Memberi Pertolongan

6.8K 186 0
                                    

Farel berjalan menuju perpustakaan untuk sekedar menenangkan diri karena pagi-pagi seperti ini, perpustakaan sama sekali belum ramai.Namun langkahnya terhenti karena melihat seseorang tengah turun dari mobil dan berjalan menuju gedung sekolahnya. Cepat-cepat Farel berjalan menuju perpustakaan. Dirinya tidak ingin melihat apalagi menemui orang yang notabenya sebagai ayahnya itu. Siapa lagi kalau buka Pak Wira.

Setelah sampai di perpusatakaan, Farel langsung mencari tempat duduk di bagian pojok belakang yang bersebelahan dengan jendela yang mengarah ke taman yang ada di belakang perpustakan. Farel meluruskan kakinya sambil bersandar di dinding samping kursi dengan mata tertutup. Seandainya hidupnya seperti detik ini. Mungkin Farel akan selalu mengangkat bibirnya ke atas. Sekarang, Farel hanya bisa kuat, bertahan, dan percaya menghadapi semua ini.

"Gue harus selesai in satu-satu," gumam Farel sambil menekuk siku kaki kanannya.

"Emang harusnya gitu," ujar sebuah suara di samping Farel yang membuat Farel sangat terkejut.

"Anjir lo ngagetin,"

"Gitu dong. Gue kan enak bantunya,"

"Makasih,"

"Sama-sama,"

"Mana Farhan?" tanya Farel.

"Nggak tahu tuh. Tadi pas gue ajak kesini tiba-tiba ngilang gitu aja,"

"Gue masuk kelas dulu," ujar Farel lalu berdiri.

"Tumben lo jam pertama langsung masuk," Arjun mengerutkan kening heran.

"Ini langkah awal yang harus gue selesaiin,"

"Wo..wo..wo.. jangan bilang lo mau berantem sama Rehan," Arjun langsung mencegah Farel.

"Nggak. Gue nggak segegabah itu," balas Farel lalu berbalik dan berjalan keluar perpustakaan.

"Terus siapa dong? Kinan?" gumam Arjun. "Ah.. gue ikutin aja. Daripada penasaran," Arjun lalu berjalan menuju kelas Farel bersamaan bel berbunyi keras.

Farel memasuki kelas lalu duduk di bangkunya dengan santai. Bersamaan dengan guru mata pelajaran pertama memasuki kelas. Gutu itu langsung heran melihat Farel di kelas pada jam pertama.

"Kalau Kinan kok Farel nggak ganggu ya?" gumam Arjun sambil menengok diam-diam kelas Farel.

"Woy! Ngapain lo disini," Farhan menepuk bahu Arjun.

"Anjir! Bisa diem nggak lo,"

"Apaan?"

"Sini," Arjun lalu mendorong Farhan menjauh dari situ agar tidak ketahuan.

"Ngapain lo ngintip-ngintip kayak tadi. Lo punya gebetan di kelas Farel?"

"Bacot lo! Ya enggak lah! Gue tuh mau nyelidikin Farel,"

"Emang kenapa?" tanya Farhan.

Arjun lalu menceritakan pemikirannya tadi kepada Farjan. Dan Farhan hanya ber oh-oh ria.

"Yaudah ayo lihat lagi," ujar Farhan antusias.

"ARJUN! FARHAN!" teriak Bu Indah, guru BK yang galak dan kalau ngomel nggak ada habisnya.

"Mampus," gumam mereka sambil saling tatap lalu berlari menjauh Bu Indah.

"Kalian berdua berhenti!" teriak Bu Indah sambil mengejar Arjun dan Farhan.

"Gile. Ngejar tuh guru. Ntar kesandung gue nggak nanggung," omel Farhan lalu berbelok ke arah rofftop diikuti Arjun.

"Kemana dua anak itu? " Bu Indah geleng-geleng kepala sambil ngos-ngosan.

Antara Benci dan Cinta (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang