Prolog

35.6K 580 12
                                    

Seluruh mata yang sedang berada di kantin mengarah pada satu titik. Di bagian pojok kantin. Ada dua orang yang sedang melancarkan aksinya.

"Apa? " tanya Farel dingin sambil mencekal kerah baju seorang cowok di depannya.

"Jawab! " Arjun, sahabat Farel berteriak menyuruh cowok di depan Farel menjawab.

"G..ue.. "

"Yang jelas, " tandas Farel karena tidak mau terus menerus meladeni cowok cupu di depannya itu.

"Gue nggak ta.. "

"Nggak tahu? Cih.. Jawaban yang pasaran, " potong Arjun cepat.

"Yang jelas, " Farel kembali bertanya sambil menatap tajam cowok di depannya.

Walaupun cowok, tapi cowok itu tetap ketakutan dengan tatapan Farel. Cowok itu hanya bisa menunduk karena mulutnya susah untuk menjawab. Farel semakin kesal karena cowok itu tidak menjawab. Membuat Farel emosi dengan menaikkan tangan kanannya. Dan tak lama lagi suara bogeman akan terdengar. Tapi...

"Stop! " seorang cewek tiba-tiba berada di depan Farel sambil mencegah tangan Farel.

Kinan tidak suka melihat pembullyan. Bahkan sangat marah jika melihat orang yang sedang membully. Seperti sekarang, Kinan yang baru masuk ke kantin untuk pertama kalinya -hari pertama masuk bagi kelas sepuluh- langsung di suguhi pemandangan yang merusak matanya. Tanpa bisa di cegah, Kinan langsung berlari ke arah keributan. Padahal Vina sudah mencoba melarangnya.

"Anjing! Apaan sih lo! " Farel memandang Kinan dengan wajah dingin dan kesal.

"Udah. Lo pergi aja. Biar nih cowok gue yang urus, " Kinan berbisik ke arah cowok cupu tadi yang langsung di jawab dengan anggukan.

"Nggak usah sok berani deh lo! " teriak Arjun.

"Ye.. Gue emang berani kalik, " Kinan menjawab dengan sombongnya membuat Farel melangkah menuju Kinan dengan tatapan kesal sekaligus marah.

"Kenapa? Mulut lo lagi sariawan ya nggak berani jawab?, " ledek Kinan santai.

Seluruh penghuni kantin termasuk Vina menggelengkapan kepala tak percaya dengan aksi Kinan. Padahal, perbuatan Kinan bisa membahayakan dirinya sendiri.

Bruk..

"Jaga ya mulut lo! " Farel mendorong tubuh Kinan hingga terbentur tembok membuat Kinan terkejut sambil membulatkan matanya. Kinan ingin meloloskan diri tapi ada dua cowok yang menghalanginya.

"Kenapa? Takut? " ujar Arjun remeh.

"Ekhem.. Ngapain gue takut, " balas Kinan sambil mencoba menguasai diri.

Farel kesal sekaligus tak percaya dengan cewek di depannya ini. Baru kali ini Farel bertemu dengan cewek yang berani melawannya seperti ini.

"Ok. Lo tanggung aja akibatnya kalau lo berani sama kita, " Farel menyudahi pertikaian itu lalu pergi sambil menarik Arjun yang makin emosi. Farel malas jika harus meladeni cewek seperti itu. 

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang