>> 19

153 13 0
                                    

Diruangan serba putih dan bau obat-obatan yang menyengat. Raya tak hentinya mengeluarkan air mata.

Sejak dia tahu bahwa Aezar mengalami kecelakaan. Dia langsung menyusul Rara-mamanya dan Melati-mama Aezar di rumah sakit.

"Raya kamu yang tenang, tante juga sedih lihat Aezar seperti itu", bukannya mereda, tangisannya malah makin menjadi.

"Maafin Raya tante, ini semua salah Raya"

Melati menggeleng, dia dengan hangat memberikan pelukan pada gadis itu. "Ini semua kecelakaan sayang"

Raya menangis hebat dipelukan Melati, keduanya sama-sama terluka dengan keadaan sekarang.

Aezar belum sadarkan diri. Maka dari itu, dokter belum bisa memastikan keadaannya.

**

Dikelas, seorang gadis tengah sibuk mengotak-atik ponselnya. Raut wajahnya terlihat panik. Bahkan jam istirahat tidak dia gunakan untuk pergi ke kantin.

"RANTI, HOW ARE YOU BABY" suara menggelegar milik Angga masuk ke indra pendengaran Ranti.

"Berisik!" Bentak Ranti, moodnya sedang buruk, lalu kenapa datang spesies semacam Angga?

"Raya mana?"

"Gue gak tau, dia gak hadir tanpa keterangan hari ini", ucap Ranti cemas. "Gak biasanya Raya seperti ini, gue khawatir"

"Udah lo coba hubungin Raya atau nyokapnya?"

Ranti mengangguk, dari tadi pagi dia sudah mencoba menghubungi Raya maupun tante Rara.

"Aezar juga gak masuk hari ini" kata Angkasa memberitahu.

"Aezar gak masuk?" Angkasa mengangguk atas pengulangan pertanyaan dari Ranti.

"Mereka berdua sama-sama gak masuk dan gak ada kabar" Abril menyimpulkan.

Kringggg

Suara bel tanda masuk telah berbunyi. Dan segera mungkin Angkasa, Angga dan Abril harus tiha dikelasnya.

"Nanti kumpul pulang sekolah di parkiran"

"Mau ngapain?"

"Kita pergi kerumah Raya dan Aezar sama-sama" jelas Angkasa. Dan Ranti mengangguk setuju.

**

Seperti yang sudah direncanakan. Kini Ranti, Angkasa, Angga dan Abril sudah berada di bangunan yang menjulang tinggi.

Mereka telah bergiliran memencet bel, namun tidak ada tanda-tanda pintu itu akan terbuka. Rumah itu terlihat kosong tanpa penghuni.

Mereka semakin risau dengan keadaan Aezar.

"Kita coba kerumah Raya. Nanti kita cari Aezar lagi" saran Angga. Dan semua menyetujuinya.

Rumah Raya

Tok.tok.tok.

"Permisi, Raya.." ucap Ranti. Tangannya dengab teratur mengetuk pintu berwarna putih itu.

Tok.tok.tok

"Raya... tante Rara" ucap Ranti lagi. Dengan kecewa Ranti menatap yang lainnya.

AngkasaRayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang