My English Lecturer 2 End

868 104 4
                                    

Irene berjalan dengan anggun memasuki area kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene berjalan dengan anggun memasuki area kampus. Tampilannya berubah 180 derajat dari sebelumnya. Semua lelaki menatap kagum dirinya. Rencananya berhasil. Ia yakin Seokjin juga akan ikut terpesona dengannya.

Hari ini, ia tidak ada kelas bersama Seokjin. Setelah semua kelasnya selesai ia mengelilingi kampus untuk mencari Seokjin. Sampai akhirnya ia menemukan Seokjin yang sedang berjalan ke arahnya. Irene merspikan rambutnya dan berjalan mendekati Seokjin. Baru saja Irene ingin menyapa Seokjin, Seokjin sudah melewati dirinya. Dengan tangan yang dalam posisi menyapa ia diam di tempatnya.

Apalagi yang harus kulakukan agar kau melihatku.

Irene sungguh tidak mengerti, sudah banyak hal yang ia lakukan namun dosennya itu sedikitpun, tak menyadari kehadirannya.

Irene yang memang tidak sarapan dari rumah melangkahkan kakinya ke kantin. Ia makan sendiri. Ia tak nafsu makan hanya saja perutnya yang kosong harus diisi.

Di tengah kegiatan makannya, Jennie menghampirinya. Irene menatap tak suka kehadiran Jennie.

"Pak Seokjin menyuruhmu ke gudang belakang. Ada yang ingin dia katakan padamu" kata Jennie pada Irene

Irene meletakkan sendoknya dan tersenyum pada Jennie, "Jinjja?"

"Eoh" kata Jennie malas

"Gomawo" ucap Irene sebelum pergi.

Irene berlari ke gudang belakang. Ia tak ingin Seokjin menunggunya terlalu. Setibanya di gudang ia mengatur nafasnya sebelum masuk. Saat nafasnya teratur ia memasuki gudang itu. Dengan hati-hati ia melangkah. Semakin jauh ia melangkah semakin gelap gudang itu. Dan akhirnya bunyi pintu yang ditutup membuatnya berlari kembali ke pintu. Irene berusaha membuka pintu namun pintunya terkunci. Ia menendang pintu itu berkali-kali namun usahanya sia-sia.

Irene sudah menangis karena ketakutan. Ia semakin takut saat langkah kaki mendekat ke arahnya. Irene berteriak sambik menutup wajahnya.

"Kenapa kau disini?" ujar seorang lelaki yang tengah berdiri di depam Irene

Irene menurunkan tangannya dan membuka matanya perlahan. Ia kenal suara ini, Kim Seokjin. Jadi, Jennie tidak berbohong padanya. Tentu saja tidak, Jennie memang berencana mengurung Irene di gudang. Namun, ia tak tahu jika Seokjin juga ada di gudang.

Di sinilah mereka berdua sekarang, di gudang yang gelap. Hanya ditemani oleh cahaya rembulan. Tidak terasa, sudah berjam-jam mereka disini. Irene enggan duduk di samping Seokjin, ia hanya kecewa padanya. Jadilah ia duduk agak jauh dari Seokjin.

Irene yang mulai kedinginan. Ia berusaha menghangatkan tubuhnya. Ia melipat kakinya naik. Bahkan ia tak sanggup membuka matanya. Salahnya memakai baju seperti ini hanya untuk menarik perhatian dosen yang tak pernah meliriknya. Bibirnya sudah kaku.

Irene membuka matanya saat merasakan kakinya yang hangat. Ia melihat Jaket Seokjin sudah menutupi kakinya. Seokjin yang berjongkok di depannya, mengarahkan tubuhnya ke samping Irene. Ia duduk di samping Irene. Ia merangkul tubuh Irene ke dalam dekapannya.

Gomawo (BangtanVelvet Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang