Baca part ini sambil dengar lagu yang di atas ya biar feelnya dapat
Di tepi pantai, Seokjin duduk di kursi rodanya sedangkan Irene berdiri di belakang Seokjin sambil memegang kedua bahunya. Mereka melihat matahari yang sebentar lagi akan terbenam.
"Aku ingin berdiri. Bantu aku"
"Kau bisa?" tanya Irene khawatir
"Aku masih kuat"
Irene melangkah ke depan Seokjin dan memeluk tubuhnya. Seokjin menguatkan pegangannya pada punggung Irene. Irene mengangkat tubuh Seokjin dan Seokjin pun berusaha menguatkan kakinya. Saat Seokjin sudah bisa berdiri, tangan Irene masih berada di pinggang Seokjin agar Seokjin tak jatuh. Seokjin tersenyum tatkala ia mampu berdiri. Irene juga tersenyum bangga.
"Dengan begini aku bisa melihat wajahmu dan matahari. Sangat indah"
Pipi Irene memerah mendengar perkataan Seokjin.
Seokjin terkekeh kecil, "Kau malu?"
"Apasih?" ucap Irene dengan pipi semakin memerah
Seokjin mendekap tubuh Irene dan meletakkan dagunya di bahu Irene.
"Aku tak beratkan?"
"Kau berat tahu" ucap Irene dengan nada mengejek
"Kau tak berat sama sekali. Rasanya aku tak menahan apapun" batin Irene yang berlawanan dengan perkataannya
Seokjin tersenyum mendengar perkataan Irene.
"Kau tak apakan jika hanya aku yang melihat sunset ini"
"Aku tak apa, kau bisa menceritakannya nanti bagaimana rasanya"
"Irene-ah"
"Hmm?"
"Gomawo Irene-ah. Karenamu aku sudah siap untuk pergi"
Irene menggeleng dalam pelukannya, "Kau takkan kemana-mana. Setelah ini kita pulang, kau minum obat dan kau sembuh. Begitu seharusnya"
"Mataharinya sudah tenggelam setengah"
Seokjin semakin mengeratkan pelukannya, "Jangan jadi gadis yang keras kepala Irene-ah. Nanti tidak ada lelaki yang ingin bersamamu"
"Ada kau disini. Mengapa aku harus disukai lelaki lain. Kau menyukai ku sekarang. Itu sudah cukup"
Sekali lagi Seokjin tersenyum mendengar perkataan gadisnya. Jika Seokjin bisa meminta satu hal, ia ingin waktu berhenti sebentar. Ia ingin lebih lama bersama Irene.
Matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Bersamaan dengan itu Seokjin melepas pelukannya. Seokjin menatap wajah Irene. Tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut Irene yang tertiup oleh angin.
"Tak ada kata yang bisa ku ucapkan selain terima kasih. Gomawo untuk 2 tahun belakangan ini. Mianhe karena selalu membuatmu kecewa"
Mata Irene berkaca-kaca mendengar penuturan Seokjin. Seokjin kemudian memegang kedua pipi Irene dan mengecup keningnya.
Seokjin memundurkan wajahnya, "Mata ini sudah sering menangis untukku. Berjanjilah kau takkan menangis lagi karenaku"
Seokjin mencium kedua mata Irene yang sudah terpejam. Bersamaan dengan itu air mata Irene keluar dari tempatnya.
Dengan ibu jarinya, Seokjin menghapus air mata Irene. Irene membuka matanya dan melihat Seokjin yang juga menahan tangisnya. Hati Irene sakit melihat Seokjin seperti ini. Selama ini baru kali ini Ia melihat Seokjin serapuh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomawo (BangtanVelvet Story)
FanfictionHanya sekumpulan fanfiction bangtanvelvet Bahasa kadang baku kadang tidak Vomentnya membantu proses penulisan loh❤❤