>>28

141 13 0
                                    

"Pemandangan diluar memang indah, tapi senyuman gadis didepan gue lebih indah"

-Leo Angkasa Vulcan

Happy reading 💕

Pasar malam adalah tempat yang telah mereka sepakati. Angkasa memilih tempat ini untuk pergi jalan bersama Raya. Karena kebanyakan orang berpacaran juga akan menikmati tempat ini.

Suasana gelap yang di hiasi oleh banyaknya lampu warna-warni semakin membuat kesan yang romantis.

"Ayo masuk kedalam," ajak Angkasa dan Raya mengikutinya dari belakang. Genggaman tangan Angkasa membuat Raya tersenyum. Pemuda itu menuntunnya ditengah keramaian.

"Mau coba yang mana dulu?" Angkasa bertanya membuat lamunan Raya buyar. Sejak pertama kali masuk kedalam, Raya terpesona dengan keindahan yang ada.

"Mau naik bianglala boleh?" Pertanyaan dari Raya membuat Angkasa dengan gemas mengacak rambut gadis itu.

"Ayo!" Angkasa menarik pergelangan tangan Raya. Dan membeli dua tiket untuk mereka.

Angkasa dan Raya masuk kedalam bianglala tersebut. Angkasa berada disebelah kiri dan Raya berada disebelah kanan, tepatnya mereka duduk berhadapan.

Setelah di rasa semua sudah masuk. Bianglala tersebut mulai berputar.

Terlihat sorot mata bahagia dari Raya saat mereka sudah berada diatas. Sehingga seisi pasar malam bisa terlihat dengan indah.

"Wonderful", guman Raya dengan senyuman. Kemudian menoleh kesamping karena merasa ada yang menatapnya.

"Kenapa lo lihatin gue kayak gitu?" Raya bertanya dengan kerutan di dahinya.

Angkasa terkekeh, "gapapa pengen lihatin aja, bidadari lagi tersenyum"

Raya memukul pelan lengan Angkasa dengan malu-malu. "Apaan sih lo. Gombal banget!"

"Lihat pemandangan luar aja. Bagus banget, Sa" ucap Raya untuk menutupi salah tingkahnya.

"Pemandangan diluar emang indah. Tapi senyuman gadis didepan gue jauh lebih indah untuk dinikmati"

Ungkapan Angkasa berhasil membuat Raya terdiam dan mencernanya.

Gadis itu menatap lekat manik mata Angkasa yang menunjukkan kesungguhan.

"Gue sayang sama lo, Raya kinanthi" jujur Angkasa perihal perasaannya.

Angkasa mengelus lembut rambut Raya. Kemudian meraih kedua tangannya. Menggenggamnya erat.

Raya sungguh terpanah dengan sorot mata milik Angkasa. Tatapan yang sedih juga menghangatkan.

Beberapa detik kemudian Raya menggelengkan kepalanya dan menarik tangannya dari genggaman Angkasa.

"Bercanda lo gak lucu," elak Raya dengan melihat kearah lain.

Angkasa kecewa dengan tanggapan Raya. Apakah gadis itu tidak bisa melihat ketulusannya?

Angkasa tersenyum miring. "Gue gak bercanda Raya. Ini bukan pertama kalinya gue bilang sayang sama lo", jelasnya.

Raya tertegun, ucapan Angkasa memang benar. Pemuda itu sudah beberapa kali mengungkapkan perasaannya. Namun selalu saja dia sangkal.

AngkasaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang