Only Me 1 (Jungri)

1.4K 112 0
                                    

Jungri
.
.
.
Voment Juseyo

Semua hal yang dialami oleh Yeri saat ini, dimulai saat kunjungannya ke panti asuhan 2 bulan yang lalu. Saat ini, Ia terkurung di sebuah kamar yang bisa dibilang bagus. Tapi tetap saja ia terkurung disini. Hampir setiap hari dia memohon agar dibebaskan. Ya lelaki itu. Lelaki yang dengan teganya menculik dirinya. Hingga saat ini, ia menjadi sandera. Bukan sandera sebenarnya karena lelaki itu memperlakukannya dengan sangat baik.

Flashback

Hari ini Yeri bersama kedua orang tuanya berkunjung ke salah satu panti asuhan di kotanya. Mereka memang dikenal sebagai keluarga yang dermawan. Tak jarang mereka memberi sumbangan ke panti asuhan maupun orang yang membutuhkan. Yeri yang tumbuh di keluarga seperti ini, membuat dirinya juga menjadi gadis yang gemar menolong. Ia adalah gadis yang ceria.

Ini adalah pertama kalinya Yeri ke panti asuhan ini, letaknya memang jauh dari tempat tinggalnya. Yeri turun dari mobil bersama kedua orang tuanya. Ia bisa melihat anak-anak panti menyambut kehadiran keluarganya. Yeri tersenyum melihat anak-anak yang dengan rapinya berbaris.

Kedua orang tua Yeri tengah berbicara dengan pemiliki panti. Yeri sendiri berjalan ke arah anak-anak yang melihat kedatangannya. Ia menyapa satu persatu anak disana dan tak lupa ia menanyakan nama anak itu. Di belakang anak-anak ia melihat seorang lelaki yang berdiri dengan tegap. Sepertinya dia kerja disini.

Yeri membungkuk dan menyapa lelaki di depannya, "Annyeonghaseyo, Kim Yerim imnida"

"Jeon Jungkook" balas lelaki itu singkat.

Yeri tersenyum singkat dan melanjutkan kegiatannya bermain dengan anak-anak di sana. Ia selalu tersenyum melihat tingkah menggemaskan anak-anak di sana. Dari jauh Jungkook melihat itu semua.

Pada saat hari mulai malam Yeri beserta keluarganya pulang ke rumah. Sebelum pulang mereka pamit dengan orang-orang yang ada di panti asuhan. Yeri juga sempat melambaikan tangan ke arah Jungkook. Namun, Jungkook hanya mengangguk dan tersenyum singkat.

Sepulangnya dari panti asuhan, entah ini perasaan Yeri atau memang betul terjadi, ada orang selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Namun, Yeri tak ambil pusing ia pikir ini hanya perasaannya.

Malam itu, ia pulang larut malam karena mengerjakan tugas di kampus. Ia ingin pulang menggunakan taxi tapi tidak ada satupun taxi yang lewat. Terpaksa ia berjalan kaki. Ia tak tahu kalau jalan yang ia lewati akan sepi seperti ini.

Perasaan itu muncul lagi,ia merasa seseorang sedang mengikutinya. Ia mendengar langkah kaki di belakangnya. Ia semakin yakin saat langkah kaki itu berhenti ketika ia juga menghentikan langkahnya. Yeri melangkah lagi dan langkah itu terdengar lagi. Yeri sangat cemas sekarang, tak ada satupun orang disini. Dengan gugup ia membuka tasnya dam mengambil ponsel. Ia berlari saat ponsenya sedang menghubungi seseorang. Benar dugaanya ia sedang diikuti, seseorang dengan pakaian serba hitam lengkap dengan topi dan masker mengejar dirinya. Salahkan kakinya yang pendek sehingga orang yang mengejar dirinya sudah ada di depannya saat ini.

Yeri menjatuhkan ponsel di telinganya dan berjalan mundur. Saat ia ingin berlari, ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Yeri meronta ingin dilepaskan namun kesadarannya hilang saat orang yang memeluknya membius dirinya.

Flashback end

Ini adalah hari ketiga Yeri disekap di kamar ini. Ia tak tahu siapa yang menyekapnya karena setiap bertemu dengan lelaki itu, lelaki itu menggunakan masker. Tapi mata lelaki itu, sepertinya Yeri pernah melihatnya di suatu tempat.

Suara pintu yang dibuka membuat Yeri memundurkan tubuhnya, ia melipat kedua kakinya sambil memeluk dirinya sendiri. Air matanya sudah keluar melihat orang yang menculiknya masuk membawa makanan untuknya.

Lelaki itu mendekat ke Yeri dan meletakkan makanan yang ia bawa di samping Yeri. Lelaki itu duduk di kasur bersama Yeri. Yeri sedikit menjauh namun ditahan oleh lelaki di depannya. Yeri menutup matanya takut sehingga air matanya semakin banyak. Ia merasakan lelaki itu menyentuh kedua pipinya lembut.

Yeri membuka matanya dan melihat manik mata lelaki di depannya. Ia yakin mata ini tidak asing. Ia pernah melihatnya. Saat wajah lelaki di depannya lumayan dekat dengannya. Yeri mengarahkan tangannya ke wajah lelaki itu dan menarik masker yang dikenakan lelaki di depannya.

Lelaki di depannya kaget dan terus mentap Yeri. Yeri juga tak kalah kaget melihat lelaki di depannya.

"Jungkook-ssi?"

Jungkook mengambil masker di tangan Yeri dan memakainya kembali, "Jangan lupa makan makananmu"

Setelah mengatakan itu Jungkook berdiri dan berjalan ke arah pintu. Yeri juga ikut turun dari kasur dan mengejar Jungkook.

Yeri memegang tangan Jungkook, "Kumohon lepaskan aku, aku tak punya salah apapun padamu. Kenapa kau menculikku?"

Jungkook melepas genggaman Yeri dan berjalan keluar kamar. Tak lupa ia mengunci pintu. Dari luar ia bisa mendengar Yeri sedang menangis sambil mendobrak pintu. Di samping pintu Jungkook melepas maskernya dan menghembuskan nafas kasar.

Mianhe Yeri-ya

Yeri sudah lelah menangis dan mendobrak pintu di depannya. Namun, hal itu tak ada gunanya. Ia meringkuk di depan pintu. Ia sudah tidak peduli dengan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Yang ia inginkan hanyalah bebas dari Jungkook. Yeri menutup matanya akibat kelelahan dan akhirnya ia tertidur di depan pintu.

Jungkook sedang berada di mini market, ia ingin belanja untuk keperluan rumahnya. Ia juga membeli ice cream untuk Yeri. Ia ingat betul waktu di panti asuhan Yeei sempat bercerita kalau ia menyukai ice cream. Jungkook membeli bermacam-macam ice cream karena ia tak tahu kesukaan Yeri.

Setelah membayar belanjaannya, ia melajukan mobilnya untuk pulang. Ia membawa kantongan yang berisi ice cream untuk Yeri. Di depan pintu kamar Yeri, ia merogoh saku celananya untuk mengambil kunci dan membuka pintu di depannya. Pintunya hanya terbuka setengah karena ada yang mengganjal di balik pintu.

Jungkook memasukkan kepalanya terlebih dahulu dan melihat ke bawah. Ia kemudian menjatuhkan kantongan di tangannya dan masuk ke dalam kamar. Yeri sudah keringatan dan suhu tubuhnya meningkat.

Jungkook kemudian menggendong Yeri dan membawanya ke kasur. Yeri menggumam dalam tidurnya, Appa Eomma. Entah mengapa Jungkook merasa bersalah saat ini.

Jungkook berlari ke dapur dan mengambil air di mangkuk serta handuk kecil. Ia membawanya ke kamar Yeri. Dengan telaten ia mengompres dahi Yeri. Ia terus melakukan itu sampai suhu tubuh Yeri kembali normal. Karena matanya yang juga sangat lelah, Jungkook tertidur di sisi ranjang. Ia duduk di lantai sedangkan kepalanya bersandar di kasur.

Gomawo (BangtanVelvet Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang