"Woy Kak Brian! Alhamdulillah udah sadar!" teriak Farhan saat memasukin ruang Brian.
"Anjing! Jangan teriak-teriak! Rumah sakit woy!" Arjun menjitak kepala Farhan kesal.
Brian tersenyum melihat kedatangan Arjun dan Farhan. Namun, di matanya, seperti ada yang kurang. Iya anak itu! kemana dia?
"Loh Farel mana?" tanya Brian.
"Nyusul Kak. Tadi udah ngabarin kita," jelas Arjun dan mendapat anggukan dari Brian.
Ceklek!
"Kak Brian!" seseorang tiba-tiba masuk dengan terburu-buru dan langsung melangkah menuju Brian.
"Alhamdulillah Kak Brian udah sadar!" orang itu langsung menunduk di samping Kak Brian sambil mengatur nafas dan suaranya.
"Farel! Lo ngagetin aja!" Arjun menarik Farel agar berdiri.
"Farel! Lo kenapa?" tanya Brian heran ketika melihat wajah Farel penuh luka.
"Nggak papa! Makasih Kak Udah sadar," Farel malah menjawab dengan senyuman.
"Rel! lo habis berantem lagi? Sama siapa? Udah di bilangin pulang ke rumah!" tanya Arjun agak kesal.
"iya Rel! lo berantem sama siapa sih?" sambung Farhan.
"gue ngga pa--"
Ceklek
"Kinan?!" ucap Farel, Arjun, dan Farhan secara bersamaan.
"Lo bertiga? Ngapain lo semua disini?!" tanya Kinan langsung dengan wajah bingung.
"Kinan! mereka bertiga kan temen kamu! Dan temen kakak juga! Wajar kalau kamu belum tahu. Karena kakak belum pernah mengajak mereka bertiga ke rumah!" jelas Brian tenang.
Sedangkan Arjun, Farhan, apalagi Farel. Hatinya sangat tidak tenang. Terlebih Farel yang harus menahan emosi sekaligus rasa sakit pada tubuhnya.
"Temen Kakak? Berarti Farel ini yang udah bikin kakak koma?" tanya Kinan mulai kesal.
"Adik! Nggak boleh ngomong gitu!" bantah Brian bingung.
"Adik masih ingat kak. Waktu kakak masuk rumah sakit untuk pertama kalinya! Adik nggak sengaja dengar Kak Yudha bilang ke Kak Rizki kalau Kak Brian koma gara-gara nolongin orang yang namanya Farel! Berarti Farel ini kan Kak?"
Semua langsung terkejut mendengar penjelasan Kinan. Terlebih Farel. Farel seperti sudah runtuh seruntuh runtuhnya.
"Jawab dong! Iya kan kak?" tanya Kinan lagi sambil maju ke arah Brian.
"Kinan---" Farel ingin angkat suara tapi langsung Kinan potong.
"Jadi bener lo kan?! Gara-gara lo ya! Gue harus nunggu Kak brian satu tahun! Kenapa harus lo sih! Rival gue! Kalau tahu lo penyebabnya udah gue bunuh lo dari dulu!" ujar Kinan yang sudah kesal sekesal kesalnya dengan kenyataan yang sebenarnya.
"Kin gue--"
"Dasar cowok bangsat! Cowok apa sih lo! nggak berani ngomong sama gue dari awal!" Kinan lagi-lagi memotong ucapan Farel lalu berbalik pergi keluar dari ruangan kakaknya.
"Kinan! gue bisa jelasin!" teriak Farel lalu mengejar Kinan dengan sisa tenaganya.
"Kinan!" teriak Farel lagi.
Kinan tetap berjalan dengan air mata yang mulai mengalir. Mengabaikan teriakan Farel yang mengejarnya. Kenapa harus Farel? Kenapa harus orang yang dibencinya? Walapun begitu, kalau Kinan tahu dari awal, mungkin Kinan tidak akan bertambah benci seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente#1 in thewattys2020 (Mei 2020) #1 in benci (agt 2020) [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Kinan sangat benci Farel. Setiap hari Farel selalu membuat ulah yang membuat Kinan teriak-teriak sekaligus kesal. Ini semua gara-gara Ki...