Berusaha Harmonis

489 36 1
                                    


Dave sudah siap dengan seragamnya berjalan menuju kamar Riri. Dave menggenggam tangan Riri menuju meja makan. Mamah dan papahnya telah duduk manis di sana. Mereka berdua menatap Dave dan Riri dengan senyuman begitu tulus. Riri semakin mengeratkan genggamannya.

"Morning sayang, sini sarapan dulu" Sapa Mamah ramah.

Dave menuntun Riri ke meja makan walau wajahnya asih terheran-heran. Mereka sarapan dengan tenang. Dave masih memikirkan kejadian yang dilihatnya pagi ini.

"Riri nanti berangkat bareng Mamah ya" ucap Mamah lembut setelah selesai sarapan.

"Ngga mau" balas Riri takut.

Seketika wajah Mamah terlihat sangat bersalah. Sebegitu bencikah putrinya hingga menolak ajakannya? Hatinya begitu perih menerima kenyataan ini. Dave yang melihat ekspresi Mamahnya tersadar ada ketulusan di sana. Kali ini tatapan Mamahnya terlihat sangat bersalah dan merindukan masa lima tahun yang telah berlalu.

"Riri nurut ya sama Mamah" ucap dave seraya mengelus kepada Riri yang dijawab dengan anggukan.

Papah melirik jam di lengannya. "Papah berangkat kerja dulu ya" senyum Papah mengembang menyapa Mamah dan kedua anaknya dengan ramah.

Dave terkejut melihat Mamahnya yang dengan mudah meraih tangan papahnya dan mengecupnya. Papahnya mengulurkan tangannya di depan Dave, dengan ragu Dave meraihnya begitu juga Riri.

"Dave berangkat" ucapnya singkat.

Mamahnya mengangguk dan memberi senyuman termanis padanya.

Part ini sedikit banget yah?

Diam Tak Bisu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang