Deg. Deg.
"Kamu nggak apa?"
Tanya kakak yang nampaknya khawatir akan keadaanku yang bisa saja dihabisi pencuri -siapapun itu- yang baru saja menyusup masuk ke rumah. Aku hanya menggeleng kepala sambil masih tercenggang. Kakak kemudian menempelkan kedua telapak tangannya di kedua pipiku dan memutar bola mata ke seluruh sudut di wajahku. Setelah yakin tak ada apa-apa pada wajahku, dia mulai angkat bicara.
"Beristirahatlah. Percaya, semua baik-baik saja."
Ucap kakak menatap ku pada manik mataku. Kenapa orang-orang selalu mengatakan semua baik-baik saja setiap kali aku mengalami suatu masalah?! Aku kemudian hanya menurut perkataan kakak dan pergi ke kamar. Masih dengan perasaan shok dan bingung ...
****************
Sejak kejadian itu, aku selalu berhati-hati. sampai-sampai pria yang ada di depanku saat ini sampai terheran.
"Kamu kenapa sih?!"
Ucapnya melontarkan pertanyaan yang sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Ah. Enggak.."
Ucapku juga melontarkan jawaban yang sama seperti hari-hari sebelumnya.
CK!
Kroni tampak berdecak. Aku kembali menyantap makanan yang ada di hadapanku.
"Apa ada yang membuntuti mu? Seperti .... Menguntitmu?"
Tanya nya kali ini membuat sekujur tubuhku kaku. Karna pertanyaan yang dilontarkannya tepat mengenai kenyataannya. Kenyataan kalau aku memang merasa seperti dibuntuti. Atau mungkin ini bukan hanya sekedar perasaan saja. Soalnya beberapa hari yang lalu aku sempat melihat siluet seseorang -entah wanita atau pria- yang cepat menghilang begitu aku menoleh melihatnya. Aku tidak hanya sekali memergokinya. Makanya bagaimana aku tidak berhati-hati?
"Ani?"
Panggil kroni menyadarkanku dari lamunanku. Aku refleks menengadahkan kepala menatapnya. Ku paksakan agar senyumku terbentuk di wajahku kemudian menggelengkan kepalaku. Dia hanya menatapku masam. Seperti tahu aku menyembunyikan sesuatu. Dia kemudian hanya mengerlingkan bola matanya memutar kemudian menatap ke arah lain dengan ekspresi cemberutnya. Aku berusaha untuk tidak menghiraukannya.
*********************
"Ibu.. Aku pulang."
Salamku begitu masuk ke dalam rumah. Dan sepertinya ibu pergi lagi entah kemana? Sudah beberapa kali seperti ini. Waktu itu saja ibu pulang larut sekali. Ibu kemana sih?
"Kron, kamu mau mampir dulu?"
"Ah? Eh.. Ani.. Aku baru ingat ada yang tertinggal di kafe tadi.. Temani aku yuk"
"Eh? Apa?"
Tanpa sempat memberi respon, dia sudah lebih dulu menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam mobil. Segera dia ikut masuk dan mengegas mobilnya pergi.
"Duh. Cepet cepet banget sih? Padahal aku belum sempat mengunci pintu!"
Cetusku kesal.
"Hari ini menginaplah dirumah."
"Ap.. Apa? Rumah ? Ru.. Rumah---"
"Rumahku."
Ucapnya lancar sambil terus menatap ke depan.
"Ke.. Kenapa? Aku tidur dirum--"
"Jangan membantah! Menurut saja! Disana tidak aman!"
"Ti.. Tidak aman? Memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEW
Teen Fictiondisaat semua orang merasakan kasih sayang seorang ayah, aku telah kehilangannya. disaat semua orang bercanda ria bersama teman sebayanya, aku memilih untuk menutup diri. THAT'S NEW ME! aku yang dulu berbeda dari sekarang. aku seorang gadis muda yang...