Buat para netizen budiman yang nanya siapa itu Patrice dan mikir kalo itu pacarnya Kafka, pemikiran kalian ngga salah kok. Perempuan itu emang pacar Kafka, tadinya. Mereka udah putus tahun lalu - tapi emang ngga ada yang tau.
Kafka bukan tipe orang yang mengumbar gimana kehidupan percintaanya ke orang lain. Jadi, waktu dia putus sama Patrice dia ngga ngomong ke siapa pun, termasuk ke Cecil. Kalo ditanya baru dia jawab, udah putus. Tapi selama ngga ditanya, dia ngga merasa perlu buat bilang.
Dan semalem waktu Cecil ngancem mau bilangin ke Patrice, Kafka dengan santainya ngejawab, "bilangin aja, ngga takut." Terus Cecil ngga nanya kenapa ngga takutnya, kan dia jadi ngga ngomong kalo dia sama Patrice putus.
Jadi biarin aja Cecil dengan pikirannya. Toh kenyataannya Kafka emang udah jomlo dari tahun lalu dan bebas kalo dia mau genit sama siapapun - termasuk ke sekretarisnya sendiri.
Oh iya, Kafka paling sebel kalo ngeliat Cecil pake kemeja putih sama rok item di atas lutut. Bukannya apa, dia jadi ngga konsen kerja. Dia sendiri bingung ada apa sama otaknya yang ngga bisa fokus tiap ngeliat sekretarisnya pake baju se-simpel itu.
Menurut Kafka, makin simple baju yang dipake sama Cecil makin seksi keliatannya.
Ditambah, kalo pake kemeja putih itu bikin Kafka berharap kemeja itu ketumpahan air supaya isi di dalamnya jadi tembus pandang.
"Shit!"
"Bapak kenapa?"
Kafka menoleh ke perempuan di sampingnya. Iya, Cecil barusan jalan ke arah dia buat naro kopi - dan selama sekretarisnya itu jalan tadi pikirannya menjelajah kemana-mana.
"Ngga apa-apa."
Kafka berusaha meredamkan detak jantungnya yang ngga karuan. Dia tau kehadiran Cecil di dekatnya membuat kesehatan jantungnya bermasalah, tapi kalo sekretarisnya itu jauh nanti hatinya yang ngga enak.
Serba salah. Maju kena mundur kena.
"Kamu ngapain?!"
Kafka kaget waktu sekretarisnya tiba-tiba membalik kursinya supaya bisa ngadep ke arah sekretarisnya. Dan menempelkan tangan super lembut ke jidatnya.
Kafka menarik kursinya mundur, namun udah dibilang kan kalo Cecil itu super cekatan? Sekretarisnya itu membungkukkan badan demi menarik kursinya mendekat. Dan sialnya, roda kursi itu berhenti tepat waktu wajahnya dan wajah sekretarisnya berjarak lima senti.
Kenapa musti berenti sih!
Kafka dan Cecil menahan nafasnya bersamaan, mata mereka saling memandang wajah orang di depannnya tanpa ada yang mengucapkan satu kata pun untuk memecahkan ketegangan diantara keduanya.
Gue maju dikit, kena nih bibirnya.
Sampai akhirnya, Kafka berdeham sekali untuk menyadarkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PFS [2] : Mr. Boss & Ms. Secretary (On Hold)
RomanceAwalnya Kafka suka kinerja sekretarisnya yang teliti, rajin, punya inisiatif yang tinggi dan cekatan. Tapi, lima tahun kerja bareng, dia sadar kalau dia udah terlalu nyaman bahkan membutuhkan kehadiran sekretarisnya. Bukan cuma di kantor, tapi di hi...