Bandung

856 47 0
                                    


"Mereka gak ada hubungan!" celetak Rian yang mendengar obrolan temannya yang asal ngomong itu.

Tiga pasang mata mengarah ke Rian. Merasa heran akan pendapat Rian yang berbeda mengenai Dave dan Cika.

"kata siapa lu?" ucap Rico.

"Dave" ucap Rian.

Sudahlah kita tinggalkan mereka yang membicarakan temannya sendiri.

🌸🌸🌸

Hari minggu adalah hari dimana monika harus shoping, ke salon dan lainnya mengenai wanita. Minggu ini monika pergi ke salah satu mall terkenal yang biasa yang dikenal ITC bersama teman-temannya.

"Mon, si wulan itu beneran udah berubah?" tanya Rani memulai obrolan.

"Iya tuh. Beneran Wulan sekarang baik sama Cika?" sambung diah, teman monik yang lain.

"Hmm... tau deh, bukan urusan gue." Ucap Monika sambil merapikan rambutna yang sengaja terurai.

"Tapi kan mon,..."

"Apaan sih Diah? Gak ada efeknya kan buat kita?" cegat Monik.

"Ada" seru Diah diikuti Rani.

Monika menatap mereka berdua dengan tatapan bertanya.

"Kalo Wulan beneran berubah, itu artinya temen Cika tambah banyak. Dan lu juga pasti susah ngerebut Dave dari Cika." Jelas Rani.

"Betul tuh"tanggap Diah.

Monika terdiam, memikirkan apa yang di ucapkan mereka berdua. Monika baru sadar bahwa berubahnya Wulan akan menjadi penghalang untuk menghancurkan Cika.

"Benar juga...aaah biarin aja! Gak ada yang bisa dapetin Dave selain gue." Ucap Monik sembari memilih-milih sepatu yang tersusun rapi dirak untuk dijual.

"So pasti!!" seru Diah mendukung Monik.

Rani tak menanggapi, dia sudah tergiur oleh sepatu berwarna merah yang sedang dicobanya.

🌸🌸🌸

Terik matahari tak dirasakan oleh Cika dan Dave, karena mobil yang di gunakan Dave diatur dengan ac yang cukup membuat ruang mobil terasa dingin. Didalam mobil mereka tak bayak berkata. Dave sibuk mengemudikan mobilnya, sedangkan Cika memandang suasana jalan yang tak jauh dengan suasana beberapa minggu lalu.

"Kita mau kemana" ucap Dave memecah keheningan.

Mereka sudah sampai di Bandung. Sebelumnya Dave sudah menayakan hal yang sama. Namun cika belum menjawab. Mungkin karena ini sudah di Bandung, kali ini Cika akan menjawabnya.

"Kita kemakam depan situ" Cika menunjuk tempat tak jauh dari mobil yang mereka tunggangi.

Dave menoleh kearah Cika, merasa tak percaya bahwa jawaban Cika adalah makam.

"Makam?"

"Iya"

"Ngapain?"

"Udah kita kesana sekarang."

Dave menuruti keinginan Cika walau pikirannya masih bertanya-tanya.

Cika menggunakan selendang hitam untuk menutupi sebagian rambutnya dan pundaknya, selendang yang dibiarkan tanpa diikat ataupun dipeniti , tangan cika memegang ujung selendang agar tak terbang tetrbawa angina. Cika berjalan menuju satu makam, tatapan Cika mulai berubah, matanya teduh seakan ingin menangis. Dan sedetik pula Cika berjongkok dan tubuhnya menjadi sangat lemah. Matanya telah basah. Cika mengelus batu nisan makam itu penuh dengan arti.

Melihat hal itu Dave ikut ber jongkok disamping Cika. Dave tak berani berkata apapun.

"Ibu, Cika datang lagi menjenguk ibu. Ibu baik-baik sajakan?" ucap cika ditengah isakan tangisnya.

Kini Dave mengerti, ternyata makam itu adalah makam ibunda Cika.

"Ibu,Cika datang kesini tidak bersama ayah,ayah hanya titip salam buat ibu.kali ini Cika datang bersama Dave bu" Ucap Cika.

Mendengar hal itu Dave merasa ikut bersedih.Betapa sedihnya berbicara dengan orang yang di cintai tetapi orang itu sudah tak bernyawa bahkan jasadnya telah tertumpuk oleh tanah. Dave memberanikan diri untuk mengelus punggung Cika, seakan memberi kekuatan untuk Cika. Cika masih menangis dan terus menatap nisan ibundanya itu.

Sudah puluhan menit Cika menangis bercerita hal-hal yang tidak penting seperti halnya sedang bercerita dengan seorang ibu yang siap mendengarkan segala keluh anaknya. Sedari tadi Dave tidak bisa diam dari posisi awalnaya kakinya sudah pegal namun enggan berkata untuk mengakhiri ziarah kubur yang dilakukanya itu. Cika tersadar akan tingkah Dave. Cika menatapnya seakan tau makna yang dilakukan oleh Dave.

"Lu cape ?" tanya Cika

"Iya"jawab Dave jujur.

"bentar yah"

Dave mengangguk

"Bu, Cika pulang dulu yah, kalo ada waktu Cika akan datang lagi kok."ucap Cika pada makam ibunya sebelum Cika berdiri dan meninggalkan makam itu.

Dave ikut berdiri dan menghela napas bersyukur kakinya masih bisa berdiri.

Cika berjalan mendahului Dave, masih ada sisa-sisa tangis dimatanya. Dari belakang, Dave memperhatikan Cika. Ingin sekali merangkulnya dalam kesedihan seperti kala ini Namun, Dave mengurungkan keinginan itu.

🌸🌸🌸

Diam Tak Bisu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang