Darma melangkah cepat menuju ruangan Farel keesokan harinya diikuti Rian di belakangnya. Setelah tadi malam tidak mendapat kabar dari Farel, akhirnya Rian menerima kabar Farel dari Yudha.
"Farel? Kamu nggak kenapa-napa kan nak?" Darma langsung berhambur ke ranjang Farel dengan tatapan khawatir.
Lagi dan lagi, hanya Tante Darma yang ada di sampingnya. Kemana Ayahnya? kemana orang tuanya? Benar kan dugaan Farel kalau Ayahnya nggak mungkin datang!
Jangan berharap lo Rel! jerit Farel dalam hati.
"Maaf ya. Ayah kamu la---"
"Nggak usah di bahas!" bantah Farel cepat membuat Bu Darma menghela nafas pasrah.
"Farel kenapa? Kok bisa kayak gini? Pasti berantem kan?" tanya Darma dengan nada candaan.
"Tenang aja Bun. Farel kan anak kuat. Kata Bunda, Farel kan harus kuat," balas Farel membalas candaan Darma.
Darma tersenyum senang. Ternyata Farel belum melupakan segala pesan-pesan yang selalu di berikannya. Darma sangat bersyukur Farel masih bisa bertahan hingga detik ini.
"An, Kinan udah tahu," Rian langsung menengok ke arah Yudha setelah mendengar ucapan Yudha.
"Tahu apa?" tanya Yudha masih mencoba berpikir.
"Hubungan Farel sama kita-kita," Rian terkejut. Apa nggak salah dengan rencana Tuhan? Dengan kondisi Farel seperti itu, Kinan bertambah benci? Bagus!
"Gue nggak bisa ngomong apa-apa sekarang! Gue bingung sumpah! Lihat Farel yang masih bisa bercanda sama Bunda, gue nggak nyangka Farel masih kuat! Kenapa takdir Farel seperti ini?" ujar Rian diliputi rasa bingung.
"Sama! Kita-kita kemarin aja langsung rapat gara-gara masalah ini! oh ya gue belum kasih tahu kan? Farel kepergok Kinan waktu nengok Brian yang udah sadar!"
"Kak Brian udah sadar? Alhamdulillah!" Rian ikut senang mendengar kabar itu.
"Iya. Dan Brian udah tahu semuanya. Kecuali kondisi Farel sama Kinan!"
"Tunggu-tunggu, kondisi Kinan? Emang kenapa Kinan?" tanya Rian semakin bingung.
"Dia masuk rumah sakit juga. Oh ya, lo jangan kasih tahu siapa-siapa. Hanya gue, Rizki, lo dan Allah yang tahu. Kinan kena leukimia. Bayangin coba? Betapa stresnya gue waktu denger kondisi Kinan kayak gitu. Apalagi penyakit yang Kinan alami ternyata sudah dari Kinan kelas sembilan SMP!" jelas Yudha.
"Gila, gila! Takdir emang ajaib banget," Rian geleng-geleng kepala mendengar semua kenyataan ini.
"Bener! Nggak nyangka gue sampai kayak gini!" balas Yudha lalu menghela nafas yang entah sudah ke berapa kalinya.
"Oh ya Kak. Anterin ke Kak Brian yuk. Gue mau lihat keadaannya. Udah lama juga gue nggak jenguk," ujar Rian.
"Oke," balas Yudha.
Rian lalu pamit kepada Bundanya sambil menatap Farel tajam. Dan dibalas Farel dengan pelototan mata. Kemudian, Rian diantar Yudha menuju ruang Brian.
"Nih An! Gue bawa seseorang! Katanya mau ketemu sama lo!" ujar Yudha lalu terkekeh.
"Rian? Makin pendiem aja," balas Brian disusul tawa dari Yudha.
"Oh ya An? Bu Tirta mana?" tanya Yudha.
"Tadi katanya mau beli makanan. Adik gue gimana? Sehat kan di rumah?"
"Sehat kok. Biarin dulu aja. Pokoknya lo harus sembuh dulu. Bu Tirta akan jagain lo. jadi tenang aja. Dan adik lo udah di jagain sama Rizki," jelas Yudha.
![](https://img.wattpad.com/cover/174017559-288-k8574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil#1 in thewattys2020 (Mei 2020) #1 in benci (agt 2020) [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Kinan sangat benci Farel. Setiap hari Farel selalu membuat ulah yang membuat Kinan teriak-teriak sekaligus kesal. Ini semua gara-gara Ki...