Farel semakin bingung. Apakah melepaskan Kinan begitu saja adalah hal yang tepat? Apalagi Farel sudah tahu kalau ternyata Kinan adik dari Brian. Dan, Farel sendiri sebenarnya sudah tahu apa motif Brian dengan menyembunyikan hubungan Kinan dengan Brian. Pasti Kakak kelasnya itu tidak mau Kinan terlibat masalah. Jadi, dirinya otomatis harus tutup mulut juga.
Lalu, apakah tindakan Farel ini benar? Bagaimana kalau Kinan kenapa-napa? Walaupun Farel masih kesal karena Brian menyembunyikan ini darinya, tapi Farel juga tidak mau kalau orang yang di sayangi Brian kenapa-napa. Apa yang Brian katakan jika Adiknya itu terdapat luka? Apalagi dengan Farel yang sudah tahu identitas Kinan. Dan jika Farel mengabaikannya, Farel akan menjadi manusia paling jahat sedunia.
Lantas, bagaimana cara Farel melindungi Kinan yang sudah menganggap dirinya musuh abadi? Terlebih dengan sikap Kinan yang jutek itu. Farel sendiri mengatakan hal tadi semata-mata karena tidak ingin menambah masalah. Sahabat lamanya itu ternyata masih belum memaafkan dirinya sampai sekarang. Dan entah kenapa Farel yakin kalau Kinan tidak akan mau dengan Rehan walaupun Farel melepaskannya. Farel yakin Tuhan itu adil. Rasanya, lebih baik mengerjakan soal matematika seratus, daripada dilibatkan dengan permasalahan seperti ini.Namun dibalik itu semua, harusnya Farel juga bersyukur bisa dekat dengan Kinan.
PLAK
Pukulan di kepala Farel membuat Farel bangkit dari acara tidur-tidurannya, "Siapa sih? Ganggu aja!" kesal Farel.
"Kamu juga siapa sih? Enak-enak tiduran dan tidak mengikuti jam pelajaran," balas orang yang memukul kepala Farel dengan santai, tapi mampu membuat Farel terkejut.
"Eh, Bapak," balas Farel tanpa dosa.
"Bukannya melaksanakan hukumana dari Bapak, malah asik tidur-tiduran di sini!"
"Lho? Bapak ngasih hukuman ke saya ya?" tanya Farel kayak orang bego.
"LARI LAPANGAN 30 KALI! " teriak Pak Mamat keras. Namun, Farel masih tetap duduk sambil menutup kupingnya.
"SEKARANG!!" teriak Pak Mamat sambil menjewer kuping kanan Farel.
"Eh, iya-iya Pak," Farel langsung melesat ke lapangan.
Emang sial dirinya hari ini. Udah tadi pagi belum sarapan lagi. Dan belum sempat ke kantin. Eh, malah di suruh lari. Lagi-lagi, dirinya menjadi tontonan seluruh warga sekolah. Bukannya ini masih jam pelajaran? Tapi, kenapa banyak yang lihat ya?
Kurang sepuluh putaran lagi agar Farel lunas dengan hukuman ini. Namun, sepertinya tubuhnya belum kuat. Apalagi kemarin habis pingsan dua kali.
"FAREL! SINI, AKU KASIH MINUM," teriak suara nyaring di pinggir lapangan yang mampu membuat Farek mendengus kesal.
Sebelum Tiara makin merapat ke arah dirinya, Farel nekad berlari menuju kantin. Masa bodoh kurang sepuluh putaran. Yang penting Farel tidak mau pingsan lagi.
"Ih. Farel! Kok malah pergi sih," Tiara kesal lalu menyusul Farel ke kantin.
.................
"Hai cantik," Kinan menghela nafas kesal mendengar siapa yang datang dan sekarang tanpa izin sudah duduk di depannya.
Tanpa menjawab, Kinan langsung pergi dari situ dengan kesal. Sedangkan Rehan langsung mengejar Kinan sebelum Kinan semakin jauh.
"Apa-apan sih lo," teriak Rehan karena langkahnya dihentikan Farel.
"Gue Cuma mau benerin tali sepatu," balas Farel santai lalu jongkok.
Rehan menatap Farel kesal lalu menyusul Kinan. Tapi keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Kinan dengan tiba-tiba sudah tidak ada. Membuat Rehan bertambah kesal. Sedangkan Farel tersenyum tipis sambil melihat Rehan yang menahan kesal lalu mencari sahabatnya di salah satu warung di kantin itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/174017559-288-k8574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)
Jugendliteratur#1 in thewattys2020 (Mei 2020) #1 in benci (agt 2020) [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Kinan sangat benci Farel. Setiap hari Farel selalu membuat ulah yang membuat Kinan teriak-teriak sekaligus kesal. Ini semua gara-gara Ki...