BRAKK
Pintu kelas Kinan terbuka dengan kasar. Beruntung masih pagi, jadi bebas dari omelan anak kelas. Orang yang membuka pintu itu dengan kasar buru-buru menghampiri Kinan.
"Lo gila ya? Kalau pintunya copot lo yang nanggung?" omel Kinan kesal dengan kelakuan Vina yang asal itu.
"Ini juga gara-gara lo tahu! Kalau lo tadi jam dua belas malam nggak ngadu ke gue. Gue ogah kalik berangkat pagi!" balas Vina juga kesal.
"Oh iya. Yaudah jangan disini keluar aja. Perpus!" Kinan langsung menarik Vina keluar kelas.
"Gue duluan!" ujar Vina sebelum Kinan menjelaskan setelah mereka sampai di perpustakaan. Bahkan belum sempat mereka duduk, Vina sudah asal tanya aja.
"Iya. Apaan?" balas Kinan kesal sendiri.
"Lo tadi malam nggak ngigau kan? Lo nggak ngarang cerita kan? Lo nggak lagi halu kan? Lo---"
"Vin! Kalau gue nggak ngigau dan ngarang cerita. Jam dua belas malem gue udah tidur kalik," balas Kinan tambah kesal. Lagian Vina bikin kesal Kinan segala. Minta bantuan eh malah solusinya ceramah nggak jelas.
"Habis, gue sekarang bener-bener. Bingung!" Vina menekankan kata 'bingung' sambil memegang kepalanya. Kenapa juga dua cowok itu menyatakan perasaan kepada Kinan dalam waktu bersamaan? Kenapa juga Rehan langsung tancap gas? Bagaimana dirinya membantu Farel untuk pdkt sama Kinan? Pasti sekarang Kinan sangat menghindari Farel.
"Gue juga bingung kalik Vin! Agh! Lo sih dulu pernah bilang kalau Rehan suka sama gue! Jadi beneran kan? Di tambah musuh gue tuh! Mabuk aja masih bercanda! Tapi Arjun bilangnya nggak bercanda. Ah.... gue bingung!" Kinan ngomel nggak jelas. Sesekali menghentakkan kakinya ke lantai.
"Kita pikir nanti aja Kin. Lagian bel masuk mau bunyi," Vina melihat arloji di tangan kirinya lalu menarik Kinan keluar perpus. Vina benar-benar harus berembug dengan Arjun dkk.
Ketika sampai di kelas, kelas sudah ramai. Kedua mata Vina langsung menangkap tatapan Rian yang memberi pesan tersirat agar dirinya keluar. Vina mengangguk singkat lalu mengantarkan Kinan terlebih dahulu.
"Eh.. Kin. Gue ke toilet sebentar ya. Tiba-tiba kebelet nih," Kinan hanya mengangguk singkat. Secepatnya Vina keluar kelas. Di ikuti Rian yang menjaga jarak dari Vina.
"Gagal gue pdkt-in tuh dua orang! Mana Rehan juga tancap gas duluan lagi!" Vina langsung mengomel begitu mereka berkumpul. Kini rooftop sudah di penuhi Arjun, Farhan, Rian, dan Vina.
"Maksud Rehan tancap gas apaan?" tanya Arjun bingung begitu juga dengan Farhan dan Rian.
"Oh iya. Gue lupa ngasih tahu ke kalian. Jadi, sebelum Farel bilang suka sama Kinan, Rehan udah bilang suka duluan ke Kinan. Bahkan kata Kinan Rehan meluk dia! Gila kan tuh cowok! Nggak punya perasaan!" jelas Vina sambil kesal.
"Bangsat! Bangsat! Bangsat! Tuh anak emang bener-bener ya! Keterlaluan!" Arjun berteriak kesal sambil menendang beberapa kursi yang sudah rusak.
"Apa jangan-jangan Farel mabuk gara-gara dia lihat Rehan pelukan sama Kinan. Soalnya tadi malam dia kan kabur dari rumah. Bikin Bunda gue sesek sesaat lagi!" tebak Rian.
"Agh! Apapun penjelasannya! Intinya REHAN BANGSAT! Bisa-bisanya dia ngelakuin itu. Coba kalau dia tahu sikap Farel buat dia!" Arjun masih saja kesal.
"Oh ya? Farel mana? Nggak masuk?" tanya Vina mencoba berbasa basi.
"Efek minum berbotol-botol. Ya jadi nggak masuk deh," balas Rian singkat.
"Eh! Itu belnya bunyi! Berarti tanda. MASUK! Come on kawans mari kita belajar!" Farhan tiba-tiba buka suara. Dan lagi-lagi buka suara dengan hal yang tidak mutu.
![](https://img.wattpad.com/cover/174017559-288-k8574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil#1 in thewattys2020 (Mei 2020) #1 in benci (agt 2020) [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Kinan sangat benci Farel. Setiap hari Farel selalu membuat ulah yang membuat Kinan teriak-teriak sekaligus kesal. Ini semua gara-gara Ki...