"Hallo padawaaaa" sapa seorang wanita yang bedaknya setebel kulit jeruk bali.
Rian, Brian, Rico dan Ciko hanya menatap tak suka tanpa menjawab.
"Lah kok Cuma empat, pacar gue mana?" ucap cewek sok cantik itu yang kini bersama gengnya. Penampilannya tak jauh berbeda. Bedak tebel, pipi semu merah kayak tomat busuk, bibir semerah cabe.
"Kok ngga ada yang jawab sih? Monik kan jadi sebel" ucapnya dengan nada yang sangat menjijikan.
"Pacar Monik mana?" Tanya monik lagi. Kali ini sambil menarik lengan Rian.
Rian menghempaskannya dengan kasar dan menatap tajam. Nyali Monik menciut, namun masih dapat menampilkan wajah sok imutnya yang sangat berbanding terbalik dengan dandanannya.
"Emang pacar lo siapa?" Tanya Ciko memecahkan suasana.
"Dave lah siapa lagi, masa lo? Ih ogah" jawab Monik dengan percaya diri.
"Gue juga ogah kali sama lo" ucap Cika seraya mengekpresikan wajah orang mual.
"Gue mau kok sama Ciko" ucap Diah, teman Monik yang memang tergila-gila dengan Ciko. Menurut diah, Ciko itu lucu, gemes, jadi suka deh.
Ciko tersadar, ketiga anggota pandawa telah meninggalkan kantin. Dengan teganya meninggalkannya yang masih adu mulut dengan Monik and the geng. Ciko segera berlari mengejar teman-temannya.
"Ngaku pacarnya, jalan aja ngga pernah" Ucap seorang wanita tak jauh berbeda dengan Monik. Rambut lurusnya diombre biru muda. Dengan santainya berdiri tak jauh dari Monik and the geng.
Monik menatap degan tatapan memanas setelah mengetahui siapa orang yang berani mengatainya.
"Kenapa? Gak suka? Fakta kan?" ucapnya lagi
"He lu kalo iri bilang!" jawab Monik tak terima
"Gue sih udah ngrasain ciuman sama Dave, ngga sudi iri sama lu" ucap Wulan. Siapa lagi yang berani bilang begitu kalau bukan Wulan.
"Eh, lu aja kali yang nyosor. Dasar bebek" ejek Monik
Telinga Wulan memanas.
"Wah sekarang mainnya udah sama yang dulu" ucap Rina yang melihat Wulan berdiri dengan Risma. Teman saat Wulan belum bermain dengan Cika.
"Iya nih, dasar pengkhianat" ucap Diah
Wulan tersenyum licik, "Punya otak tuh digunain, efeknya kan untung"
"Bener tuh, ngga kayak kalian. Norak!" imbuh Risma.
"Lu tuh kalo ngomong!" Monik maju dua langkah dan segera menarik rambut Wulan. Terjadilah adu jambak seperti tata cara berantem anak cewek biasanya. Kali-kali kek berantemnya tuh adu jotos, tendang, bila perlu mainnya senjata. Kan jadi seru.
"KALIAN BERLIMA IKUT SAYA KERUANG BP, SEKARANG!" seru pak Sismono yang entah datang dari mana.
Jangan lupakan hati yang sedang teriris di dalam kantin itu. Cika mendengar semua perbincangan itu. Dua cewek yang saling merebutkan seseorang yang kini keberadaannya pun entah dimana.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Tak Bisu (END)
Teen FictionDijamin BEDA FOLLOW SEBELUM BACA YA KAKAK🙏 "Pura-pura bisu itu susah, pura-pura ngga ada rasa itu jauh dari kata mudah" "Namaku Cika Karmelia, saat ini aku tak bisa bercanda gurau, bernyanyi merdu seperti kalian, namun ingatlah aku TIDAK BISU" ~Cik...