Kinan dan Yudha tengah menunggu pesanan. Yudha sibuk bermain ponsel, sedangkan Kinan dari tadi malah sibuk melamun. Entah kenapa pikirannya malah melayang pada sesuatu yang dirinya lihat waktu dirinya akan di pindahkan ke ruang lain.
"Kenapa Kin? Ngalamun gitu? Perasaan tadi seneng banget gue ajak kesini?" tanya Yudha bingung.
"Ehm... kak, tawuran satu tahun lalu itu kejadian persisnya gimana sih?" Kinan malah balik bertanya dengan pertanyaan yang melenceng jauh dari pertanyaan Yudha.
"Emang kenapa?" Yudha bertambah bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Kinan.
"Apa bener Kak? Kak Brian koma gara-gara nolongin Farel? Itu beneran Kak?" tanya Kinan bertubi-tubi.
"Kinan! Udah jangan di bahas. Gue takut lo emosi lagi,"
Kinan menggigit bibir bawahnya bingung. Kinan heran dengan otaknya. Kenapa otaknya terus menerus terngiang-ngiang air mata Farel? Dan itu membuat dirinya merasa bersalah karena dirinya mungkin sudah keterlaluan sekali dengan Farel kemarin.
"Sebenarnya Kinan bingung aja sih Kak," ucap Kinan pelan lalu menceritakan apa yang dirinya lihat kemarin kepada Yudha.
Makasih Ya Allah Batin Yudha senang. Ternyata dibalik cobaan yang membuat kepalanya ingin pecah, ada kejutan Allah yang tak terduga. Sepertinya ini akan mengurangi bebannya.
"Makanya Kin! Jangan benci dong sama Farel! Lagian kejadian itu kan juga tidak salah Farel. Kebetulan aja Farel ada di situ," ucap Yudha dengan embel-embel bujukan.
"Ah tahu ah! Kelakuan Farel aja udah bikin gue kesel banget! Kenapa juga tuh cowok temennya kalian juga sih? Dan kenapa coba gue baru sekarang? Kak Yudha kok nggak ngasih tahu?"
"Gue takut aja lo tambah benci sama Farel kalau tahu Farel temen kita-kita. Soalnya gue juga udah tahu kalau lo waktu itu nguping kan? Dan gue juga tahu kalau kalian berdua kayak kucing sama tikus," jelas Yudha yang sebenarnya.
"Kayaknya emang pantes di benci deh Kak tuh cowok," balas Kinan kesal.
"Ati-ati lo! ngomong kayak gitu ternyata lo suka sama Farel!" goda Yudha.
"Ih!!! Nggak mungkin! Dan nggak akan terjadi!" bantah Kinan mentah-mentah.
"Halah! Tadi aja kepikiran Farel terus!" Yudha masih juga menggoda Kinan, membuat Kinan kesal sendiri.
Mudah-mudahan lo segera peka Kin Batin Yudha sambil tersenyum menatap Kinan yang wajahnya kini sedang di tekuk.
.................
Rian memandang Farel sambil menghembuskan nafasnya antara kasihan dan kesal. Kasihan melihat Farel seperti ini, dan kesal karena tahu dalang dari semua ini adalah Rehan setelah Arjun tadi memberitahunya! Ternyata Rehan sangat pintar menjatuhkan Farel dengan bekerja sama dengan Bagas. Dan tidak menyangka saja jika Rehan akan setega ini. Hanya karena cinta, membuat Bagas dendam sekali dengan Farel.
"Woy! Bengong mulu lo?" Rian menghampiri Farel yang tengah duduk di balkon salah satu kamar di rumahnya.
"Gue kelihatan lemah ya?" balas Farel sambil menatap kondisinya saat ini.
"Yaelah. Lemah itu manusiawi kalik Rel!" Rian menepuk punggung Farel memberi aura semangat.
"Huh.. gue capek An!" Rian langsung terdiam mendengar ucapan Farel. Baru kali ini dirinya melihat kejatuhan Farel secara telak.
"Gue selama ini udah mencoba sabar! Gue masih mau ngalah sama Rehan! Kenapa balasannya ini? kenapa Rehan tega ke gue? Apa dia nggak puas dendam sama gue?" keluh kesah Farel kini terlontar begitu saja dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction#1 in thewattys2020 (Mei 2020) #1 in benci (agt 2020) [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Kinan sangat benci Farel. Setiap hari Farel selalu membuat ulah yang membuat Kinan teriak-teriak sekaligus kesal. Ini semua gara-gara Ki...