Hal yang pertama kali dilihat Yeri saat membuka mata adalah Jungkook yang tertidur di depannya. Dalam jarak dekat seperti ini, Yeri menyadari bahwa Jungkook memiliki wajah yang tampan. Tapi mengingat lelaki di depannya adalah orang yang menculik dirinya, Yeri menjauhkan tubuhnya dari Jungkook. Jungkook yang merasakan pergerakan Yeri akhirnya terbangun.
Jungkook naik ke atas kasur dan mendekat ke arah Yeri. Yeri menutup matanya takut. Jungkook mengulurkan tangannya dan memeriksa keadaan Yeri. Ia tersenyum lega saat suhu tubuh Yeri sudah normal.
"Kenapa kau tertidur di lantai?" tanya Jungkook khawatir
Yeri tak sanggup menahan tangisnya, "Kumohon biarkan aku pulang"
Jungkook berdiri dari kasur, "Bukan itu yang ku tanyakan"
Jungkook meninggalkan Yeri setelah mengatakan itu. Sungguh, Yeri tak mengerti mengapa Jungkook mengurungnya disini. Padahal mereka hanya bertemu sekali.
Ya, ada alasan mengapa Jungkook mengurung Yeri disini. Mereka memang hanya bertemu sekali. Namun, pertemuan itu memberi dampak yang begitu besar pada Jungkook. Bisa dikatakan Yeri adalah cinta pertama dan mungkin terakhir bagi Jungkook. Jungkook sendiri terobsesi memiliki Yeri seorang diri. Hingga dirinya nekat menculik Yeri dan membawanya ke rumah ini.
Di lain sisi orang tua Yeri sudah hampir menyerah mencari anak semata wayangnya itu. Polisi tak mengetahui di mana posisi Yeri saat ini. Terakhir kali CCTV merekam, Yeri berada di kampus. Banyak pikiran negatif yang bermunculan di pikiran kedua orang tuanya maupun polisi. Mereka kini hanya bisa berharap pada yang di atas agar Yeri segera ditemukan.
Selama di kurung Yeri hanya bisa duduk di kasur dan menatap keluar jendela. Setidaknya ia bisa melihat pohon di balik jendela itu. Makanan yang ada di samping kasur tidak disentuh olehnya.
Suara pintu yang terbuka membuat Yeri memundurkan tubuhnya. Ia kembali memeluk dirinya. Dirinya sungguh takut dengan Jungkook. Jungkook mendekat sambil membawa bubur di tangannya. Ia menghela nafas kasar saat melihat makanan yang ia bawa tadi siang tidak disentuh oleh Yeri. Sudah seharian Yeri tak makan. Ini akan membuat kondisi tububnya semakin lemah.
Jungkook duduk di kasur dan mengambil mangkuk yang berisi bubur itu. Ia ingin menyuap Yeri. Sstu sendok bubur sudah mengarah ke mulut Yeri. Yeri menggelangkan kepalanya menolak. Ia mentup rapat bibirnya. Jungkook menurunkan kembali sendok yang ia pegang. Melihat Jungkook yang diam seperti ini membuat Yeri sedikit takut. Jungkook tak pernah berbuat kasar padanya. Apa kali ini ia akan berbuat kasar pada Yeri.
Jungkook mengangkat kepalanya dan memasukkan bubur itu ke mukutnya. Ia tidak mengunyah bubur itu. Ia mendekat ke arah Yeri dan menangkup kedua pipi Yeri. Wajah Jungkook mendekat membuat Yeri memberontak namun tenaganya tak bisa menyaingi Jungkook.
Yeri menutup matanya saat bibir Jungkook menyentuh bibirnya. Bukan hanya sekedar menempel, Jungkook menggigit bibir bawah Yeri sehingga Yeri membuka mulutnya. Yeri kaget saat lidah Jungkook mendorong bubur yang ada di mulutnya ke dalam mulut Yeri. Saat Yeri sudah menelan bubur itu, Jungkook memundurkan wajahnya. Ia terkekeh saat melihat wajah gadis di depannya yang memerah. Saat ia akan melakukan hal yang sama, Yeri menahan tangannya.
"Aku akan makan sendiri"
Jungkook tersenyum dan menyerahkan mangkuk di tangannya pada Yeri. Yeri memakannya dengan malas. Ia terpaksa melakukan ini karena jika tidak, Jungkook akan melakukan hal yang tidak ia inginkan. Ini pelecehan menurutnya.
Setelah bubur di mangkuknya habis Yeri meminum air yang diberikan oleh Jungkook. Jungkook tersenyum kepadanya. Yeri merasa Jungkook bukanlah orang jahat. Melihat bagaimana Jungkook menjaganya. Mungkin ini waktu yang tepat untuk mengutarakan pikirannya.
"Jungkook-ssi?" panggil Yeri
Jungkook menatap Yeri dan tersenyum, "Hmmm?"
"Kenapa kau mengurungku disini?"
"Karena kau hanya milikku"
Yeri mengerutkan dahinya tak mengerti. Bagaimana bisa Jungkook mencap dirinya sebagai miliknya.
"Saranghae Kim Yerim" ucap Jungkook tiba-tiba
Deg....
Apa ini? Kenapa jantungku seperti ini? Ingat Yeri dia sudah mengurungmu disini
Jungkook mencubit pipi Yeri karena gemas dengan raut wajahnya. Jungkook mengusap lembut kepala Yeri sebelum ia beranjak pergi.
***
Jungkook saat ini sedang berada di kamarnya yang tidak jauh dari kamar Yeri. Ia memantau apa yang dilakukan oleh Yeri dari CCTV. Yeri sedang meringkuk di kasur. Jungkook melihat bahu Yeri yang bergetar menandakan bahwa gadis itu sedang menangis. Jungkook tak bisa melihat hal yang ada di depan matanya. Tak ada yang lebih menyakitkan jika melihat orang yang ia cintai menangis.
Jungkook memejamkan matanya sejenak dan kembali menatap layar di depannya. Ia menegapkan tubuhnya saat melihat Yeri yang melambai ke arah CCTV. Jungkook dengan cepat menuju kamar Yeri. Yeri masih berdiri di depan CCTV.
"Ada apa?" tanya Jungkook sambil berjalan mendekati Yeri
"Emmmm...itu....aku memerlukan sesuatu" ujar Yeri gugup
"Apa yang kau butuhkan?"
Yeri menggaruk pelipisnya bingung, "Emmm.. Anu....bagaimana cara mengatakannya"
"Katakan saja"
"Aku butuh pembalut" Yeri menundukkan kepalanya setelah mengatakan pembalut
Jungkook tersenyum senang. Baru kali ini Yeri meminta sesuatu padanya. Jungkook dengan segera membeli pembalut untuk gadis yang ia cintai itu.
Setelah kepergian Jungkook, Yeri menggigit bibir bawahnya. Sungguh, ia sangat malu sekarang. Saat Jungkook mengira Yeri menangis tadi, ternyata Yeri hanya berusaha menahan sakit di perutnya.
Yeri kembali ke kasur dan berbaring. Selalu saja begini jika ia datang bulan, perutnya rasanya terkoyak-koyak.
Tak lama ia menunggu. Jungkook sudah datang dengan kantongan di tangannya. Yeri mengambil kantongan itu dan memeriksa isinya.
"Aku juga membeli obat pereda nyeri, perutmu sakit kan?"
Bagaimana dia tahu
Yeri mengangguk dan mengambil botol obat dari dalam kantongan. Ia langsung meminum obat itu. Yeri kemudian mengambil pembalut dan berjalan menuju kamar mandi.
"Kamsahamnida Jungkook-ssi" ujar Yeri sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu kamar mandi.
Jungkook tak bisa menahan senyumnya saat ini. Ia sangat senang Yeri mengucapkan kata itu. Jungkook kemudian kembali ke kamarnya dan menunggu Yeri keluar dari kamar mandi agar ia bisa melihat kegiatan Yeri di CCTV.
Yeri sedang menatap bingung dirinya di depan cermin. Sejenak ia mengingat kebodohan yang ia lakukan beberapa saat yang lalu. Tak ada orang yang mengucapkan terima kasih pada orang yang telah menculiknya selain Yeri.
Yeri menjambak rambutnya frustasi, "Aishhhh.... Apa yang kau lakukan Kim Yerim?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomawo (BangtanVelvet Story)
FanfictionHanya sekumpulan fanfiction bangtanvelvet Bahasa kadang baku kadang tidak Vomentnya membantu proses penulisan loh❤❤