Part 9
Esok paginya, seperti biasanya, aku duduk di tempat persembunyianku, di kampus. Hari ini, aku meminta izin pada bos agar tidak bekerja 24 jam untuk saat ini. Entah apa yang kulakukan tapi.....
"haii anii!! Akhirnya kamu datang juga."
Si 'pen'..... ehem... okee,.. si Kroni, pria yang menjengkelkan itu menyapaku dan langsung mengambil tempat duduk disampingku sambil tersenyum lebar. Senyuman yang lebih terlihat seperti seyuman puas berhasil memaksaku untuk masuk kuliah. Aku pandang wajahnya dengan tatapan datar, membalas senyuman memuaskannya itu. Dia hanya menggoyangkan kedua alisnya membalas tatapanku. Kali ini aku tidak menanggapi gerakan alisnya. Aku menatap lurus ke depan, dan
Siiiiiiiiiiiiiiiiing...
Suasana pun hening. Aku sibuk dengan pemandangan yang ada di depanku, sedangkan dia sibuk dengan Iphonenya.
Tiktiktiktiktiktiktiktiktiktiktiktik
Hanya suara ketikan di handphone nya yang terdengar dikupingku.
"ck!"
Decakku padanya.
"kenapa?"
"nggak."
"ini seru loh game nya. Dari kecil sampai sekarang, aku nggak pernah bosan maininnya. Walaupun sudah menang berkali-kali."
"oh."
"kok oh doang sih? Coba deh.."
Dia mengulurkan handphonenya dan meletakannya dikedua telapak tanganku.
"eh nggak. Aku nggak main beginian."
Jawabku padanya dan mengembalikannya lagi ke tangannya.
"ayooolahh.. sekaliii ajaaa. Ntar pasti ketagihan deh..."
"nggak"
"pliiissss"
"engg....."
"ka.ka.ka.kak KRONIIIII!!!!"
Tiba-tiba terdengar suara teriakkan yang berhasil membuat gerakan tangan kami yang sedari tadi saling mengembalikan handphone berhenti. Kami terdiam kaku menatap seorang wanita yang adalah salah satu fans fanatik pria disampingku ini yang juga menatap kami seolah tak percaya, pangeran yang selama ini dicari-cari mereka ternyata bersembunyi di tempat yang tak layak bersama seorang wanita sepertiku. Wanita itu tiba-tiba berlari pergi meninggalkan kami. Seolah ada sinyal bahaya yang mengiang dikepala kami, kami melotot memandang satu sama lain.
"ahh.. tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa."
"APANYA YANG TIDAK?!"
Tanpa sengaja aku membentaknya. Aku segera meredam emosiku, menarik napas panjang.
"lupakan."
Ucapku kemudian meninggalkannya.
"Ani tunggu!"
Dia menggenggam tanganku dan mengambil posisi berdiri di depanku.
"Maaf. Aku tahu ini nggak mudah bagimu. Tapi aku kan juga nggak tahu kalau akan ketahuan seperti ini.."
"CK! Makanya sudah kubilang jauh hari sebelumnya, kamu jangan lagi kemari! Tapi tetep saja kamu kemari!"
"makanya aku minta maaf. Lagian.... kenapa juga harus sembunyi sih? Bergabunglah dengan yang lainnya. Menyenangkan kok.."
"menyenangkan bagimu, menyebalkan bagiku!"
Aku hempaskan tangannya dan kembali pergi meninggalkannya menuju kelas. Selama aku berjalan, semua mata tertuju padaku mengikuti tubuhku yang terus bergerak maju. Dapat ku bayangkan kini berita itu sudah tersebar sampai keseluruh kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEW
Fiksi Remajadisaat semua orang merasakan kasih sayang seorang ayah, aku telah kehilangannya. disaat semua orang bercanda ria bersama teman sebayanya, aku memilih untuk menutup diri. THAT'S NEW ME! aku yang dulu berbeda dari sekarang. aku seorang gadis muda yang...