Ancaman Bagas

7.8K 158 0
                                    

"Cepetan siniin!" perintah Farel secara paksa kepada cowok di depannya.

"I..ya Kak, ini," balas cowok itu pelan lalu menyerahkan sesuatu kepada Farel yang langsung di rebut oleh Farel.

"Dari tadi dong," gertak Arjun.

"Ekhem!"

Farel dan Arjun langsung kaget dan menengok ke arah suara deheman itu. Orang yang mengusik aksi labrak Farel dan Arjun menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum miring.

"Ngagetin aja sih lo! Kirain guru!" kesal Arjun.

"Owh ya sorry dong. Gue Cuma mau ngingetin sama lo berdua kalau----"

"Iya, iya nggak usah ceramah," potong Farel cepat sambil menatap Kinan tajam.

"Cuma orang bodoh yang sudah tahu kesalahannya tapi masih tetap dilakukan," balas Kinan sengit.

"Udah deh Kin. Lo tuh nggak usah ikut campur masalah kita terus. Lo belum cukup gangguan selama ini?" ujar Arjun.

"Gue nggak ikut campur! Tapi emang gue nggak suka aja lihat kelakuan lo berdua," bantah Kinan.

"BACOT LO!" teriak Farel lalu pergi diikuti Arjun.

Kinan menggelengkan kepalanya sambil melihat kepergian Farel dan Arjun. Kenapa ya orang-orang seperti mereka sukanya cari ulah. Kayak nggak ada duit segala pakek acara labrak-melabrak.

"Hai," sapa Rehan saat Kinan akan berbalik pergi.

"Eh.. Hai," Kinan terkejut melihat Rehan tiba-tiba di depannya.

Rehan tersenyum manis kepada Kinan, sedangkan Kinan menatap Rehan datar sekaligus tidak suka.

"Ada apa? Kalau nggak ada urusan penting, gue duluan!" ujar Kinan datar lalu akan melangkah pergi.

"Eits.. tunggu dulu," Rehan menahan tangan kiri Kinan.

"Apaan sih?" Kinan melepas tanggannya yang di tahan Rehan.

"Ayo ke kantin," ajak Rehan dan tanpa diduga Rehan merangkul Kinan.

Kinan membulatkan matanya lalu segera melepas rangkulan Rehan, "Lo gila ya?" Kinan melotot ke arah Rehan.

"Ha? Gila? Ya enggak lah," bantah Rehan sambil terkekeh menatap Kinan.

Kinan menatap Rehan menahan emosinya. Apalagi sebelumnya Kinan sama sekali tidak berpikiran bertemu orang seperti ini. Yang tiba-tiba deketin dirinya dan gombalin nggak jelas. Membuat Kinan jadi eneg.

"Iya! Enggak salah maksudnya!" hardik Kinan kesal lalu berbalik pergi.

Rehan mengigit bibir bawahnya sambil melihat kepergian Kinan. Baru kali ini dirinya bertemu cewek seperti Kinan ini. Dan sialnya Kinan ada hubungan sama orang yang membuat Rehan seperti ini. Namun, tunggu dulu, sebuah pesan yang masuk ke ponsel Rehan membuat Rehan seketika langsung semangat. Ya, sebentar lagi Rehan akan merayakan kemenangannya.

"Aduh cayangku. Mukanya kok di tekuk gitu sih. Ada apa gerangan?" ujar Vina yang lebay nya selangit itu.

Kinan memutar bola matanya sambil menggelengkan kepalanya setelah mendapat reaksi dari sahabatnya itu. Baru juga duduk udah di sambut hal yang lebay banget.

"Anjir. Lebay banget sih lo," komentar Kinan.

"Biarin. Lagian lo tuh kenapa lagi sih? Muka lo kusut gitu?"

"Itu si Rehan. Gue bingung deh sama tuh orang. Kenapa tiba-tiba deketin gue,"

"Kayaknya emang Rehan suka sama lo deh,"

"Ih.. amit-amit,"

"Tapi, kalau emang beneran gimana?"

"Aduh jangan lah. Gue aja nggak suka sama orangnya,"

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang