"Pergi kamu!"suruh Wulan seketika itu pula.
Rifki melihatnya terheran-heran.
Usiran itu membuat Cika membalikan badannya dan berjalan meninggalkan ruangan.
"Cika!" panggil Rifki berusaha menghentikan.
Cika tak menoleh sedikitpun.
Rifki hendak mengejar Cika namun ditahan erat oleh Wulan.
🌸🌸🌸
Di luar gerbang rumah sakit Cika menunggu taxi. Banyak taxi yang melintas. Namun tak ada satupun yang kosong. Cika memandang jalan yang ramai akan kendaraan. Dipencariannya terhadap taxi, mata Cika menangkap sebuah motor yang biasa ditungganginya bersama Dave. Motor itu semakin mendekat namun tetap di tengah jalan. Cika memperhatikan betul motor itu, "Benar, itu Dave." Ucap hati Cika. Alangkah terkejutnya motor itu melintas begitu saja melewati Cika dan satu hal yang membuat Cika berubah menjadi marah dan cemburu. Dave tak sendiri, Dave berboncengan dengan seorang perempuan cantik yang tak dikenal oleh Cika. Ingin rasanya menghentikan motor itu. Namun Cika lebih memilih pulang dan menyelesaikannya nanti.
🌸🌸🌸
"Kenapa lu suruh Cika pulang?" tanya Rifki setelah Cika benar-benar meninggalkan rumah sakit.
"Gue benci dia!" ucap Wulan.
"Lu kenal dia?" tanya Wulan pada Rifki.
"Kenal." Jawab Rifki singkat.
"Sejak kapan?" tanya Wulan lagi.
"Dua hari yang lalu." Jawabnya.
Wulan tak lagi bertanya, baginya Rifki mengenal Cika bukanlah hal yang penting.
"Lu kenapa benci Cika? Bukannya Cika anak yang baik?" Rifki berganti bertanya.
"Baik apa? Orang dia ngerebut Dave dari gue." Ucap Wulan.
"Hah Dave?!" Rifki terkejut mendengar Wulan menyebut nama Dave.
"Iya, lu kenal?" tanya Wulan heran dengan tingkah Rifki.
Rifki menganggukan kepalanya.
"Apakah pasien sudah sadar?" tanya Dokter yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan.
Kedatangan Dokter itu menghentikan obrolan Rifki dengan Wulan.
"Sudah Dok." Ucap Rifki pada Dokter.
"Baik, akan saya periksa keadaan pasien." Ucap Dokter mendekati ranjang Wulan.
Dokter mengecek luka Wulan dengan teliti.
"Pasien sudah boleh pulang." Ucap Dokter setelah memeriksa keadaan Wulan.
"Luka yang dialami pasien hanya luka luar." Lanjut Dokter.
"Terima kasih Dok." Ucap Rifki.
Dokter meninggalkan ruangan.
Wulan bergegas pulang bersama Rifki.
🌸🌸🌸
Sesampainya dirumah, Cika menuju kamar dan mencurahkan kecemburuannya lewat tangisan. Sungguh taka da yang bisa Cika lakukan. Hatinya cemburu, namun dirinya sadar bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa Dave. Mungkin kini Cika lebih sering bersama Dave, bercanda gurau dengan Dave bahkan ucapan manis terkadang Dave berikan pada Cika. Namun kedekatan itu tak melambangkan hubungan apapun.
Seperti biasanya Cika meraih buku diarynya sebagai tempat mencurahkan hati Cika.
"Disaat hati ini mulai nyaman dengan mu, Disaat itu pula kau menggantukan hati ini. Mataku tak kuasa melhat mu dengan wanita lain. Aku cemburu, namun aku tau aku bukan siapa-siapa mu."
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Tak Bisu (END)
Teen FictionDijamin BEDA FOLLOW SEBELUM BACA YA KAKAK🙏 "Pura-pura bisu itu susah, pura-pura ngga ada rasa itu jauh dari kata mudah" "Namaku Cika Karmelia, saat ini aku tak bisa bercanda gurau, bernyanyi merdu seperti kalian, namun ingatlah aku TIDAK BISU" ~Cik...