Ganteng? kata siapa?

1.8K 119 0
                                    


Jam istirahat telah datang. Cika dan Yuni pergi ke kantin untuk membeli jajan. Di kantin telah terdapat Dave dan kawan-kawannya serta siswa-siswi lainnya.

"Dave tambah ganteng aja deh" suara para siswi yang melewati meja Dave. Suara itu terdengar oleh Cika.

"Diih ngapain tuh anak muji dia? Dia ganteng? Ya kali! Orang kurang ajar gitu!" dalam hati, Cika berkata dan sedikit melirik ke arah Dave yang sedang ngobrol dengan teman-temannya.

"Hai Dave?!" panggil Wulan yang tiba-tiba berdiri di samping Dave.

"Apa?"

"Dari mana aja sih? Lima hari ngga berangkat. Aku kangen tau ngga lihat wajah kamu yang super duper bikin aku jatuh cinta ini." Ucap Wulan panjang lebar yang sedikitpun tidak didengarkan oleh Dave.

"Kamu kangen aku ya Lan?" ucap Ciko.

"Diih ogah!" jawab Wulan.

"Dave" panggil Wulan manja.

Dave hanya melirik.

"Nonton yuk!" ajak Wulan kepada Dave.

"Ogah!" jawab Dave singkat.

"Aaah Dave mah jahat."

"Udah, sama Ciko aja tuh!" timpal Brian.

"Iya wulan, sama gue aja." Ucap Ciko.

"Ngga mau! Maunya sama Dave yang ganteng." Ucap Wulan seraya mendekat ke Dave.

"Bu?! Ini semua berapa?" ucap Dave tanpa menghiraukan ucapan Wulan.

"Semuanya dua puluh ribu nak Dave." Ucap bu Ningsih, penjual di kantin langganan pandawa sekolah.

Dave berdiri dan membayar makanannya. Dave melewati Wulan begitu saja. Teman-teman Dave mengikuti langkah Dave. Meninggalkan Wulan sendirian.

"Dave! Kok wulan ditinggal sih?" ucap Wulan merengek.

"Bye bye Wulan!" seru Ciko seraya melambaikan tangan ke Wulan.

Akhirnya Wulanpun pergi ke kelas. Wulan merupakan salah satu cewek yang ngejar-ngejar Dave selain Monika. Karena itu, Wulan harus bersaing dengan Monika yang juga Cinta gila sama Dave. Hampir seluruh SMA Nusantara mengagumi Dave. Namun, tak ada yang berani bersaing dengan Monika dan Wulan.

🌸🌸🌸

"Lu kenapa Cik?" Tanya Yuni yang dari tadi memperhatikan Cika.

Cika menggeleng.

"Pulang sekolah lu ada acara?" Yuni kembali bertanya kepada Cika.

Cika kembali menggeleng.

"Nonton yuk!" ajak Yuni.

Cika mengambil bukunya dan menulis, "Hmm boleh."

"Gue ke rumah lu yah? Berangkat pake mobil lu." Ucap Yuni.

Cika hanya tersenyum menandakan kesetujuannya.

Bel masuk pelajaran setelah istirahat berbunyi.

Yuni dan Cika kembali ke kelas.

Di saat sedang serius pelajaran, tiba-tiba pintu diketuk dari luar yang kemudian terbuka.

"Bu, ini saya bawa anak yang tidak mengerjakan PR dan harus dihukum berdiri di depan kelas lain." Ucap pak Rusdi, salah satu guru.

"Silahkan pak, masuk!" ucap bu Rini yang sedang mengajar di kelas Cika.

Lima orang lelaki masuk ke dalam kelas Cika. Bagi Cika mereka tidak asing lagi. Apalagi satu diantara mereka yang membosankan bagi Cika.

"Daveed Marga Saputra?!" bu Rini memanggil seseorang diantara mereka.

Ternyata seseorang yang di maksud bu Rini adalah Dave.

"Iya, saya bu." ucap Dave.

"Kok kamu bisa dihukum seperti ini?" Tanya bu Rini.

"Ngga ngerjain PR bu." Jawab Dave.

"Kok bisa?"

"Sibuk bu." Jawab Dave singkat.

"Haah sibuk? Sibuk apa coba dia? Sibuk menghina orang lain?" protes Cika dalam hatinya.

Bu Rini hanya menggeleng-geleng tak mengerti. Sedangkan Pak Rusdi telah meninggalkan kelas. Bu Rini kembali melanjutkan mengajar. Cika pun kembali serius memperhatikan bu Rini.

"Ayo Cika kerjakan soal di papan tulis!" perintah bu Rini kepada Cika.

Cika beranjak dari duduknya. Namun, ketika hendak melangkah, tali sepatu Cika terinjak oleh Yuni. Alhasil, semua menertawakan Cika kecuali Yuni dan bu Rini.

"hahaha anak bisu ngga bisa jalan!" seru Dave yang masih berdiri di samping papan tulis.

"hahahahah" semua teman-teman Dave tertawa.

"DAVE! JAGA UCAPANMU!" bentak bu Rini terhadap Dave.

Suasana kelas kembali tenang.

Yuni berusaha membangunkan Cika. Cika merasa sangat malu. Tapi, Cika tidak akan benci kepada Yuni. Karena kejadian barusan bukanlah unsur kesengajaan.

Bel pulang berbunyi.

Para siswa memasukan peralatan sekolahnya ke dalam tas dan pulang. Dave serta kawan-kawannya pun dipersilahkan meninggalkan kelas Sebelas Matematika 2.

🌸🌸🌸                                

Diam Tak Bisu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang