"Kalo sayang, bilang, ungkapin. Jangan sama-sama egois malah jadi salah paham"
Happy reading 💕
Raya sedang berbaring santai di tempat tidur. Niatnya ingin menonton film agar moodnya membaik malahan makin menjadi. Di dalam pikiran gadis itu hanya ada satu pria yang terus muncul.
Angkasa. Pria itu adalah Leo Angkasa Vulcan. Kejadian Angkasa bersama Amela tadi pagi terus tergirang di kepala gadis itu.
Raya menompang kepalanya dengan sebelah tangan. Satunya lagi sedang memegang ponsel.
Suasana hatinya sangat buruk, dia terus mencari apa penyebabnya. Namun yang terus muncul dalam pikirannya hanyalah Angkasa.
"Argh! Gue kenapa sih mikirin Angkasa terus!" Omelnya pada dirinya sendiri. Hatinya mungkin mengatakan bahwa dia cemburu. Namun pikirannya menolak keras tentang hal itu.
"Apa gue telfon aja ya", ujar Raya. Dia menatap layar ponselnya dengan ragu-ragu.
Raya menggelengkan kepalanya.
"Nggak! Pokoknya jangan telfon Ray. Yang ada dia malah ke PD an lo telfon"Raya membanting ponselnya kesamping. Menghela nafas kasar, lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Gadis itu mengubah posisinya menjadi tidur terlentang. Menatap langit-langit kamarnya dengan cemas.
"Telfon aja lah. Daripada penasaran" akhirnya Raya memutuskan untuk menghubungi Angkasa. Entah apa yang akan dibicarakan nanti, yang terpenting dia bisa menghubungi pria itu dulu.
Berdering...
Berdering...
Berdering..
"Sumpah ngeselin banget tu cowok!" Geretu Raya karena panggilan tidak diterima.
Sekali lagi Raya mencoba menghubungi Angkasa. Namun yang terjadi...
Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi
"BODOAMAT DEH! GUE KESEL!!!"
**
"Zar pesenan gue lo bawa kan?" Tanya Rangga. Aezar mengangguk lalu melempar buku tugas kimianya kearah Rangga.
"Mantap! Lo emang yang terbaik Zar!" Puji Rangga yang mendapatkan contekan dari Aezar.
"Kita baru dateng! Bukannya pesan makanan. Malahan buku yang lo ributin!" Omel Abril. Memang mereka bertiga janjian kumpul di cafe untuk sekedar nongkrong. Dan kesempatan untuk menyontek tugas.
"Halah bentar lagi lo juga sama kayak gue" ejek Rangga. "Pesan sana lo!" Suruhnya.
"Ogah! Siapa gue lo suruh-suruh?"
"Temen gue lah! Siapa lagi" jawab Rangga dengan enteng. Tangannya sudah bergerak untuk memberi coretan pada lembar kertas yang kosong itu.
"Ribut lagi gue cabut!" Kata Aezar. Akhirnya adu mulut antara Rangga dan Abril pun berhenti.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
AngkasaRaya
Teen FictionRaya Kinanthi cantik, manis, imut, sifatnya yang selalu ramah membuatnya disukai banyak orang. Murah senyum, mudah bergaul, pintar dan sedikit keras kepala. Semenjak kabar putusnya dengan Sang Most Wanted Di SMA Bintang, Lucky, atlit pelari itu, si...