✅Greet me on my instagram: chocodelette😊
✅Sebelum baca, jangan lupa follow chocodelette ya!
✅ Budayakan vote sebelum baca, dan comments juga pas lagi baca ya, it makes me happy😘
Part ini kudedikasiin buat DebbyNatalia sebagai wujud terima kasihku karena namanya selalu nongol di kolom komen😘
Buat yang lain yang mau didedikasiin part-part berikutnya, komen yang banyak ya, kalo bisa di tiap line hheehhhe❤❤❤💻💻💻💻💻
Hari ini Cecil ikut Kafka ke Singapore untuk jenguk ponakan bosnya yang lahir itu dua minggu yang lalu. Katanya hari ini semua keluarga besar dari Mamanya lagi dateng semua, jadi bosnya musti dateng.
"Wah, akhirnya Ka Kafka bawa perempuan nih buat dikenalin," ucap seorang perempuan yang kira-kira umurnya 20-an tengah waktu lagi bukain pintu penthouse untuk Kafka dan Cecil.
Cecil tersenyum. Ya mau ngga mau pasti bakal banyak yang ngomong gini kan. Orang dia datengnya pas lagi kumpul keluarga. Eh, apa jangan-jangan Kafka emang sengaja ngajak dia pas lagi kumpul keluarga. Wah, kepinteran nih otak bosnya.
"Fay," panggil Kafka ke perempuan tadi. "Kenalin-kenalin, calon kakak ipar kamu nih."
Perempuan yang namanya Fay itu senyum ke Cecil dan mengulurkan tangannya duluan. "Aku Fay, kalo kakak?"
"Cecil."
Fay menganggukan kepala dan memamerkan deretan giginya yang putih. "Welcome to our family, Ka Cecil!"
Cecil yakin, si Fay ini rutin veneer, ya kalo uang banyak mah rutin ke salon juga ngga ada yang bisa larang. Ngga kaya dia, veneer cuma sekali seumur hidup itu pun karena mau ngelamar kerja mana bukan pake duitnya lagi – dan untung keterima.
Kafka menggandeng tangan Cecil. "Ayo, aku kenalin ke yang lain."
Cecil menggeleng, matanya melotot ke arah Kafka. "Kamu sengaja ya bawa aku hari ini?"
Dahi Kafka berkerut. "Iya lah sengaja, kan tadi aku udah bilang keluarga Mamaku mau dateng."
Cecil memberengut, bibirnya manyun. "Aku merasa dijebak."
Ngga mendapat tanggapan apapun dari hasil dumelan Cecil, Kafka tetap menarik tangannya dan membawanya ke ruang tamu. Disitu ada banyak banget om-om dan tante-tante bosnya, ada kakak bosnya, ada banyak sepupu bosnya juga, dan ada juga anak-anak kecil yang lagi main.
Cecil ngga kenal banyak orang disini. Dia cuma tau Bunda sama Ayahnya Kafka, kakaknya yang ngelahirin juga baru ketemu hari ini dan ternyata mukanya mirip banget sama bosnya. Sama satu lagi yang dikenal, Pak Tristan – omnya Kafka, yang punya stasiun TV swasta, yang nayangin satu-satunya talkshow yang bosnya mau datengin.
Dasar emang otak pebisnis, cuma mau tampil di TV Keluarganya supaya uangnya ngalir disitu-situ aja.
"Kafka is here!" Teriak seorang laki-laki yang Cecil ngga tau siapa. "With his future wife, of course!"
Cecil langsung meremas tangan Kafka yang masih dengan tenang menggandengnya. "Kamu musti bilang aku sekretaris kamu, bukan calon istri kamu!"
Kafka menyalim semua orang yang lebih tua darinya, diikuti Cecil juga pastinya yang ikut-ikut salim ke semua orang yang lebih tua disini.
"Om, Tante, kenalin ini Cecil, sekretaris Kafka," Kafka tersenyum.
Cecil mendengar itu langsung bisa bernafas lega. Dia ngga mau melanjutkan kesalahpahaman yang terjadi di keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PFS [2] : Mr. Boss & Ms. Secretary (On Hold)
RomanceAwalnya Kafka suka kinerja sekretarisnya yang teliti, rajin, punya inisiatif yang tinggi dan cekatan. Tapi, lima tahun kerja bareng, dia sadar kalau dia udah terlalu nyaman bahkan membutuhkan kehadiran sekretarisnya. Bukan cuma di kantor, tapi di hi...