Tarikan Paksa

13.5K 323 6
                                    

Vina menatap heran kursi di sebelahnya yang masih kosong padahal pelajaran fisika sudah berakhir. Dan masih ada satu jam pembelajaran sebelum istirahat. Gini nih, kalau sahabatnya itu suruh keluar. Ujung-ujungnya Kinan tidak akan kembali. Vina yakin, Kinan lagi nongkrong di rooftop. Vina berniat akan menyusul tapi guru mapel selanjutnya udah keburu masuk. Ya sudah Vina duduk lagi.

"Mana si Kinan. Nggak balik-balik? " tanya Gilang yang duduk di belakang Vina.

"Tahu tuh anak. Cari kesempatan dalam keisengannya Farel, "

"Lo kesepian nih ceritanya? Mau gue temenin? " goda Gilang.

Vina memalingkan wajahnya kesal. Vina tahu kalau Gilang lagi naksir berat sama dirinya terbukti sejak awal masuk kelas sebelas. Gilang selalu caper sama dirinya entah hal apa aja. Namun, sialnya Vina tidak suka dengan Gilang. Pernah, Vina mencoba membuka hati untuk Gilang tapi tetap saja tidak bisa.

"Nggak usah lang, " tolak Vina secara halus.

"Gue yakin nanti lo bakal ngebuka hati lo, " gumam Gilang setelah mendengar jawaban Vina.

"Apaan Lang? " Vina kayak mendengar Gilang berbicara kepadanya.

"Ha? Nggak papa? Emang apaan sih? " bantah Gilang cepat.

"Oh. Kirain tadi lo ngajak ngomong gue, " Vina mengangguk lalu fokus ke depan.

"Hampir aja, " desis Gilang pelan.

Kinan masih duduk santai di rooftop padahal Kinan tahu kalau mapel fisika sudah selesai lima belas menit yang lalu. Nanggung istirahat, pikir Kinan. Makanya Kinan memanfaatkan waktu dengan baik. Untung sahabatnya itu nggak cerewet nyepam Kinan. Biasanya Vina sudah nyepam sampai seratus lebih jika Kinan belum balik ke kelas.

Sedangkan Farel memutuskan kembali ke rooftop karena kedua sahabatnya sedang pembelajaran olahraga. Arjun dan Farhan kebetulan sekelas sehingga kalau lagi bolos dan dua parasite itu ada olahraga, udah deh, Farel sendiri. Memang tuh duo koplak kalau olahraga semangatnya empat lima. Melebihi semangat pahlawan deh. Namun, kalau pelajaran lain, bolosnya yang semangat.

Farel melihat Kinan yang ternyata masih di sana Farel tahu kalau mapel fisika sudah selesai. Namun, Farel bingung kenapa Kinan belum balik ke kelas? Karena penasaran Farel mendekati Kinan lalu tanpa permisi duduk di sebalah Kinan. Membuat Kinan kaget.

"Ngapain lo disini? " tanya Kinan ketus.

"Duduklah. Dan ngapain lo masih disini? " Farel balik bertanya.

"Ye. Suka-suka gue lah gue mau dimana. Emang lo siapa ngatur-ngatur gue, " balas Kinan sewot.

"Sekarang kayaknya ada PR Matematika, dan harus-"

"Oh iya. Sekarang ada PR matematika. Dan harus di kumpulin sebelum iatirahat! " Kinan memotong perkataan Farel karena teringat ada PR matematika.

"Makanya balik jangan nongkrong nggak jelas, "

"Iye. Iye. Terus lo nggak mau ngumpulin? "

"Oh iya gue lupa. Lo kan anak dari pemilik sekolah jadi bebas lah mau ngapain, " lanjut Kinan berlagak mengejek lalu berlalu. Farel menghela nafas kasar. Lagi-lagi cewek itu mengungkit tentang statusnya yang nggak mau Farel miliki.

Sedangkan Vina kini lagi bingung di kelas. Kinan mendapat giliran maju dan si empunya entah kemana. Bu Rini, guru matematika menyuruh Vina mencari buku Kinan di dalam tasnya dan nihil. Buku Kinan tidak ada di dalam tas.

"Tuh anak emang bikin gue bingung aja, " gerutu Vina kesal.

"Udah. Cari lagi aja, " Gilang kembali membantu Vina mencari buku Kinan. Vina hanya pasrah karena Vina sekarang juga lagi bingung.

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang