"Dok! Nggak mungkin kaki kiri Farel retak! Tadi dia bisa jalan!" protes Arjun tak percaya setelah mendengar penjelasan dokter kalau kaki kiri Farel retak, mungkin akibat benturan keras.
"Nak! Mau tidak mau kamu harus terima. Kamu tenang aja. Kondisi pasien sudah stabil. Hanya kaki kirinya yang retak dan beberapa luka yang sudah diobatin. Alhamdulillah tidak ada luka yang serius. Dan untuk sementara waktu, pasien harus rawat inap untuk menstabilkan kondisi tubuhnya," jelas Dokter.
"Ya. Makasih dok!" Arjun mengangguk lalu keluar.
"Gimana Jun?" Farhan langsung bertanya begitu Arjun keluar.
"Agh! Bangsat!" bukannya menjawab, Arjun malah memukul tembok dengan kesal.
Tidak menyangka ternyata dari tadi Farel menahan sakit di kakinya hanya untuk bertemu Brian. Arjun bisa tahu rasanya seperti apa. Apalagi Farel menahannya sambil mengendarai motor hingga sampai ke rumah sakit.
"Jun! Ada apaan sih?" Farhan memegang bahu Arjun meminta penjelasan.
"Kaki kiri Farel Han! Retak! Gue nggak bisa bayangin dia nahan sakit dari perjalanan kesini sampai di ruang Kak Brian. Bahkan Farel masih menahan sakit saat ngejar Kinan," jelas Arjun sambil mengusap wajahnya kasar.
"Seriusan?! Anjing! Siapa sih yang nyelakain Farel lagi? Udah tadi di sekolah di keroyok lagi!" Farhan ikut mengomel.
"Permisi! Apakah adik teman pasien yang bernama Farel?" tiba-tiba salah seorang suster mendatangi Arjun dan Farhan.
"Iya sus. Ada apa?" balas Arjun cepat-cepat mengubah ekspresi wajahnya yang kesal.
"Pasien Farel sudah dipindahkan ke kamar Dahlia. Kalian sudah boleh melihatnya. Dan pasien masih belum sadar. Kalian tunggu saja karena tidak akan lama pasien pasti sadar," jelas suster itu.
"Iya sus. Makasih," balas Arjun.
Ponsel Arjun tiba-tiba berbunyi menghentikan langkah mereka yang akan ke kamar Farel. Ternyata dari Kak Yudha.
"Iya kak ada apa?" tanya Arjun.
"Lo lagi dimana? Katanya Farel sakit?" tanya Yudha disebertang.
"Iya Kak. Farel di kamar Dahlia. Kak Yudha kesini aja. Kita juga mau kesana. Nanti gue jelasin," balas Arjun lalu langsung menutup ponselnya.
"Anjing! Di rawat!" umpat Yudha tak percaya. Ada apa lagi sebenarnya?
"Gimana Yud?" tanya Brian.
"Farel di rawat. Di kamar Dahlia. Lo tenang aja An. Gue sama Rizki kesana dulu," ujar Yudha.
"iya, iya," Brian mengangguk lalu keduanya keluar. Bersamaan kebingungan yang masih melandanya.
"Eh Nak Yudha. Katanya Brian sudah sadar ya?" Bu Tirta yang baru datang tiba-tiba menghampiri Yudha dan Rizki.
"Iya Bu Tirta. nggak papa,"
Aduh. Gimana ini kalau Bu Tirta nanyain Kinan? Batin Rizki.
"Ehm.. Bu Tirta. Briannya sedang diperiksa. Lebih baik ibu ikut kita dulu aja. Njenguk temen saya Bu," usul Rizki yang mendapat tatapan bingung dari Yudha.
"Oh iya. Ayo nggak papa," balas Bu Tirta senang.
"Lo gila ya?" bisik Yudha.
"Lebih gila lagi kalau Bu Tirta sampai tahu masalahnya. Apalagi Kinan belum balik," jelas Rizki.
"Oh iya," Yudha mengangguk setuju.
"Kak Yudha!" panggil Arjun lalu menghampiri Yudha.
"Kak! Siapa?" tanya Farhan di belakang Arjun sambil menunjuk Bu Tirta.
![](https://img.wattpad.com/cover/174017559-288-k8574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil#1 in thewattys2020 (Mei 2020) #1 in benci (agt 2020) [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Kinan sangat benci Farel. Setiap hari Farel selalu membuat ulah yang membuat Kinan teriak-teriak sekaligus kesal. Ini semua gara-gara Ki...