Tidak Tahu Terima Kasih

1K 56 0
                                    


Cika segera masuk dalam gerombolan warga itu dan memastikan bahwa Cika benar-benar mengenal wanita itu.

"Ayo kita bawa ke rumah sakit! Ini teman saya." Teriak Cika pada warga yang melihat wanita itu. Beberapa warga membantu Cika membawa wanita itu ke rumah sakit.

"Pak, ini bagaimana kronologi kejadiannya?" tanya Cika pada seorang Bapak yang ikut mengantar ke rumah sakit.

"Begini, tadi wanita ini sepertinya buru-buru dan menyebrang jalan tanpa hati-hati. Ada motor melaju kencang dan menyerempet wanita ini." Jelas Bapak itu yang kemudian izin pulang.

Cika bingung harus menghubungi siapa. Cika mencari ponsel wanita itu tapi tidak di temukannya. Alhasil Cika menelepon Yuni untuk menghubungi keluarga wanita itu.

"halo yun!!!"ucap cika setelah teleponnya di angkat oleh yuni

"Kenapa Cik?" tanya Yuni masih dengan makanan di mulutnya.

"Wulan masuk ke rumah sakit." jelas cika

"Terus???" ucap Yuni santai setelah minum air putih.

"Lu punya kontak keluarganaya wulan?" tanya Cika

"Gue? Buat apa emang?" tanya Yuni.

"Yun! Wulan di rumah sakit dan gue yang bawa Wulan ke sisni ." jelas Cika mulai kesal dengan Yuni yang loadingnya lama.

"Kok bisa??" ucap Yuni setelah mengerti apa yang dimaksud oleh Cika.

"Cepetan cariin kontak keluarganya Wulan!" ucap Cika tak menghiraukan pertanyaan Yuni.

"Hmmt sepertinya.... gue punya kontak tantenya deh" ucap Yuni setelah berpikir sejenak.

"Cepet kirim!" suruh Cika.

"Iya...iya." ucap Yuni sebelum mengirim kontak tantenya wulan.

Wanita yang kini berada di ruang UGD itu bernama Wulan. Wulan yang berebut Dave dengan Monika. Wulan yang pernah melukai Cika, kini terbaring lemah dengan beberapa luka di tubuhnya.

Cika telah menghubungi tante Wulan dan menunggu keluarga Wulan datang sehingga Cika dapat pulang tanpa meninggalkan tanggung jawab.

"Keluarga pasien???" tanya suster keluar dari ruangan.

"Saya temannya." ucap Cika berdiri di depan suster.

"Pasien hanya luka-luka ringan, tapi belum sadar karena efek bius yang kami berikan. Silahkan jika ingin menjenguknya." ucap suster.

"Iya sus terimakasih" ucap Cika yang kemudian masuk ke ruangan.

Wulan masih menutup matanya. Cika pun hanya melihat Wulan dengan rasa iba. Tiba-tiba terdengar seseorang membuka pintu. Seketika itu pula Cika menoleh ke arah pintu itu. Betapa terkejutnya saat mata Cika melihat seseorang yang pernah dilihatnya.

"Cika..!!!" ucap lelaki yang membuka pintu.

Cika tak menjawab sapaan itu. Dia masih tercengang atas kedatangan laki-laki itu.

Laki-laki itupun ikut heran dengan keberadaan Cika. Laki-laki itu melambaikan tangannya di depan wajah Cika membuat Cika tersadar dari kecenganganya.

"L...Lu" ucap Cika gagap.

"Lu Cika kan?" tanya lelaki itu mendahului pertanyaan Cika.

"Iya gue Cika. Lu Rifki kan?" Tebak Cika setelah mengingat-ingat seseorang yang kini berdiri di depannya.

"Benar sekali." Ucap Rifki sambil tersenyum.

"Kenapa lu kesini?" tanya Cika.

"Harusnya gue yang nanya, kenapa lu di sini?" Rifki balik nanya.

"Gu...Gue ada di mana?" Terdengar suara Wulan.

Cika dan Rifki segera mengarahkan pandangannya ke arah Wulan.

"Lu udah sadar?" tanya Rifki pada Wulan.

Cika heran melihatnya. Sepertinya Wulan dan Rifki sudah mengenal lama.

"Udah, kenapa gue ada di sini?" tanya Wulan.

"Tadi gue nemuin lu di tengah-tengah keramaian di jalan." Jelas Cika.

Wulan segera memandang Cika, merasa tak percaya bahwa Cika membawanya ke rumah sakit.

"Lu Cika kan?" ucap Wulan.

"Iya." ucap Cika.

"Pergi kamu!"suruh Wulan seketika itu pula.

Diam Tak Bisu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang