Terbongkar

6.7K 173 6
                                    

Farel membuka matanya perlahan dan melihat aneh tempat di sekelilingnya. Setelah menyesuaikan dengan cahaya yang masuk, Farel tahu kalau dirinya berada di UKS. Farel ingat terakhir kali sebelum dirinya tak sadarkan diri, dirinya di pukul bertubi-tubi dan sebuah pukulan keras membuatnya gelap.

Siapa yang mukul gue? Batin Farel sambil memegang beberapa bagian tubuhnya yang sudah di perban.

"Terus siapa yang nolongin dan ngobatin gue?" gumam Farel lalu mencoba beranjak sambil menahan punggungnya yang masih sakit.

TRING

Sebuah pesan whatsapp masuk di ponsel Farel. Lalu Farel mengambil ponselnya di samping ranjang. Untung ponselnya tidak rusak. Farel membulatkan matanya ketika melihat pesan yang di kirim Rian ternyata berisi sebuah foto dirinya dan seseorang.

Farel : Seriusan?

Rian : Ngapain gue bohong? Wkwkwk.

Tanpa diduga, seulas senyum tersungging di bibir Farel. Rasa sakit tiba-tiba menghilang setelah melihat foto tersebut. Foto dirinya yang sedang diobati.

"Akhirnya lo sadar juga," ujar Arjun saat memasuki UKS.

"Tumben lo sampai kayak gini," sambung Farhan.

"Bagas main keroyokan dan tiba-tiba gue di pukul keras dari belakang," balas Farel.

"Bagas?" Arjun dan Farhan saling berpandangan.

Kenapa bisa Bagas? Bukannya Rehan dalang semua ini? Itulah yang ada di pikiran Arjun dan Farhan saat ini.

"Iya. Ternyata gue di jebak Bagas. Lo berdua nggak usah kaget gitu,"

"Eh.. nggak kok," bantah Arjun lalu menatap Farhan seperti mengisyaratkan agar jangan ngomong dulu ke Farel.

"Lo udah baikan kan?" tanya Farhan mengalihkan perhatian.

"Iyalah. Bebeb Kinan tercintah yang ngobatin langsung sembuh," goda Arjun.

"Bacot lo!" bantah Farel.

"Nggak usah ngeles gitu kalau emang suka," sambung Farhan.

"Mending lo berdua nggak usah kesini," kesal Farel.

Walaupun Farel kesal, sebenarnya hati Farel tidak karuan ketika digoda. Farel ini cowok maco tapi hatinya empuk seperti kasur deh.

"Gue mau ke Kak Brian," ujar Farel tiba-tiba setelah melihat jam dinding yang ada di UKS itu.

"Belum pulang Rel," cegah Arjun.

"Melek makanya mata lo," balas Farel acuh lalu mencoba turun.

"Wih. Nggak kerasa udah mau pulang," Arjun sempat terkejut karena jam sudah menunjukkan pukul dua siang kurang sedikit.

"Kita ikut ya Rel," ujar Farhan.

"Serah," balas Farel acuh lalu berjalan keluar UKS. Untung tubuhnya sudah agak tidak sakit. Walau punggungnya masih nyut-nyutan.

"Tuh anak udah nggak sakit?" tanya Arjun khawatir.

"Santai aja. Nggak tahu Farel gimana?," balas Farhan santai lalu keluar mengikuti Farel.

Benar-benar yang namanya Farhan. Selalu aja di buat santai. Arjun Cuma khawatir dengan keadaan Farel. Baru aja pulih udah nylonong pergi.

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang