Rasa Suka

6.4K 164 3
                                    

"Kok udah siap aja Bu?" Kinan menatap heran Bu Tirta saat makan karena Bu Tirta sudah berpakaian rapi.

"Iya Kinan. Ibu hari ini mau cari keluarga Ibu. Doa in ya supaya cepet ketemu," Balas Bu Tirta senang.

"Iya Bu. Kinan juga berdoa kalau keluarga Ibu baik-baik saja. Dan Ibu lekas ketemu,"

"Amin. Makasih ya Nak Kinan. Makasih karena mau nerima Ibu di rumah kamu,"

"Santai aja kalik Bu. Yaudah, Kinan berangkat dulu ya. Assalammualaikum," Kinan berpamitan lalu keluar rumah setelah menyalami Bu Tirta.

Lagi-lagi Kinan teringat dengan Bunda. Sudah lama juga Kinan tidak bersalaman dengan seorang Ibu sebelum berangkat sekolah. Perlakuan Bu Tirta barusan membuat Kinan kembali senang. Kinan pun memacu motor kesayangannya dengan senang. Namun, lagi-lagi rasa senangnya menguap setelah Kinan memarkirkan motornya di tempat parkir lalu berjalan menuju kelas dan melihat sesuatu di lapangan.

Seluruh siswa yang sudah datang mengerumuni sesuatu di tengah lapangan. Kinan yang penasaran langsung berlari ke tengah lapangan.

"Ada apa sih?" tanya Kinan ke salah satu murid.

"Kayaknya Kak Farel sama Kak Rehan berantem," balas murid itu lalu pergi meninggalkan Kinan.

Farel sama Rehan? Batin Kinan lalu langsung melangkah menerobos kerumunan.

Kinan terkejut melihat wajah Farel. Darah keluar dari pelipis kanannya. Dimana kemarin pada pelipis itu ada luka hasil berantem sampai pingsan.

"WOY! STOP! STOP! BUBAR LO SEMUA!" teriak Arjun keras lalu berusaha memisah keduanya.

Arjun menarik Farel menjauh dari Rehan. Sedangkan Farhan menarik Rehan agar menjauh dari Farel.

"ANJING! LEPASIN!" baik Farel maupun Rehan kesal karena tarikan keduanya.

Arjun dan Farhan terus berusaha menyeret mereka keluar lapangan dengan kedua tangan mereka berdua terkunci. Akhirnya mereka berdua pasrah diseret keluar lapangan. Tanpa di duga, sebuah tatapan tajam tapi teduh hinggap di mata Kinan. Kinan membeku mendapat tatapan itu dari Farel. bukan sekedar tatapan. Namun, seperti ada makna tersirat dari tatapan itu. Tak mau lama-lama memikirkan itu. Kinan berbalik dan kembali berjalan menuju kelasnya.

"FAREL! KAMU ITU MAU JADI APA KALAU KERJAANNYA BERANTEM TERUS!" Pak Mamat salah satu guru BK selain Bu Indah teriak-teriak sambil mendorong-dorong kepala Farel keras. Tepatnya di pelipis kanannya yang sakit.

Kinan yang tidak sengaja lewat dan menyaksikan itu meringis melihat Farel yang sepertinya kesakitan itu.

"KENAPA? SAKIT? MAKANYA JANGAN BERANTEM TERUS. BAPAK LAMA-LAMA BINGUNG DENGAN KELAKUAN KAMU!" lagi-lagi Pak Mamat berteriak karena kesal dengan kelakuan salah satu muridnya ini yang super bandel.

Farel hanya menunduk sambil mengigit bibir bawahnya menahan sakit di pelipisnya. Memang pelipisnya saat ini sakitnya luar biasa. Apalagi setelah di dorong-dorong Pak Mamat.

"KAMU JUGA! BARU MURID BARU UDAH KEPANCING EMOSI FAREL!" kali ini Pak Mamat menunjuk Rehan yang juga menunduk.

"PAK! DIA DULU YANG MANCING EMOSI! BUKAN SAYA!" bantah Farel mendengar perkataan Pak Mamat.

"DIAM KAMU!" tegur Pak Mamat membuat Farel langsung menundukkan kepalanya kembali.

Lagi-lagi dirinya di salahkan. Padahal jelas-jelas Rehan duluan yang tadi menuduh Farel seenaknya membuat emosi Farel terpancing.

Kinan yang tidak mau melihat persebatan itu lama-lama. Langsung kembali berjalan cepat menuju kelasnya.

"Lihat kejadian barusan?" Kinan langsung disambut pertanyaan dari Vina setelah dirinya sampai di kelas. Kinan hanya mengangguk lalu menaruh tasnya.\

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang