Ibu

1K 52 0
                                    


Keesokan harinya, di pagi yang cerah Cika sudah meluncur dari Jakarta menuju Bandung bersama Ayahnya. Kemarin hingga tadi malam, tak ada kabar dari Dave. Cika pun enggan menghubungi terlebih dahulu. Cika menyembunyikan kesedihannya terhadap Ayah.

Bandung telah dilalui mobil Cika dan Ayah. Kenangan satu persatu menyerbu pikiran Cika. Cika memandang kota kelahirannya yang penuh cerita melalui kaca mobil yang terbuka. Bandung semakin ramai. Terkadang Ayahpun menengok ke kanan dan kiri jalan merasakan perubahan yang muncul di kota ini.

Ayah memakirkan mobilnya di depan TPU kota Bandung. Cika menuruni mobil dengan membawa kembang untuk ditaburkan di atas makam Ibunya. Ayah berjalan berdampingan dengan Cika melewati makam-makam hingga langkah mereka berhenti di satu makam yang sangat berarti.

Tubuh Cika langsung ambruk melihat makam itu, air mata masih saja dikeluarkannya setiap kali melihat makam Ibunya. Rasa rindu yang sangat mendalam, serta kasih sayang yang tak lagi dirasakan membuat Cika rapuh di atas makam itu.

Ayah pun ikut berjongkok dan membersihkan makam istri tercintanya. Ayah pun merindu. Namun, tak diungkapkan melalui tangisan.

"Ibu... Cika sudah bisa berbicara dengan bebas lagi, ibu pasti senangkan?" ucap Cika di sela-sela tangisnya.

Ayah mengelus punggung Cika, berusaha memberi kesabaran pada Cika.

Cika selalu mengelus batu nisan Ibunya dengan lembut.

"Andai, Ibu juga bisa hidup di dunia ini lagi. Cika pasti lebih senang Bu..." ucap Cika lagi.

"Sudah..." ucap Ayah lembut.

"Ibu, Cika sayang Ibu. Tapi Tuhan lebih menyayangi Ibu, sehingga Tuhan lebih dahulu memanggil Ibu." Lanjut Cika.

Beberapa menit telah berlalu, hari yang cerah berubah menjadi mendung. Ayah melirik jam di tangannya dan melihat langit yang mulai gelap.

"Cika, mau hujan. Ayo pulang." Ucap Ayah mengajak Cika pulang.

Cika menatap Ayahnya sejenak kemudian kembali menatap makam Ibunya.

"Bu, Cika pulang dulu. Ibu yang tenang di sana. Cika kan selalu mendoakan Ibu." Ucap Cika sebelum menaburkan kembang di atas makam Ibu.

Setelah selesai Cika pun bangkit dan memeluk Ayahnya. Ayah membalas pelukan anak satu-satunya itu dan mengusap air matanya.

🌸🌸🌸

Diam Tak Bisu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang