Aku tuh kalo ada cerita baru, jadi kepengen apdet cerita baru mulu wkwkwk mohon maklum ya😆😆
Jangan lupa follow igku yang baru: chocodelette luvvvv😘😘
💻💻💻💻💻
Cecil cemberut saat melihat isi rekeningnya. Ini bukan akhir bulan untuknya, justru ini awal bagi pemasukannya. Yap, sekarang tanggal 25, hari gajiannya.
Ini udah tahun ke-empatnya bekerja sebagai sekretaris Chief Executive Officer PT. Rumanika Agung. Gajinya cukup besar - tapi menurutnya ngga cukup untuk membayar waktu bekerjanya, yakni 24/7. Dia bukan sekedar sekretaris, dia lebih kaya asisten pribadi alias pembantu bosnya. Untung aja bosnya cakep dan masih muda, lumayan lah kerja jadi ngga mumet-mumet banget.
Tapi bosnya itu nyebelin. Bisa nih sabtu, jam enam pagi, nelpon suruh dateng ke rumahnya buat bawain sesuatu yang dia butuh, terus juga sering nyuruh yang ngga ada hubungannya sama kerjaan. Misalkan si bos mau liburan keluar negeri, minta cariin tiket. Mending sekalian ngajak liburan, ini mah engga.
Kan bête.
Gimana bisa nyari pacar coba, kalo malem minggu aja dia tetep disuruh kerja. Si bos mah enak, pas Cecil kerja dia malah pacaran.
Cecil mau protes ke bosnya, tapi nyebelinnya si bos lagi pergi makan siang sama koleganya.
Kok sekretaris ngga ikut?
Ngga tau juga, ini tumben banget si bos ngga minta dia ikut. Padahal untuk makan siang kali ini, Cecil kepengen banget ikut. Selain makan siangnya di restoran yang super duper mewah yang lumayan banget kalo di post di instagram - buat pamer, udah gitu koleganya juga ganteng dan lajang.
Iya, kebiasaan Cecil itu nyari tau siapa yang bakal dia temuin, mulai dari kesukaan, keahlian, pendidikan dan pastinya tampang - karena si bos katanya suka lupa sama orang, jadinya dia yang musti mengafal semua itu.
"Cil, Pak Kafka nanti balik ke kantor lagi ngga?"
Cecil mengalihkan pandangan dari monitor komputer kerjanya. Ada si Beauty membawa map biru.
By the way, namanya emang beauty. Bukan Cecil muji.
By the way lagi, kalian ngga salah baca kok. Kafka itu emang bosnya. Si Chief Executive Officer yang dikira HRD pas pertama kali ketemu. Lagian itu bos juga iya-iya aja pas dikira HRD.
"Iya, balik kok, kenapa gitu?"
Beauty melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Cecil - yang sekaligus ruangan pak bos. Ruangan mereka digabung, katanya supaya kalo mau nyuruh-nyuruh lebih gampang.
Menyebelkan kan? Cecil ngga punya privasi sama sekali, ditambah dia ngga bisa nyolong waktu buat tidur.
"Ini musti di acc sama Bapak hari ini, bisa ngga ya?" Beauty menyerahkan map biru.
Cecil menerimanya. "Ini apa?"
"Itu daftar harga barang-barang yang bapak minta buat karyawan - meja, kursi, lemari sama printilan-printilannya."
Cecil mengangguk. Jadi ada karyawan yang protes, kursinya udah ngga nyaman - terus si bos loyalnya keterlaluan, bukan cuma kursi yang diganti tapi sekalian meja dan lemarinya juga.
"Musti hari ini banget? Soalnya aku ngga tau Pak Kafka balik jam berapa."
"Musti."
Hm, dasar menyebelkan! Bilang kek, ngga apa-apa besok juga.
"Senin harga naik, Cil."
Cecil tersenyum. "Kan sekarang masih jumat, kalo di acc sabtu atau minggu masih bisa dong?"
Beauty melotot. "Engga, aku kan bukan kamu yang sabtu minggu masuk kerja juga."
Cecil mendesah. Iya juga, kan karyawan lain kerja cuma senin sampe jumat, dia doang yang kerja selama tujuh hari dalam seminggu.
"Ya udah, nanti aku usahain di acc bapak hari ini ya."
Beauty tersenyum senang. "Musti acc sebelom jam pulang ya, kalo dia lama ngeceknya, kamu buka kancing aja depan pak bos."
Cecil melempar kertas yang sudah ia remas. "Enak aja."
Beauty masih dengan tawanya, membuat matanya yang segaris menjadi hilang.
"Kamu mau buka baju jugan ngga masalah, anak-anak ngga ada yang ngeliat - kan ruangan ini selalu tertutup."
Mata Cecil udah membulat maksimal. "Gila kamu ya!"
Beauty dengan tawanya yang menganggu meninggalkan ruangan itu, membuat Cecil kesal. Pikirannya kemana-mana. Jangan karyawan lain disini mikir dia sama bosnya ngelakuin hal yang iya-iya lagi.
Kan Cecil jadi ngebayangin beneran.
📝📝📝
Jam tiga sore si bos balik ke kantor. Sebelum ke mejanya dia nyamperin Cecil dulu dan meletakkan satu kantong plastik transparan yang isinya makanan.
"Saya udah makan siang, Pak."
Kafka melihat Cecil sebentar. "Buat makan malem."
"Saya ngga makan malem Pak, diet."
Kafka melangkah maju. Tangannya mengambil plastik makanan yang satu menit lalu ia letakkan di meja Cecil. "Mau apa engga?"
"Mau."
Kafka memberi senyum miring lalu meletakkan lagi plastik makanan itu. Ia lalu meninggalkan meja Cecil.
Cecil memberikan senyum lebarnya pada punggung si bos. Walaupun bosnya itu menyebalkan dan tukang suruh, tapi ke-loyal-annya bikin betah kerja. Ia langsung mengikuti langkah bosnya dengan membawa map biru dari Beauty dan selembar kertas hasil print-nya tadi.
Cecil meletakkan keduanya di meja bosnya - diletakkan bersebalahan.
"Ini apa?"
Cecil membungkukan badannya demi membuka map biru. "Ini daftar harga buat peralatan kantor, acc sekarang ya pak, senin harga naik."
Kafka mengambil pulpen birunya. "Kamu udah cek kan? Harganya masuk akal?"
Cecil mengangguk. "Udah pak."
Kafka langsung menandatangani.
Cecil merasa bangga. Bosnya emang terlalu mempercayai kinerjanya. Bahkan kalo Cecil bikin surat pengalihan seluruh harta bosnya ke tangan dia mungkin bosnya akan langsung menandatangani itu. Tapi Cecil ngga selicik itu, walaupun pengen.
"Ini apa?" Kafka menunjuk satu kertas hasil print-an Cecil.
Cecil cengengesan. "Mutasi rekening saya per-hari ini Pak."
Kafka mengangkat kertas itu. Membacanya dengan seksama lalu dengan alis yang naik, ia menoleh ke Cecil.
"Kamu mau pamer baru gajian? Kamu mau nraktir saya makan malem besok?"
Cecil menggeleng. Ogah banget makan malem sama bosnya. Bukannya apa, dia musti ngeluarin duit berapa banyak buat nraktir bosnya. Pasti bosnya ini milih restoran fine dining, bisa abis gajinya sekali makan.
"Saya mau minta naik gaji, Pak."
Kafka melihat Cecil tanpa mengatakan apa-apa.
Cecil bingung musti berbuat apa. Ngga apa-apa deh ngga naik gaji juga, asal jangan diliatin gitu. Kan jadi bikin takut. Tapi dari hati paling dalam sih kepengen banget naik gaji.
Apa gue beneran buka kancing aja ya supaya gaji gue naik 100%?
"Kami mau naik berapa?"
💻💻💻💻💻
Kafka itu aslinya menyebalkan gaisss
Dear Kafka...
Dear Cecil...
Next?
22/06/2019
Ta💙
KAMU SEDANG MEMBACA
PFS [2] : Mr. Boss & Ms. Secretary (On Hold)
RomanceAwalnya Kafka suka kinerja sekretarisnya yang teliti, rajin, punya inisiatif yang tinggi dan cekatan. Tapi, lima tahun kerja bareng, dia sadar kalau dia udah terlalu nyaman bahkan membutuhkan kehadiran sekretarisnya. Bukan cuma di kantor, tapi di hi...