ten

9.4K 857 12
                                    

"Oppa kenapa minum sebanyak ini sih?"

"Jimin.. Jimin-ahh." Racau yoongi yang mabuk dan berjalan dibantu oleh jimin. Karena ahjumma pemilik kedai menelpon jimin untuk menjemput produser tampan tersebut.

"Haissh cepat sebutkan password apartmen mu" dengan susah payah jimin membantu yoongi berdiri didepan pintu untuk memasukkan password.

"Dia menyembuhkanku hik dari luka mencintaimu, kini dia hik sulit kugapai"

"Oppa jebal, aku sudah tak kuat menahanmu lebih lama" namun jimin hanyalah gadis bertubuh mungil jadilah ia berinisiatif membawa pria mabuk ini ke apartmennya.

"Kenapa juga manajer oppa tak bisa dihubungi"

Akhirnya jimin membawa yoongi sendiri sedikit dibantu sopir taksi yang baru saja menurunkan mereka dekat apartmen jimin.

"Oppa tanganmu ishhh" tangan yoongi memeluk dan sedikit meremat pinggang sempit jimin, membuat empunya tidak nyaman.

"Aku masih mencintaimu hik"

"Jangan gila, kau punya pacar model yang garang. Aku pasti dicakar olehnya"

"Jimin sayangkuu" yoongi mendekatkan wajahnya pada ceruk leher jimin.

"Berhenti atau ku tinggalkan disini"

"Kenapa kau tak menoleh kearahku, aku menunggumu" jimin hanya diam, saat mabuk orang akan cenderung mengatakan yang sebenarnya. Beberapa orang sih, tapi apakah yoongi juga demikian. Jimin sedikit termenung mendengar perkataan yoongi. Hingga akhirnya tengkuknya didorong paksa lalu bibir keduanya menempel, bibir yoongi sibuk melumat bibir tebalnya. Jimin tahu ini salah namun biarkan ia sedikit menikmati sebuah dosa yang terjadi hari ini.

.

.

.

Jungkook dan taehyung berhasil memasuki istana tanpa ketahuan. Namun kejadian malam tadi tak akan pernah jungkook lupakan.

Setelah kejadian penembakan yang membuatnya begitu shook dia pun melihat yoongi dan seorang yang mirip jimin bercumbu di pinggir jalan yang sepi. Ia mengenalinya, itu benar benar yoongi nya. Dan sedang berciuman dengan jimin si penyanyi cantik, selama ini jungkook hanya tahu keduanya saling kenal karena mereka partner kerja.

Air mata menetes di pipi jungkook, ia hanya akan berpura pura tidak melihat apapun. Ia sangat mencintai yoongi, disaat seperti ini siapa lagi yang jungkook bisa harapkan? Bahkan kedua orang tuanya menghianatinya. Tangisnya makin keras dan tangannya bergerak menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan. Jungkook menangis histeris tanpa suara, tenggorokannya sakit seperti tertimpa batu puluhan kilo. Akhirnya ia menelungkupkan wajahnya dan menguburkannya pada bantal. Jungkook meraung tanpa tahu jika pintu kamarnya sedikit terbuka dan ada sepasang mata yang tengah melihatnya.












"Nona hari ini, anda melanjutkan membaca buku yang kemarin saya berikan. untuk yang kemarin sudah nona baca, apa ada pertanyaan?"

"Nona?" dayang rae menepuk pelan pundak jungkook yang tampak terdiam dengan pandangan kosong. Wajahnya sedikit pucat dengan mata memerah dan juga kantung mata yang berwarna hitam.

"dayang rae"

"nde nona?"

"bagaimana cara keluar dari sini?"

"nona ingin menyerah? Tapi nona sangat layak menjadi putri mahkota. Saya yakin anda akan menjadi putri yang cerdas dan berhati hangat"

"Tapi kurasa disini bukanlah tempatku, orang orang yang kusayangi berada diluar sana. Aku ingin bahagia bersama mereka dan bukan disini" jika masih ada kesempatan untukku bahagia - lanjut jungkook dalam hati

Slay Princess (Taekook Gs) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang