Extra Chapter IV

3.6K 395 23
                                    

" Wangji ?" Ujar Lan Xichen heran ini untuk kesekian kalinya ia memanggil sang adik namun adiknya masih saja terdiam, seolah hanya tubuhnya saja yang berdiri dihadapan Xichen saat ini sedangkan jiwanya berkelana entah kemana.

" Wangji !" Ujar Xichen menepuk pundak adiknya pelan Wangji langsung menatap

kakaknya bingung, Xichen hanya mampu tersenyum melihat adiknya yang linglung ini, ini untuk pertama kalinya Wangji menunjukkan ekspresi seperti ini semenjak kematian kedua orang tua mereka.

" Wangji apa kau memikirkan Tuan Muda Wei ?" Wangji hanya mampu terdiam mendengar pertanyaan sang kakak, semenjak mereka meninggalkan Lianhua Wu tadi pagi pikirannya dipenuhi oleh pemuda itu, senyum diwajah manis itu seolah terputar berulang-ulang dalam otahnya.

" Tidak Xiong Zhang"

" Hee.. tidak usah malu Wangji, aku rasa kalian bisa bertemu lagi suatu saat nanti jadi bersabarlah ya" Ujar Xichen sebelum ia melangkah menaiki satu persatu tangga yang akan menuju ke gerbang Yun Shen Buzhi Chu.

Wangji hanya mengikuti sang kakak melawati satu persatu anak tangga hingga mereka melihat puntu gerbang Yun Shen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wangji hanya mengikuti sang kakak melawati satu persatu anak tangga hingga mereka melihat puntu gerbang Yun Shen. Bangunan megah Yun Shen Buzhi Chu menyapu pandangan Wangji.

" Zewu-Jun, Hanguang-Jun" Ujar beberapa murid membungkuk hormat menyapa mereka ketika mereka memasuki Yun Shen Buzhi Chu.

" Salam Zewu-Jun, Hanguang-Jun.. Tuan Lan sudah menunggu kalian"

" Baik.. Terima Kasih Shi-Xiong" Ujar Xichen sebelum ia dan Wangji pergi menemui sang pemimpin Clan Lan paman mereka Lan Qiren.

" Salam Paman" ujar Xichen dan Wangji memberi hormat pada sang paman

" Hm.. duduk lah"

Wangji hanya terdiam duduk termenung mendengarkan setiap pembicaan kakak dan pamanya tanpa bersuara sedikitpun. Entah kenapa antensinya bukan pada pebicaraan yang tengah paman dan kakaknya ini, namun pada wajah pemuda manis Yunmeng Jiang yang masih saja terngiang dalam benaknya, Wangji sendiri bingung mengapa ia bisa seperti ini, pikirannya seolah diambil alih oleh pemuda bernama Wei Wuxian itu.

" Wangji.. ada apa ?.. apa ada yang mengganggu pikiran mu ?"

" Tidak paman" ujar Wangji singkat sbelum ia meneguk teh yang ada dihadapannya.

" Jadi bagaimana menurut mu Wangji ?" Ujar sang paman yang membuat Wangji menatap pamannya bingung, Xichen hanya bisa tersenyum melihat Wangji yang diam.

" Sepertinya kau tidak mendengar perkataan paman barusan"

" Maaf paman" Ujar Wangji pelan yang membuat Qiren menghela napas

" tak lama lagi akanada murid dari sekte lain yang akan melewati pendidikan di Gusu, jadi paman meminta agar kau menemani dan membing-bing nya selama ia belajar di Gusu" ujar Qiren mengulangi perkataannya

only youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang