandang Angkasa yang tertuju pada Raya. Kemudian dia mengangguk.
Angkasa kembali memakai helm full facenya dan mengendarai motornya menuju halte.
**
Aezar sok ganteng 🐧 : oke tunggu bentar, gue otw
Raya tersenyum membaca notifikasi pesan yang Aezar kirimkan. Syukurlah dia tak harus bingung-bingung mencari transportasi untuk pulang.
Raya mengeritkan keningnya saat ada dua motor ninja yang berhenti dihadapannya. Yang satu berwarna hitam dan satunya lagi berwarna merah.
Raya tau siapa pemilik motor ninja berwarna hitam itu.
Raya menatap bingung saat yang terlebih dahulu menghampirinya adalah cowok yang tadi menolongnya dikantin. Barulah disusul oleh Aezar.
"Lo belum pulang?" Tanya cowok yang berbad nama LEO ANGKASA
Raya membatin ternyata Angkasa namanya. Pantes tadi dipanggil 'Sa'
"Woy! Lo gak papa kan?!" Tanya Angkasa lagi karena dia melihat Raya malah melamun menatapnya.
"Eh! Gue ---" Raya jadi salting. Bingung harus mengatakan apa. Padahal Angkasa hanya bertanya belum pulang tapi mulutnya untuk berkata belum sangat sulit.
"Gue anterin! Sebutin alamat rumah lo!" Kata Angkasa yang sudah menarik tangan Raya agar mendekat kearah motornya.
"Ih apaan sih! Gue udah mau dijemput!" Tolak Raya dengan kesal.
"Jam berapa? Ini udah mau magrib!" Kata Angkasa memberi tau. Dia tidak mungkin tega meninggalkan gadis itu sendirian.
"Naik sekarang! Gue anter!" Lanjutnya berkata. Bukan berkata lagi, lebih tepatnya memerintah dan memaksa.
Raya menoleh kesamping menatap Aezar yang hanya diam saja.
Temen laknat! Batin Raya.
Aezar malah tersenyum melihat wajah kesal Raya. "Udah lah Ray biar dianter sama Angkasa. Daripada lo diculik nanti" kata Aezar
"Ishh!" Umpat Raya. Sungguh dia kesal sekali dengan Aezar. Awas aja kalo dia main kerumah!
Akhirnya Raya menurut untuk diantarkan pulang oleh si Angkasa.
"Jalan Mentawai II nomor 31 "
Kembali lagi dengan cerita AngkasaRaya.
Emm Angkasa udah mulai care nih sama Raya.
Kalo kalian jadi Raya bakal milih sama Angkasa atau Aezar?
Mereka sama sama ganteng loo😂😂
Next:)
Vote+coment 💙
Thank you,
noviiiealoka
KAMU SEDANG MEMBACA
AngkasaRaya
Teen FictionRaya Kinanthi cantik, manis, imut, sifatnya yang selalu ramah membuatnya disukai banyak orang. Murah senyum, mudah bergaul, pintar dan sedikit keras kepala. Semenjak kabar putusnya dengan Sang Most Wanted Di SMA Bintang, Lucky, atlit pelari itu, si...