>>16

167 16 0
                                    

Happy Reading  💕

Jangan lupa kasih bintang ya abis baca 😊. Comen juga bolehh

Bantu share ke teman-temannya yang lain ya ...

Raya kembali memikirkan soal ucapan Angkasa tadi. Ada perasaan yang aneh di dalam hatinya. Apakah benar dia mulai jatuh cinta kepada pria itu?

Jam pelajaran terakhir, Raya habiskan untuk melamunkan Angkasa.

"Ray, jangan melamun terus! Lo kenapa sih?" Tanya Ranti. Gadis itu mencoba mencolek tangan Raya dengan pelan. Namun gadis disamping itu tetap melamun.

"Ray, fokus! Nanti bu Lutfi kesini!" Bisik Ranti. Bukannya tersadar, Ranti malah melihat Raya semakin senyum-senyum sendiri.

Ranti menepuk dahinya pelan, "Kerasukan setan nih anak"

"Raya! Kenapa kamu senyum-senyum? Kamu menertawakan saya?!" Bentak bu Lutfi. Namun gadis itu masih melamun.

"Raya! Kamu mendengarkan penjelasan saya tidak?!"

"RAYA KINANTI!!!!"

"Ah iya Sa!" Jawabnya dengan keras. Detik kemudian seisi kelas menertawakannya.

"DIAM!" Pinta bu Lutfi. "Apa yang kamu pikirkan Raya!" Tanya bu Lutfi.

Raya menggigit bibir bawahnya, dia mencoba mencari alasan yang tepat.

"Anu-- itu bu-- emm"

"Raya! Kerjakan soal di papan tulis!"

Raya menghela nafas, kakinya melangkah malas menuju ke depan untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

Tangannya dengan lincah, menuliskan angka-angka dengan urut dan benar. Bu lutfi adalah guru matematika.

Raya menyerahkan kembali spindol hitam itu kepada Bu Lutfi.

"Benar", kata Bu Lutfi. "Lain kali jangan melamun dijam saya. Saya tau kamu murid yang cerdas. Soal seperti itu sangat mudah untukmu"

"Baik bu, saya minta maaf" sesal Raya. Gadis itu berjalan kembali ke bangkunya.

"Anak-anak ibu akan menuliskan tugas untuk kalian kerjakan dirumah"

Semua anak protes, namun tidak merubah perkataan guru tersebut.

"Sa? Angkasa kalik ya?" Goda Ranti dengan kekehan jail.

"Apaan sih lo?!"

"Ngaku gak lo! Mikirin Angkasa kan?"

Raya berdecih, "Enggak!"

Ranti tersenyum tipis lalu kembali menulis tugas.

***

Pukul 15.00 semua murid SMA Bintang kembali pulang kerumah masing-masing.

Ada yang piket, ada yang nongkrong dulu di kantin, ada yang di perpustakaan, ada yang mengikuti ekskul dan ada juga yang langsung menuju ke parkiran.

Aezar, Rangga, Abril dan Angkasa sudah berada di motornya masing-masing.

"Gue duluan", pamit Aezar dengan menyalakan mesin motornya.

"Buru-buru banget lo. Mau kemana?" Tanya Rangga.

"Ada urusan"

"Tumben" komentar Angkasa saat motor Aezar keluar dari gerbang SMA Bintang.

"Yaudah gue juga cabut!" Kata Rangga.

AngkasaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang